Beras merupakan komoditas pangan yang utama. | Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Ekonomi

Kemendag Cermati Tiga Komoditas Pangan

Kementan memastikan persediaan pasokan pangan masih aman hingga awal 2022.

JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencermati pergerakan harga tiga komoditas pangan utama jelang akhir tahun. Komoditas itu, yakni minyak goreng, cabai merah keriting, dan cabai merah besar. Kemendag menyebut, ketiga komoditas itu mengalami kenaikan harga, tapi ketersediaan pasokan masih normal.

Direktur Bahan Pokok Penting, Kemendag, Isy Karim, menyampaikan, pihaknya telah meminta kepada seluruh produsen minyak goreng untuk menjaga pasokan di dalam negeri. Hal itu guna menciptakan stabilisasi harga dan ketersediaan minyak goreng kemasan sederhana di pasar tradisional dan pasar modern sesuai harga acuan.

"Kepada produsen yang memiliki lini industri kelapa sawit terintegrasi dari hulu ke hilir agar menyediakan CPO (minyak sawit mentah) dengan harga khusus untuk diproduksi oleh industri minyak goreng," ujarnya kepada Republika, Ahad (7/11).

Hingga Jumat (5/11), harga minyak goreng curah naik 13,38 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) menjadi Rp 16.100 per liter. Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana naik 10,81 persen (mtm) menjadi Rp 16.400 per liter. Harga itu melonjak lebih dari 45 persen dari harga acuan Rp 11 ribu per liter.

Khusus untuk minyak goreng kemasan premium yang tidak diatur pemerintah turut naik 7,88 persen (mtm) menjadi Rp 17.800 per liter. Kendati mengalami kenaikan harga cukup tinggi, Kemendag mencatat stok indikatif tercatat 628,6 ribu ton. Angka itu lebih tinggi dari kebutuhan bulanan 422 ribu ton. Dengan demikian, stok itu mampu tahan sekitar 1,49 bulan.

Untuk upaya stabilisasi harga, pemerintah juga berencana menghentikan ekspor CPO. Hal itu dilakukan untuk menggenjot hilirisasi dan hasil olahan sawit di dalam negeri.

"Namun, opsi itu saat ini masih belum menjadi pilihan," kata Isy.

Sementara itu, komoditas cabai merah keriting naik 13,75 persen (mtm) menjadi Rp 36.400 per kg dan cabai merah besar juga naik 8,54 persen (mtm) menjadi Rp 34.300 per kg hingga Jumat (5/11). Kendati demikian, Kemendag mencatat pantauan stok aneka cabai di 20 pasar induk dalam sepekan terakhir sekitar 411,3 ton per hari. Hal itu lebih tinggi 6,57 persen dari rata-rata pasokan normal 386 ton per hari.

Sebagai tindak lanjut, Kemendag masih terus memantau perkembangan harga di wilayah sentra produksi antara lain Banyuwangi, Magelang, Boyolali, Garut, Blitar, Sukabumi, Wajo, Cianjur, Kediri, dan Tuban. "Pemantauan secara intensif juga dilakukan di tingkat pasar induk dan eceran," kata dia.

Untuk jangka panjang, Kemendag terus mendorong implementasi teknologi penyimpanan cabai yang lebih efisien. Kemendag juga mendorong penyerapan cabai saat panen raya oleh industri pengolahan dan terus mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi cabai olahan.

Kementerian Pertanian memastikan persediaan pasokan pangan saat ini masih aman hingga awal 2022. Kementan fokus pada pemerataan pasokan pangan di setiap daerah.

Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementan, Risfaheri, mengatakan, berdasarkan prognosis Januari-Desember 2021, secara umum seluruh komoditas pangan baik yang sudah diproduksi dalam negeri maupun lewat pemenuhan impor masih aman.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Ketahanan Pangan (badanketahananpangan)

"Tentu yang perlu dicermati adalah ketersediaan di setiap wilayah karena ada wilayah sentra produksi dan nonsentra produksi sehingga kelancaran distribusi sangat penting," kata Risfaheri.

Sejauh ini, ia mencatat, ketersediaan pangan yang paling merata adalah beras. BKP melakukan pemantauan sebaran stok dan ketahanan beras setiap pekan sehingga pihaknya mengetahui detail daerah-daerah yang pasokannya aman, waspada, dan kurang aman.

"Untuk daerah yang kurang aman tentu harus ditingkatkan pasokannya. Kami informasikan daerah-daerah yang pasokan kurang kepada pelaku usaha untuk ditingkatkan pasokannya ke wilayah tersebut,” ujar dia.

Ia menekankan, wilayah yang biasanya mengalami gangguan pasokan, yakni wilayah timur Indonesia. Itu disebabkan karena terbatasnya transportasi. Lebih lanjut, untuk komoditas pangan yang masih dipenuhi lewat impor, seperti bawang putih, gula, dan daging, BKP selalu melakukan pemantauan.

"Kita juga selalu berkoordinasi dengan kementerian terkait agar pemasukan pangan impor sesuai dengan kebijakan dan tidak terjadi perlambatan," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat