Sejumlah warga menata barang sedekah saat Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Kampung Sukalila, Kelapa Dua, Serang, Banten, Selasa (19/10/2021). Perayaan Maulid Nabi Muhammad berlangsung setiap Bulan Mulud pada penanggalan Jawa dilangsungkan dengan mengumpul | ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.

Khazanah

Efek Sedekah dan Blangkon Rp 200 Juta

Allah berjanji melipatgandakan pahala untuk mereka yang bersedekah dengan ikhlas.

OLEH MUHYIDDIN

Dalam urusan harta, seorang Muslim diperintahkan untuk tidak serakah. Menjadi kaya, boleh saja. Namun, sikap bermewah-mewahan hingga menanggalkan kepedulian terhadap sesama, bukanlah tuntunan Islam. 

Alih-alih loba, agama ini mengajarkan manusia untuk gemar melakukan derma. Sedekah adalah cara yang diridhai Allah. Dalam Alquran, yakni surah al-Baqarah ayat 276, ditegaskan bahwa Allah merimbunkan sedekah.

Maknanya, pelaku sedekah dekat dengan keberkahan rezeki. Nabi Muhammad SAW berpesan, “Harta tidak akan berkurang karena disedekahkan.” (HR Muslim). Bahkan bisa jadi akan bertambah, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Baqarah 261. Nilai sedekah akan menghasilkan tujuh ganjaran. Kemudian dari setiap ganjaran tadi akan menghasilkan ratusan ganjaran lainnya. Jadi, jangan takut miskin karena rutin memberi dengan ikhlas.

Efek sedekah yang penuh berkah dirasakan seorang pengusaha, Putra Siregar. Pemilik gerai penjualan ponsel PS Store itu mengakui, keberkahan dirasakannya dari bersedekah. Bahkan, ia menyimpulkan salah satu kunci kesuksesannya ialah amalan tersebut.

Sebagai contoh, pada masa awal wabah Covid-19 melanda Indonesia, penjualan ponsel yang melalui gerainya sempat lesu. Untuk bangkit kembali, pebisnis yang juga aktif di media sosial Youtube itu memilih jalan sedekah. Ia pun kerap melakukan penggalangan dana dan bederma untuk menolong orang-orang susah, terutama mereka yang paling terdampak pandemi. 

“Ternyata, meskipun di tengah pandemi—karena kita tidak nge-defense atau bukan menyimpan modal—dan banyak membantu masyarakat dalam berjuang di tengah pandemi, perusahaan saya malah 10 kali lipat lebih sukses. Itu karena sedekah,” katanya sebagai pembicara dalam gelaran daring “Konser Santri untuk Indonesia”, Senin (1/11). 

Tidak hanya merasakan bertambahnya pemasukan. Putra juga terus berekspansi saat pandemi terjadi belakangan ini. Perusahaannya terus menambah jumlah karyawan. “Saya penambahan karyawan dari ratusan sampai mau ke seribu (orang) malah saat (masa) pandemi Covid-19. Jadi, saat orang-orang pecat karyawan, saya kebalikannya. Saya menerima karyawan,” katanya.

Pengalaman itu disampaikannya kepada para peserta acara yang digelar Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) itu, Ahad (31/10) malam. Dalam kesempatan ini, ia juga membeli secara lelang blangkon milik KH Miftah Maulana Habiburrahman. Tutup kepala dari sosok yang akrab disapa Gus Miftah itu didapatkannya dengan uang senilai Rp 200 juta.

Semula, blangkon tersebut ditawar dengan harga Rp 100 juta. Namun, nominal itu kemudian ditambah menjadi Rp 200 juta. Puteralah yang memenangkan lelang yang bertajuk sedekah ini.

Blangkon itu memiliki kesan tersendiri. Benda khas budaya Jawa ini, tutur pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta ini, pernah dipakainya ke mana-mana dalam safari dakwah di mancanegara serta umrah. Menurut dia, hasil lelang itu akan diberikan seluruhnya untuk mendukung Gerakan Pesantren Asuh (GPA) binaan RMI PBNU.

Menurut ustaz yang berusia 40 tahun itu, sedekah memang berefek luar biasa bagi setiap Muslim yang meyakini kemahakuasaan Allah. Ia mengibaratkan hubungan antara sedekah dan rezeki seperti umpan dan ayam.

“Kalau ingin menangkap ayam, jangan ayamnya dikejar, tapi caranya memberikan makan pada ayam tersebut, dan kita tangkap ayamnya,” ujarnya.

“Demikian juga rezeki. Kalau pengin mendapatkan rezeki yang banyak, kita pancing dengan sedekah. Seperti tadi yang dicontohkan Mas Putra Siregar, rezeki itu akan datang mendekat dengan sedekah,” kata Gus Miftah. 

Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin mengajak segenap pesantren yang terafiliasi dengan NU untuk saling bekerja sama, khususnya dalam mengasuh para santri yang yatim dan piatu. “Mari kita dukung Gerakan Pesantren Asuh ini agar dikenal masyarakat luas. Manfaatnya tidak hanya kepada para santri, tapi Nahdliyyin dan bangsa,” ujar Gus Rozin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat