Atlet kursi roda putri DKI Jakarta Maria Goreti Samiyati memacu kecepatan pada babak final balap kursi roda 1.500 meter putri klasifikasi T54 Peparnas Papua di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (8/11/2021). Lima rekor nasional Peparna | ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Kabar Utama

Peparnas Hari Ketiga Bertabur Rekor 

Lima rekor nasional Peparnas tercipta pada hari pertama perlombaan cabang olahraga renang.

JAKARTA -- Pertandingan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua bertabur rekor pada hari ketiga penyelenggaraan, Senin (8/11). Sejumlah rekor nasional (rekornas) juga berhasil dipecahkan para debutan. 

Sebanyak lima rekor nasional Peparnas tercipta pada hari pertama perlombaan cabang olahraga renang di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, kemarin. Dua rekornas pertama tercipta dari nomor 50 meter gaya dada putra dan putri klasifikasi S6 melalui perenang debutan, yaitu M Gerry Pahker dan Siti Alfiah.

Dalam cabang Peparnas, atlet dibagi ke dalam tiga kelompok. Kode dengan skala 1-13 adalah atlet dengan hambatan penglihatan. Kemudian, skala 13 (S13), atlet memiliki daya penglihatan lebih baik dan ketajaman visual tertinggi. Sedangkan, kelas S14 untuk atlet dengan hambatan intelektual (tunagrahita) dan kelas S15 untuk atlet tunarungu atau tuli. 

Gerry yang bertanding di bawah bendera kontingen Riau tampil impresif dengan membukukan catatan waktu tercepat 44,32 detik. Hasil tersebut sekaligus memecahkan rekornas milik Toif Fauzi dari Jawa Tengah yang sebelumnya mencetak 48,02 detik pada 2016. Sementara itu, Siti Alfiah dari Jawa Tengah membuka perlombaan dengan medali emas setelah membukukan catatan waktu 52,44 detik. Raihan tersebut memecahkan rekornas milik Riyanti pada 2018 dengan 59,15 detik.

photo
Lifter putra Kalimantan Barat Hadi A menggigit medali emas seusai mengikuti upacara penganugerahan juara angkat berat kelas 49kg Peparnas Papua di Hotel Suni Garden Lake, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (8/11/2021). Hadi A berhasil mengangkat beban berturut-turut 142kg, dan 150kg sehingga memecahkan rekor sebelumnya 141kg. - (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Ia tak menyangka bisa menjadi yang terbaik pada perlombaan kali ini. Dia mengalahkan pemegang rekor Toif Fauzi yang harus puas finis di posisi kedua dengan raihan 44,75 detik. Posisi ketiga ditempati Bambang Triyanto asal DKI Jakarta dengan catatan waktu 51,30 detik.

"Tak menyangka bisa memecahkan rekor karena ini merupakan pertama kali saya tampil di Peparnas. Hasil ini tak terlepas dari kerja keras latihan, doa ibu dan masyarakat Riau," kata Gerry kepada Antara, Senin (8/11). 

Gerry pun berharap bisa bersaing di level yang lebih tinggi. Atlet berusia 17 tahun itu mengaku termotivasi saat melihat sang senior tampil di Paralimpiade Tokyo.

Adapun Siti Alfiah menyumbang medali emas untuk Jawa Tengah dengan mengalahkan kompatriotnya, Amanda Nur Safitri, yang finis kedua dengan mencatatkan waktu 1 menit 02,05 detik dan atlet asal Kalimantan Selatan, Saudah, yang finis ketiga dengan waktu 1 menit 6,11 detik.

Siti mengatakan, keberhasilannya merupakan buah dari kerja keras selama latihan. "Sangat bangga karena latihan yang saya jalani tak sia-sia. Ini merupakan catatan waktu terbaik saya," ujar Siti. 

photo
Pelompat tinggi putra Papua Dapiel Bayage menggigit medali emas saat upacara penganugerahan juara final lompat tinggi klasifikasi T42 Peparnas Papua di Stadion Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (6/11/2021). Dapiel Bayage memecahkan rekor nasional dan menyamai rekor asia dengan lompatan 1,70 meter. - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Peparnas Papua merupakan debut Siti dalam pesta olahraga terbesar di Indonesia untuk atlet difabel tersebut. Dia mengatakan, hasil kali ini memotivasinya untuk terus berprestasi di level yang lebih tinggi, seperti ASEAN Para Games dan Asian Para Games. 

Rekornas baru juga tercipta pada nomor 100 meter gaya bebas putri S12 melalui atlet renang Jawa Barat Laras Safitri Permatasari yang mempertajam catatan waktunya sendiri menjadi 1 menit 24,23 detik dari sebelumnya 1 menit 31,27 detik. Pada nomor 100 meter gaya bebas putri, Naila Puja Rislani dari Jawa Barat  memecahkan rekor nasional setelah meraih emas di nomor 100 meter gaya bebas putri S15.

Naila membukukan waktu 1 menit 12,63 detik atau lebih baik dari dari rekornas sebelumnya milik Illiyin Nur Y dengan 1 menit 16,03 pada 2016. Adapun satu rekor terakhir diciptakan Norlatifah, atlet Kalimantan Selatan, yang tampil di nomor 50 meter gaya punggung putri S9 dengan 43,83 menit. Dia menggeser rekornas milik Laura Aurelia Dinda pada 2016 yang mencatatkan waktu 44,37 detik.

Debutan lainnya yang turut memecahkan rekornas adalah atlet atletik Jawa Tengah Muhammad Dimas Ubaidillah di nomor 400 meter putra T11. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Papua, Senin, Dimas mencatatkan waktu 55,55 detik. Ia memecahkan rekor yang dicetak Rully Alkahfi Mubarok pada Peparnas 2016 di Jawa Barat dengan catatan waktu 56,53 detik.

T11 adalah klasifikasi untuk pelari difabel netra yang membutuhkan guide atau pendamping untuk mengarahkan irama dan arah kaki. Atas raihan waktu tercepatnya itu, Dimas berhak menggondol medali emas nomor 400 meter putra T11 yang baru pertama kali diikutinya di Peparnas.

photo
Lifter putri Bali Ni Nengah Widiasih memperlihatkan medali emas seusai penganugerahan medali bagi juara angkat berat kelas 45Kg Peparnas Papua di Hotel Suni Garden Lake, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (8/11/2021). Ni Nengah Widiasih berhasil mengangkat beban berturut-turut 80, 85 dan 90Kg sehingga memecahkan rekor nasional sebelumnya 67Kg. - (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

"Ini pertama kalinya saya di Peparnas. Ikut tiga nomor, 100, 200, dan 400 meter. Senang sekali, tidak menyangka dapat emas, apalagi memecahkan rekor," kata Dimas.

Rekor juga dipecahkan atlet DKI Maria Goreti Samiyati di nomor 1.500 meter putri T52-54 (atlet menggunakan alat bantu kursi roda). Ia mencapai garis finis dengan catatan waktu 4 menit 28,65 detik.  Dengan catatan waktu tersebut, Maria memecahkan rekor Peparnas XIV Riau 2012 atas nama Awin Listyowati dengan catatan waktu 5 menit 31,7 detik. 

Motivasi 

Rekor nasional turut tercipta dalam pertandingan cabang olahraga angkat berat. Atlet asal Bali, Ni Nengah Widiasih, memecahkan rekor nasional di kelas putri 45 kg di Ballroom Suni Garden Lake Resort dan Hotel, Senin. Ni Nengah Widiasih memecahkan rekor nasional milik atlet Kalimantan Timur Nurjanah yang ditorehkan di Peparnas 2012 dengan catatan angkat berat 67 kg.

Dalam pertandingan kemarin, Ni Nengah Widiasih melakukan angkatan dengan berat 80 kg pada kesempatan pertama, 85 kg pada kesempatan kedua, dan 90 kg pada kesempatan ketiga. Selain memecahkan rekor nasional, Ni Nengah Widiasih juga berhak mendapatkan medali emas Peparnas cabang olahraga angkat berat kelas 45 kg putri dengan total raihan poin 90.

Ni Nengah bersyukur bisa memecahkan rekor ketika tampil di kelas 45 kg putri. "Saya biasa main di (kelas) 41 kg, jadi enggak tahu rekor sebelumnya berapa di sini (kelas 45 kg). Bersyukur bisa memecahkan rekor," ujar Ni Nengah Widiasih, Senin.

Ia berharap, pemecahan rekor yang ia lakukan bisa memotivasi atlet-atlet muda untuk mencapai prestasi terbaik. Ni Nengah Widiasih juga berharap atlet-atlet muda angkat berat terus tekun berlatih untuk mempersiapkan Peparnas yang akan datang.

photo
Atlet Boccia Papua Pebriani melempar bola saat menghadapi atlet Boccia Banten Fauzi Saputra pada babak penyisihan Boccia klasifikasi BC1 Peparnas Papua di Aula Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, Senin (8/11/2021). - (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

"Semoga ini menjadi motivasi untuk atlet-atlet yang lain, atlet-atlet baru terutama. Semoga mereka, atlet-atlet di daerah, lebih termotivasi lagi untuk latihan lebih giat lagi dan mempersiapkan diri untuk Peparnas selanjutnya," kata Ni Nengah Widiasih.

Secara keseluruhan, akan ada 20 nomor yang dipertandingkan di kategori putra dan putri dengan total medali yang diperebutkan sebanyak 20 emas, 20 perak, dan 20 perunggu di cabang olahraga angkat berat Peparnas XVI Papua.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengaku kagum dengan semangat para atlet Peparnas hingga akhirnya banyak rekor nasional yang terpecahkan. Kemarin, Zainudin menyaksikan langsung perlombaan renang pada hari pertama di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura.

Ia pun mengapresiasi capaian perenang yang berjuang di Peparnas Papua. "Terus terang, melihat semangat mereka dan kegigihan mereka memenangkan pertandingan ini, saya terharu. Mereka yang disabilitas begitu semangatnya, begitu gigihnya untuk menjadi juara," kata Zainudin. 

Peparnas Papua diikuti 1.985 atlet difabel dari 33 provinsi. Para atlet berlaga di 12 cabang olahraga yang terdiri atas angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola cerebral palsy (CP), tenis lapangan kursi roda, dan tenis meja. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat