Ilustrasi tinta. | BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO

Bodetabek

Pelajar SMPN 6 Ubah Daun Ketapang Jadi Tinta Spidol

Poin-poin yang dinilai juri di antaranya kebaruan, kemanfaatan dan pengembangan dari inovasi.

Kecil-kecil sudah berinovasi. Dialah Nova Navasya, siswa SMPN 6 Kota Bogor yang berhasil menjadi juara I kategori sekolah, di ajang lomba Kreativitas dan Inovasi Urang Bogor (Kribo) 2021. Nova bersama rekannya, Zahra Fadhilah Susanti, merancang karya inovatif, yakni menyulap daun ketapang menjadi tinta spidol. 

Lomba ini diselenggarakan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Nova menceritakan, awal mula ide itu tercetus ketika melihat limbah daun ketapang kering di halaman sekolahnya. Tanpa diduga, inovasinya itu membawanya dan Zahra meraih juara.

Dia menjelaskan, daun ketapang kering yang diperolehnya, dijemur di bawah sinar matahari selama dua hingga tiga hari. Daun ketapang yang sudah kering lalu dilumatkan, kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan ditunggu sampai sari daun ketapang keluar. “Kemudian didiamkan bersama paku berkarat dan maizena. Hasilnya akan jadi tinta spidol yang harganya lebih murah dan ramah lingkungan,” katanya.

Kepala Bappeda Kota Bogor Rudy Mashudi mengatakan, lomba Kribo ini pertama kali digelar pada 2019. Tahun ini, Kribo dilaksanakan sejak 23 Agustus dengan melalui empat tahapan. Mulai dari sosialisasi, pengumpulan proposal, seleksi administrasi dan substansi, proses pengecekan lapangan, presentasi dan hari ini pengumuman pemenang.

“Kribo pertama kali digelar 2019 dengan jumlah peserta 39 peserta. Pada 2020 tidak digelar akibat Pandemi Covid-19. Di 2021 peserta mengalami kenaikan dua kali lipatnya menjadi 76. Di antaranya SMP dan SMA 27 peserta, PTN dan lembaga penelitian 13 peserta dan masyarakat umum 36 peserta,” ujar Rudy, Rabu (1/12).

Rudy menjelaskan, poin-poin yang dinilai juri di antaranya kebaruan, kemanfaatan dan pengembangan dari inovasi. Setelah pengumuman pemenang ini, Pemkot Bogor akan memfasilitasi semua inovasi para juara untuk didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Namun, sebelumnya akan ada inkubasi dan kemudian diproduksi massal berkoordinasi dengan dinas terkait.

“Jadi, memang inovasinya tidak berhenti di lomba. Tahun depan kita akan persiapkan lomba Kribo lebih baik lagi. Tahun ini pun kami sempat ragu, tapi alhamdulillah ada peningkatan peserta,” ujarnya. 

Bappeda Bogor meyediakan total hadiah hampir Rp 100 juta untuk lomba ini. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, sejak 2014, Pemkot Bogor berusaha melakukan tiga hal terkait tantangan melakukan hal baru. Pertama, membangun kultur inovasi bagaimana agar semua terbiasa dengan hal-hal baru.

Diawali pada 2019, ia meminta Bappeda mengambil posisi strategis untuk leading sector dalam hal berinovasi dan berkreasi. Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pun dituntut berinovasi dan berkreasi. Hasilnya di 2019 dan 2020 Kota Bogor dinobatkan menjadi Kota Paling Inovatif.

“Tapi, saya sadar ternyata yang menjadi PR bukan menumbuhkan kulturnya, tapi dua hal yakni sumber dari inovasi tidak boleh terbatas. Inovasi harus dibuka untuk semua bukan hanya ASN, tapi pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Sehingga, bukan saja menumbuhkan inovasi tapi membuka ruang kolaborasi,” ujarnya.

Cara kedua, Bima melanjutkan, bagaimana agar inovasi menjadi kelembagaan dan berlanjut. Sehingga siapapun wali kotanya nanti, mewarisi suatu sistem yang inovasinya terdepan. Ada perwali, kegiatan, inovasi dimanfaatkan dan menghasilkan hal baik.

“Jadi, bukan lomba adu cepat, saya yakin yang berharga bukan karena dapat piala dan uang pembinaan. Tapi, hal paling berharga dari inovator yakni inovasinya dirasakan warga dan menjadi program dan kegiatan. Tahun depan semoga bisa lebih meriah dan Kota Bogor terkenal sebagai biangnya inovator,” ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat