Ilustrasi sukuk ST-008 | Youtube

Ekonomi

ST-008 Tetap Laris Dipesan Investor

ST-008 mulai ditawarkan pada 1 November 2021 hingga 17 November 2021.

JAKARTA -- Penjualan sukuk ritel pemerintah seri Sukuk Tabungan ST-008 berhasil mencapai target meski durasi masa penawaran berkurang dan imbal hasil lebih kecil dibandingkan dengan seri sebelumnya. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menetapkan hasil penjualan sukuk ritel hijau ini sebesar Rp 5 triliun.

"Total volume pemesanan pembelian ST-008 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 5 triliun dengan jumlah investor sebanyak 14.337 orang," kata Luky pada Senin (22/11) malam.

ST-008 mulai ditawarkan pada 1 November 2021 hingga 17 November 2021. Menurut dia, minat investor yang tinggi menyebabkan target nasional sudah tercapai pada 15 November 2021 atau dua hari sebelum masa penawaran ditutup.

Besarnya minat investor ritel domestik terhadap ST-008 tecermin juga dari total jumlah penawaran yang masuk pada dua hari pertama masa penawaran yang mencapai hampir Rp 1,9 triliun. Dengan mempertimbangkan tingginya minat investor pada periode awal penawaran ST-008, sejak 4 November 2021 diberlakukan sistem kuota harian. "Dilakukan top-up kuota setiap pukul 08.00 WIB dan langsung habis terserap dalam 10 menit," katanya.

Tingkat imbalan ST-008 sebesar 4,80 persen dengan skema floating with floor dan tanggal setelmen 24 November 2021. Penerbitan ST-008 bekerja sama dengan 30 mitra distribusi yang terdiri atas 2 bank umum syariah (BUS), 18 bank umum, 4 perusahaan efek, 3 perusahaan efek khusus, dan 3 perusahaan finansial teknologi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DJPPR Kementerian Keuangan RI (djpprkemenkeu)

ST-008 merupakan seri sukuk tabungan dengan tingkat imbalan terendah sepanjang penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel. Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya menurunkan yield dan menekan biaya penerbitan SBN.

Meski begitu, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah menyampaikan, jumlah investor ST-008 merupakan yang terbanyak kedua sepanjang penerbitan surat berharga syariah negara (SBSN) ritel non-tradable. Dengan jumlahnya sebanyak 14.337 investor, angka itu lebih rendah dibandingkan dengan ST-007 dengan 16.992 investor. "Investor baru ST-008 sebanyak 2.776 investor dan didominasi oleh generasi milenial sebanyak 44,09 persen," kata Dwi.

Seperti halnya penjualan sukuk tabungan sebelumnya, volume pemesanan terbesar ST-008 masih didominasi generasi baby boomers, yakni 41,56 persen dengan investasi sejumlah Rp 2,08 triliun. Sedangkan, dari sisi jumlah, investor paling banyak berasal dari generasi X, yaitu 4.896 orang atau 34,14 persen dari total investor.

Investor generasi Y atau milenial yang membeli ST-008 tercatat sebanyak 4.831 orang atau 33,70 persen dari total investor. Kalangan milenial secara keseluruhan melakukan pembelian sebesar Rp 849,55 miliar atau 16,99 persen dari total penjualan.

Sementara itu, pembelian ST-008 oleh investor generasi Z tercatat dilakukan oleh 152 investor atau 1,06 persen dari total investor. Pembelian dari generasi Z mencapai Rp 38,95 miliar atau 0,78 persen dari total penjualan. "Rata-rata pembelian oleh investor generasi Z adalah sebesar Rp 256,24 juta," kata Dwi.

Nominal penjualan terbesar berasal dari DKI Jakarta, yaitu Rp 2,15 triliun atau 43,06 persen dari total penjualan. Sementara itu, porsi penjualan ST-008 di wilayah Indonesia timur adalah sebesar 0,80 persen dari total volume penjualan dengan porsi investor sebanyak 0,58 persen dari total investor. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat