Kitab Firasat Fakhruddin Ar-Razi. Inilah kitab rujukan berkenaan dengan watak dan kepribadian manusia | Youtube

Kitab

Tujuh Rahasia Kitab Firasat Fakhruddin Ar-Razi

Kitab Firasat menjadi rujukan para pemimpin dunia.

Kepribadian selalu menjadi misteri kehidupan. Para psikolog dunia selalu berupaya mengungkapnya, seperti yang dilakukan Sigmund Freud (1856-1939). Dia banyak mengungkap kesenangan (pleasure) sebagai elemen mendasar mendeteksi kepribadian seseorang. Mereka yang mengalami kegundahan, atau kecemasan, diperkirakan tidak mendapatkan pasokan kesenangan yang lancar, dan begitu sebaliknya.

Psikolog lainnya, Abraham Harold Maslow juga punya pandangan mengenai kepribadian. Menurutnya, hal mendasar dalam kepribadian adalah kebutuhan yang harus terpenuhi. Lima kebutuhan Maslow digambarkan dalam piramida yang selalu disebutkan banyak pembicara masalah ini. Pertama adalah kebutuhan dasar seperti makan, minum, tempat tinggal. Kedua adalah penghargaan. Lainnya adalah: bersosial dan kasih sayang, keamanan, dan aktualisasi diri.

Jauh sebelum mereka hadir, khazanah keilmuan Islam sudah lebih dahulu berusaha misteri kepribadian. Di antara ulama yang mengkaji hal ini adalah Fakhruddin Ar-Razi (1150-1210 M). Beliau banyak dikenal sebagai penafsir (mufassir) dengan karya Mafatihul Ghayb-nya. Padahal dia juga pengkaji fisiognomi melalui kitabnya Al-Firasah.

Kitab ini memiliki beberapa rahasia yang menarik dikaji.

Pertama, ditulis oleh ulama rujukan dunia. Sejarah Islam mencatat al-Imam Syaikhul Islam Fakhruddin Ar-Razi sebagai ahli hikmah yang juga menguasai teologi, fikih, dan lainnya. Pandangannya menjadi rujukan banyak ulama hingga detik ini, meski dia hidup pada abad ke-13 masehi.

Kedua. Ada kisah menarik dalam buku ini yang membuat kita tersenyum, bahkan tertawa. Ceritanya begini. Seorang ahli ilmu watak dan kepribadian bernama Aqlimun kerap menjadi rujukan. Masyarakat kerap berkonsultasi kepadanya untuk mengetahui seperti apa sifat dan kecenderungan psikologis seseorang.

Suatu ketika, seorang raja ingin menguji keahlian Aqlimun. Sang raja memerintahkan seniman melukiskan dirinya sebagai orang yang terhormat. Setelah jadi, seorang kurir diperintahkan untuk mengirim lukisan itu kepada Aqlimun. Satu pesan yang harus selalu dipegang si kurir, jangan sampai Aqlimun mengetahui lukisan itu dari raja.

Kurir itu kemudian berangkat menemui si ahli watak. Ketika sampai ke tujuan, kurir menunjukkan lukisan itu. Aqlimun kemudian menatapi dan menganalisisnya. Setelah itu, sang ahli menyimpulkan, bahwa orang yang ada di lukisan itu suka berzina.

Kesimpulan itu sempat ditolak beberapa warga sekitar, karena tak memercayai hasil analisis Aqlimun. Ada yang menuding Aqlimun menghasilkan kesimpulan bodoh dan tidak masuk akal. Namun, apapun omongan orang, sang kurir tetap menyampaikan analisis sang ahli watak kepada raja.

Tak disangka, raja pun kagum dengan analisis itu. Seketika itu, sang raja menunggangi kudanya untuk mendatangi Aqlimun. “Engkau benar. Aku memang seperti yang engkau katakan, hanya saja aku pandai menutupi perbuatan mesum yang kulakukan itu,” kata sang raja.

Ketiga, Firasat (fisiognomi) diperlukan saat ini untuk mencegah dan mendeteksi kejahatan. Bagaimana bisa? Dengan membaca wajah dan karakter, seseorang akan mengetahui apa yang akan diperbuat, apakah kejahatan atau kebaikan? Kemudian dibarengi dengan konsultasi dan terapi kepribadian untuk memperbaiki dan memperhalus watak. 

Keempat, tak seperti ilmu sihir, membaca kepribadian merupakan sesuatu yang ilmiyah, berdasarkan analisis tampilan luar seseorang, beserta perjalanan hidupnya.

Kelima, membaca watak seseorang dilakukan dengan menganalisis wajah, suara, menemukan titik persamaan dengan rupa hewan, berdasarkan ciri kesamaan rasial, perbedaan jenis kelamin, dan berdasarkan sebagian watak. Detailnya seperti apa? Kalau seseorang berhidung mancung misalkan, punya kepribadian seperti apa? Nah jawabannya adalah...silakan baca sendiri buku Firasal Ar-Razi...hehe

Keenam, selain mengupas watak, kitab Firasat juga menjelaskan ciri-ciri kepribadian yang ideal. Ini ada dalam pembahasan kedua yang terdiri dari empat pasal. Bagian ini mengandung penjelasan berharga buat para orang tua yang ingin membentuk kepribadian anak yang ideal, sehingga kelak mereka tumbuh menjadi generasi berwatak mulia, seperti para salafus shalih.

Selain kepribadian ideal, bagian ini juga menjelaskan tentang ciri – ciri kepribadian orang. Pembahasan ini menjadi masukan strategis para pemimpin untuk menentukan orang dengan kepribadian seperti apa yang dibutuhkan dalam tim yang dibentuknya. Apakah orang melankolis cocok masuk dalam tim kampanye politik misalkan. Tugas dan fungsinya untuk apa? Nah masukan seperti ini penting banget untuk keberlangsungan suatu tim dan menentukan apakah nantinya mampu menggapai yang ditargetkan.

Ketujuh, membaca watak seseorang juga dapat dilakukan berdasarkan situasi geografis tempat tinggal. Orang yang tinggal di dataran tinggi yang berhawa dingin tentu berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah pesisir berhawa hangat. Apa sih bedanya? Kepribadian mana yang diperlukan, misalkan, untuk menjadi pasangan hidup Anda? Nah jawabannya hanya ada di Kitab Firasat Fakhruddin Ar-Razi ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat