Eddie Howe akan mewarnai klub Newcastle United. | EPA-EFE/Cath Ivill/NMC/Pool

Olahraga

Era Baru Newcastle Bersama Eddie Howe

Untuk mempercantik Newcastle Howe belum memiliki banyak pengalaman di level tertinggi.

NEWCASTLE -- Newcastle United resmi menunjuk Eddie Howe sebagai pelatih anyar pada Selasa (9/11) dini hari WIB. Setelah sempat dikaitkan dengan beberapa nama, Newcastle akhirnya menjatuhkan pilihan pada mantan juru taktik AFC Bournemouth itu.

Jelas, tugas penting menanti Howe. Ia diharuskan membawa the Magpies keluar dari periode kelam. Tim tersebut belum juga meraih kemenangan di Liga Primer Inggris musim ini dan bertengger di posisi ke-19 klasemen sementara, alias zona degradasi.

Howe siap-siap menjadi sorotan. Ia menangani Newcastle yang berbeda. Klub yang bermarkas di St James Park sudah berganti pemilik. Bukan lagi Mike Ashley sebagai pimpinan tertinggi.

Sejak awal Oktober 2021, Konsorsium Arab Saudi sudah mengakuisisi the Magpies. Konsorsium itu melibatkan Public Investment Fund (PIF) atau Dana Investasi Publik Arab Saudi, PCP Capital Partners, dan Reuben Bersaudara. PIF mengambil alih 80 persen saham klub. Kemudian, PCP Capital dan Reuben Bersaudara masing-masing 10 persen.

Manajemen memiliki target besar. Howe sebagai pembuka jalan menuju tercapainya harapan-harapan tersebut. Mirip seperti yang terjadi pada Manchester City atau Paris Saint-Germain (PSG).

Pertanyaannya, mampukah sang pelatih anyar memikul tanggung jawab itu? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Untuk sementara, para penikmat sepak bola cuma bisa mengikuti sepak terjang Howe saat ini sembari melihat sejarah masa lalunya. "Saya ingin segera menuju tempat latihan untuk mulai bekerja dengan para pemain," ujar Howe saat resmi ditunjuk menjadi pengganti Steve Bruce, dikutip dari BBC.

Kata-kata demikian menggambarkan etos kerja tinggi. Howe berterima kasih atas kepercayaan klub terhadapnya. Saat ini, ia belum benar-benar beraktivitas di pinggir lapangan.

Ada jeda internasional. Beberapa pemain sejenak membela negara masing-masing. Setelahnya, Howe langsung memimpin the Magpies berhadapan dengan Brentford dalam lanjutan Liga Primer di Stadion St James Park, Sabtu (20/11) malam WIB.

Salah satu pemilik Newcastle, Amanda Staveley, menegaskan, pemilihan Howe berdasarkan perekrutan yang sangat ketat. Artinya, the Magpies tak asal menunjuk orang. Ia menggambarkan sang juru taktik sebagai sosok bersemangat dan dinamis. "Dia sangat cocok dengan apa yang coba kami bangun di sini," ujar Staveley.

Howe akan membesut the Magpies hingga 2024. Sebelumnya, ia sempat 'menganggur' selama 15 bulan. Tepatnya sejak Bournemouth terdegradasi ke Divisi Championship pada 2020 lalu.

Newcastle sempat menghubungi Antonio Conte dan Unai Emery. Conte akhirnya merapat ke Tottenham Hotspur. Sementara, Emery memutuskan setia membesut Villarreal.

Pilihan jatuh pada Howe. Seseorang yang belum memiliki banyak pengalaman di level tertinggi. Namun, ia mempunyai sejarah manis saat mengelola the Cherries.

Howe pernah menangani Bournemouth dalam posisi sulit dari sisi ekonomi. Tim tersebut bahkan memulai kompetisi di League Two dengan pengurangan 17 poin. Itu karena dampak dari permasalahan keuangan serius.

 
Anda harus menjadi orang gila untuk mengambil pekerjaan tersebut.
 
 

"Anda harus menjadi orang gila untuk mengambil pekerjaan tersebut," kata Mark McAdam dari Sky Sports News yang menjadi staf pelatih the Cherries pada saat itu.

Howe mampu membuat Bournemouth bertahan di League Two. Berjalannya waktu, skuad Boscombe dibawanya melewati berbagai fase hingga mencicipi kompetisi Liga Primer pada musim 2015/2016. Sekitar April 2015, Football League Awards memilihnya sebagai Manager of the Decade.

Howe juga dikenal sebagai pemikir yang mendalam. Pria 44 tahun itu sangat aktif di tempat latihan. Ia berusaha mengenal para pemainnya lebih dekat.

Terakhir, yang juga penting, gaya bermain Howe sangat atraktif. Itu merupakan kunci untuk menarik perhatian penggemar. Saat bertahan di Liga Primer, Bournemouth selalu berusaha tampil menyerang.

Salah satu laga berkelas ala Howe terjadi pada Januari 2018. Ketika itu, armada Boscombe menumbangkan juara bertahan Chelsea, 3-0, di Stamford Bridge. Semua pemainnya berani berduel satu lawan satu dengan jugador tuan rumah.

Meski demikian, ada juga suara bernada keraguan kepada sang juru taktik, terutama ketika melihat kegagalannya sewaktu menangani Burnley. Menarik dinantikan bagaimana petualangan Howe bersama Newcastle.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat