Teknologi Hijau (Ilustrasi) | Pexels/Singkham

Inovasi

Komitmen Menghadirkan Green Data Center

Sekitar 90 persen data saat ini dihasilkan dalam dua tahun terakhir. 

Implementasi transformasi digital, baik di masa sekarang maupun di masa depan, akan membutuhkan data yang sangat besar. Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Ismail, yang mewakili Menteri Kominfo Johnny G Plate memperkirakan, 90 persen data saat ini dihasilkan dalam dua tahun terakhir. 

Sementara, volume data juga diprediksi meningkat tiga kali lipat pada 2040. Untuk memberikan satu perspektif mengenai besaran data, dia memberi contoh, adalah melalui konsep smart city dan kendaraan otonom.  

Smart city dengan satu juta penduduk akan menghasilkan data sebanyak 200 megabyte per hari. Sementara kendaraan otonom dapat menghasilkan setidaknya empat terabyte per hari berdasarkan Seagate Evaluation pada 2019. 

photo
Data center (ilustrasi) - (Pexels/Brett Sayles)

“Penggunaan data secara strategis akan semakin meningkat. Kami membuka pemanfaatan infrastruktur data center yang kuat dan andal,” ujar Ismail dalam acara Green Data Center Meeting: Strategy in Integrating Digital Economy and Green Economy, di Jakarta, Senin (13/12). 

Ismail kemudian mengungkapkan, Asia Tenggara telah diproyeksikan menjadi kawasan dengan pertumbuhan //colocation data center// tercepat dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 30 persen antara 2019 hingga 2024. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 22 persen hingga 2024, kata Ismail, Indonesia siap menjadi pemimpin pasar data center di kawasan ini. 

Posisi ini juga diperkuat dengan potensi Indonesia yang sangat besar dalam penyediaan sumber energi terbarukan. Termasuk juga, ketersediaan yang cepat dari rencana pembangunan data center. 

Ismail membandingkan konsumsi kapasitas data center Indonesia dengan negara-negara tetangga. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, konsumsi data center Indonesia saat ini hanya satu watt per kapita atau rata-rata agregat sekitar 270 megawatt. 

Sedangkan Jepang, dengan populasi 126 juta jiwa, memiliki konsumsi data center sekitar 10 watt per kapita. “Jadi bisa dibayangkan seberapa besar potensi Indonesia untuk memanfaatkan data center. Dengan meningkatkan data center ini, kita membutuhkan setidaknya 2.700 megawatt untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia. Jadi, ini sangat penting bagi Indonesia untuk mempercepat pembangunan data center,” katanya. 

Pengurangan Emisi

photo
Data center (ilustrasi) - (Pexels/Brett Sayles)

Sebagai fasilitator pertumbuhan industri data center, Kominfo mendukung inisiatif hijau yang dilakukan Huawei. Kominfo, Ismail menjelaskan, bertujuan mewujudkan green data center bertenaga, andal, efisien dan ramah lingkungan melalui kolaborasi dan dukungan dari Huawei, sebagai salah satu pemimpin di data center technology. Tak ketinggalan, bersama juga dengan pemangku kepentingan lainnya, termasuk Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) dan Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO). 

CEO Huawei Digital Power Andy Liu mengungkapkan, filosofi Huawei Digital Power adalah untuk mengintegrasikan teknologi TIK dan teknologi listrik untuk  memaksimalkan efisiensi dan mendigitalkan industri ini. Saat ini, kata dia, Huawei Digital Power sudah memiliki enam ribu karyawan dan 12 pusat riset. 

“Jadi data center telah menjadi tumpuan masyarakat digital, dan kini berkontribusi sekitar dua persen dari total konsumsi daya dunia. Kami membangun (data center) ramah energi dan ramah lingkungan karena kita perlu mengurangi emisi karbon,” ujar Liu. 

Dia menyebutkan, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan timnya, juga telah mengunjungi Huawei Digital Transformation Exhibition beberapa hari yang lalu. Dalam diskusinya, Huawei berkomitmen untuk berkontribusi pada transformasi hijau dan transisi energi di Indonesia dengan mengadopsi teknologi digital. 

Dalam kesempatan yang sama, Huawei Digital Power juga melakukan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan mitra industri, PT Data Center Indonesia, PT Wasesa Indo Nusa dan PT Aesler Grup Internasional  Tbk . 

Wasesa Indo Nusa “WIN” akan berinvestasi dalam konvergensi digital data teknologi, manajemen daya, dan proses otomasi. Ambisi WIN adalah menjadi salah satu penyedia pusat data center dan proses otomasi teknologi terkemuka di Indonesia. 

Fasilitas Data Center WIN dirancang untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan yang terus berkembang dari perusahaan kecil maupun besar. Pada acara Indonesia Green Data Centre Forum, WIN berkesempatan meresmikan roadmap teknologi dengan Huawei. 

Chairman dari PT Wasesa Indo Nusa (WIN), Marshall Cooper mengatakan, sesuai MoU yang ditandatangani antara Huawei dan PT Wasesa Indo Nusa, kedua belah pihak akan bekerja sama untuk membangun kampus data center yang berkapasitas hingga 100 MW dan dilengkapi dengan 30 ribu rak dalam kurun waktu lima tahun. “Ini akan menjadikan WIN sebagai data center hyperscale pertama di kelasnya dengan prefabrikasi rendah 1.4 Power Usage Effectiveness (PUE) di Indonesia,” kata Cooper. 

WIN juga berencana untuk melihat lebih lanjut dalam mengintegrasikan clean technology melalui proses manajemen daya, proses automasi, penambangan digital dan energi bersih.  Sehingga secara radikal dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan dari proses yang dilakukan. 

 

 

 
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, konsumsi data center Indonesia saat ini hanya satu watt per kapita atau rata-rata agregat sekitar 270 megawatt. 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat