Logo perusahaan obat-obatan Pfizer. Uji coba awal pil Covid yang hasilnya dirilis Pfizer ini melibatkan 775 orang dewasa. |

Internasional

Pfizer Umumkan Pil Covid-19 Terbaru

Uji coba awal pil Covid yang hasilnya dirilis Pfizer ini melibatkan 775 orang dewasa.

WASHINGTON – Temuan pil antiviral Covid-19 dinilai mampu menurunkan risiko dirawat dan tingkat kematian hampir 90 persen. Pfizer mengumumkan temuan itu, Jumat (5/11), setelah melalui uji coba.   

“Kami awalnya berharap bisa menghasilkan temuan luar biasa, tapi tentu amat jarang ada obat hebat dengan efikasi hampir 90 persen dan 100 perlindungan dari kematian,” kata kepala ilmuwan Pfizer, Dr Mikael Dolsten.   

Saat ini seluruh pengobatan untuk Covid-19 yang digunakan di Amerika Serikat biasanya disuntikkan atau dimasukkan melalui pembuluh vena. Pfizer mengatakan, mereka akan meminta Badan Obat dan Makanan  (FDA) dan regulator internasional untuk mengizinkan penggunaan pil mereka sesegera mungkin. Saat Pfizer mengajukan izin maka FDA mungkin akan membuat keputusan dalam hitungan pekan atau bulan.

Para peneliti di seluruh dunia berlomba menemukan obat penyembuh Covid-19, yang bisa diberikan di rumah. Tujuannya tentu untuk meringankan gejala si pasien, penyembuhan yang cepat, dan mengurangi beban rumah sakit serta dokter.   

Uji coba awal yang hasilnya dirilis Pfizer ini melibatkan 775 orang dewasa. Para pasien meminum obat bersama obat lain. Hasilnya, setelah sebulan risiko untuk dirawat di rumah sakit turun hingga 89 persen dibandingkan pasien, yang meminum obat plasebo.

Hanya kurang dari 1 persen pasien yang mengonsumsi pil Pfizer ini, yang akhirnya harus dirawat di rumah sakit. Pasien tidak sampai meninggal. Sedangkan di kelompok pembanding, pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit mencapai tujuh persen dan ada tujuh pasien yang meninggal dunia.  

Para pasien yang menjalani uji coba itu tidak pernah divaksin Covid-19. Mereka juga mengalami gejala Covid-19 ringan hingga sedang. Namun, mereka diperkirakan memiliki risiko tinggi akan dirujuk ke rumah sakit karena memiliki masalah kesehatan lain, seperti obesitas, diabetes, atau penyakit jantung.

Pengobatan dimulai dalam waktu tiga hingga lima hari sejak gejala awal muncul. Pemberian obat dilakukan selama lima hari.

Pfizer melaporkan sejumlah efek samping dari pil mereka. Namun, efek samping tersebut setara dengan kelompok pembanding.

Sementara itu, sejumlah ahli independen sempat merekomendasikan Pfizer untuk segera menunda uji coba mereka. Sejauh ini hasil penelitian Pfizer belum diterbitkan untuk ditinjau oleh para ilmuwan lain, sesuai prosedur standar yang berlaku terhadap riset medis baru.   

photo
Kapsul Molnupiravir yang disebut ampuh mengobati pasien Covid-19. - (AP Photo)

Para petinggi kesehatan AS tetap menekankan pentingnya vaksinasi sebagai jalan terbaik untuk melindungi diri dari infeksi Covid-19. Sejauh ini masih ada puluhan juta warga AS yang masih belum divaksin. Maka itu, penggunaan obat yang mudah diberikan amat diperlukan untuk menangani kemungkinan gelombang infeksi pada masa depan.

Sementara itu, pil molnupiravir yang ditemukan perusahaan Merck’s sedang dikaji FDA karena menunjukkan hasil yang menjanjikan. Pada Kamis (4/11), Inggris bahkan menjadi negara pertama yang mengizinkan obat produksi Merck’s.

AS baru mengizinkan remdesivir sebagai obat antiviral Covid-19. Mereka juga mengizinkan tiga terapi antibodi yang membantu sistem kekebalan tubuh memerangi virus. Namun, prosesnya harus diberikan melalui suntikan atau diberikan melalui vena dan dilakukan di rumah sakit atau klinik. 

Saat berita ini ditulis, data Johns Hopkins University menunjukkan, jumlah kasus Covid-19 secara global melampaui 248,76 juta kasus dan kematian melampaui 5 juta orang. AS menghadapi kasus terbanyak, yaitu lebih dari 46,33 juta kasus. India menghadapi lebih dari 34,33 juta kasus. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat