Juventus | EPA-EFE/ALESSANDRO DI MARCO

Olahraga

Pekan Suram Juventus

Langkah Juventus merangkak ke papan kompetisi domestik dihentikan La Dea di Stadion Allianz, Turin, Ahad (28/11).

JAKARTA -- Pekan kemarin menjadi masa tak menyenangkan bagi para petinggi Juventus. Mereka mendapatkan tiga pukulan beruntun. Pertama, kekalahan telak Juventus dari Chelsea dengan skor 0-4 di Liga Champions, penyelidikan pihak berwenang terkait dugaan pemalsuan laporan keuangan, serta kekalahan 0-1 dari Atalanta di Seri A.

Langkah Juventus yang berupaya merangkak ke papan kompetisi domestik dihentikan La Dea di Stadion Allianz, Turin, Ahad (28/11) dini hari WIB, lewat gol Duvan Zapata. Kemenangan Atalanta di kandang Bianconeri merupakan yang pertama sejak 1989. Tak mengherankan bila tekanan mengarah ke Juventus, mengingat kekalahan datang dari lawan yang selalu bisa dijinakkan dan hadir setelah Nyonya Tua dipermalukan Chelsea.

Namun, pelatih Juventus Massimiliano Allegri mengabaikan itu. Menurut dia, pasukannya sudah bermain cukup bagus melawan Atalanta meski membuat sejumlah kesalahan. Ia menilai permainan Nyonya Tua mirip saat menghadapi Lazio, Fiorentina, dan AC Milan. Juventus tak bisa memaksimalkan peluang, sedangkan Atalanta mendapatkan satu peluang yang berbuah gol akibat kesalahan tuan rumah.

"Ada beberapa kecemasan, para pemain terburu-buru. Namun, kami harus terus meningkatkan performa dan mencoba memenangkan pertandingan untuk mendapatkan kepercayaan diri dan kembali tenang," kata Allegri kepada DAZN, dikutip Football Italia, Ahad (28/11).

Allegri menganggap penilaian orang-orang bahwa Bianconeri harus memenangkan scudetto dengan skuad yang dimiliki saat ini tidak tepat. Meski begitu, ia mengakui, skuad Bianconeri diisi pemain-pemain bagus.

Menurut dia, nama besar Juventus tak lantas otomatis membuat mereka menjadi favorit juara Seri A. Ia percaya kemampuan Juventus musim ini hanya untuk bersaing di empat besar.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Juventus (juventus)

Allegri menegaskan, yang dibutuhkan para pemainnya adalah terus bekerja, tetap tenang, dan lebih banyak lagi mencetak gol. Di mata Allegri, timnya kesulitan mencetak gol karena kehilangan ketenangan dan kepercayaan diri. Baginya, tak ada gunanya berandai-andai menyesali hasil yang sudah berlalu.

"Kami harus memulai dari awal, menempatkan semuanya di belakang kami dan bersiap untuk bertarung dengan level serupa melawan Salernitana, kemudian menambahkan kualitas kami di atasnya," ujar Allegri.

Kekalahan tersebut menambah kabar buruk bagi Juventus. Manajemen Juventus sehari sebelumnya harus berhadapan dengan pihak berwenang ketika kantor klub di Turin dan Milan digeledah Guardia di Finanza, otoritas hukum di Italia yang mengurusi kasus kejahatan keuangan. Mereka mencari dokumen yang berkaitan dengan perdagangan pemain antara 2019 dan 2021, menurut seorang jaksa, dikutip dari Reuters.

"Beberapa operasi transfer pemain profesional dan layanan yang diberikan oleh beberapa agen yang terlibat dalam intermediasi terkait sedang dipertimbangkan," kata jaksa Anna Maria Loreto di Turin.

Penyelidikan ini digelar berdasarkan pemeriksaan CONSOB, badan yang mengawasi sekuritas, yang dipertegas dengan laporan COVISOC, badan pengawas klub Italia, pada Oktober lalu.

Juventus mengeluarkan tanggapan pada Sabtu (27/11) bahwa Kantor Kejaksaan Umum Pengadilan Turin mulai melakukan penyelidikan. Klub memastikan akan bekerja sama dengan CONSOB. Juventus yakin tindakannya sesuai dengan undang-undang dan peraturan tentang penyusunan laporan keuangan.

Ada enam nama yang dilaporkan diperiksa, di antaranya Presiden Juventus Andrea Agnelli bersama Pavel Nedved dan mantan direktur Fabio Paratici yang kini bekerja untuk Tottenham Hotspur.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat