Pengunjung antre naik Bandros (Bandung Tour On Bus) di kawasan Taman Alun-alun Kota Bandung, Ahad (31/10/2021). Di massa PPKM Level II kawasan alun-alun Kota Bandung kembali ramai pengunjung. Meski demikian banyak warga yang belum memenuhi unsur prokes (p | Edi Yusuf/Republika

Kabar Utama

Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

Pemerintah daerah di luar Pulau Jawa berupaya mencegah munculnya gelombang tiga Covid-19 dengan pelacakan.

 

JAKARTA -- Masyarakat diingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat di tengah meningkatnya aktivitas di berbagai sektor belakangan ini. Meski tren kasus Covid-19 masih rendah, masyarakat tak boleh lengah agar gelombang ketiga Covid-19 tak melanda Indonesia. Apalagi, kenaikan kasus positif Covid-19 terjadi di sejumlah provinsi, meskipun angkanya tak signifikan.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, tingkat kasus positif di Indonesia saat ini berada di angka 1,1 persen. Kendati demikian, hal tersebut bukan berarti tidak ada potensi kenaikan kasus Covid-19. 

"Tetap jalankan protokol kesehatan. Jangan lupa ada 105 kabupaten/kota yang kasus positifnya naik," kata Zubairi, Ahad (31/10). 

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per Ahad (31/10), terdapat penambahan 523 kasus baru dari 202.073 spesimen yang diperiksa. Lima provinsi yang paling banyak terdapat penambahan kasus positif adalah DKI Jakarta (113 kasus), Jawa Barat (100 kasus), Jawa Timur (57 kasus), Jawa Tengah (54 kasus),  dan Banten (28 kasus). 

Zubairi juga mengingatkan pemerintah untuk terus mengawasi secara ketat pintu masuk dan terus menjalankan kebijakan karantina bagi pendatang. Hal ini karena negara tetangga sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19. 

Dia mengatakan, negara-negara di ASEAN yang sedang menghadapi lonjakan kasus adalah Malaysia, Singapura, Filipina, Myanmar, dan Thailand. Berdasarkan data yang dia terima, Filipina menempati peringkat ke-19 sebagai negara dengan kasus aktif terbanyak. Kemudian, Vietnam berada di urutan ke-21 dan Singapura berada di urutan ke-25. 

Sedangkan Indonesia, kata dia, berada di urutan ke-65. Menurut Zubairi, meningkatnya aktivitas seiring rendahnya kasus Covid-19, seperti dibukanya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) dan bekerja di kantor, memiliki risiko penularan Covid-19. 

"Oleh karena itu, harus diperketat pengawasannya. Tidak hanya aturan tertulis, namun juga di lapangan kalau ada yang melanggar maka (benar-benar) diproses, misalnya didenda," katanya.

Ia meminta satuan tugas (satgas) Covid-19, pemerintah daerah (pemda), hingga masyarakat, berperan aktif dalam penanganan Covid-19. Ia menambahkan, pemerintah berperan menangani kasus dan publik berpartisipasi melaporkan kalau ada pelanggaran dalam penanganan Covid-19. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, saat ini tren mobilitas sudah mengalami kenaikan, yaitu mencapai 22,14 persen di pusat belanja, 5,43 persen di taman, dan 2,68 persen di tempat retail dan rekreasi.

photo
Pengecekan protokol kesehatan untuk jamaah sebelum shalat Jumat di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat (29/10). Meski Yogyakarta sudah berstatus PPKM Level 2, Masjid Gedhe Kauman masih memberlakukan pembukaan secara terbatas hingga saat ini. Takmir masjid tidak mau terburu-buru membuka akses penuh ke Masjid Gedhe Kauman. Untuk sehari-hari masjid akan dibuka saat shalat fardhu, sedangkan untuk shalat Jumat memberlakukan pembatasan jumlah jamaah. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Padahal, kondisi kasus Indonesia yang saat ini sedang berada di titik terendah dan telah menurun selama 15 pekan perlu dipertahankan agar tidak kembali meningkat pada saat periode libur Natal dan Tahun Baru. Wiku menekankan, terjadinya peningkatan mobilitas menjadi tantangan terbesar.

Untuk itu, kata Wiku, upaya kolektif seluruh lapisan masyarakat merupakan kunci mempertahankan kondisi yang cukup baik saat ini. Dari sisi pemerintah, Wiku menegaskan, upaya percepatan peningkatan capaian vaksinasi utamanya dosis kedua terus digencarkan. 

Wiku menambahkan, jika setiap orang bertanggung jawab untuk memakai masker, rajin mencuci tangan dan sebisa mungkin periode Nataru tidak menyebabkan ledakan kasus COVID-19. Meningkatnya mobilitas akan tetap aman dari penularan Covid-19 apabila masyarakat juga selalu menghindari kerumunan dan menjaga jarak.

Ia menegaskan, upaya preventif ini akan sukses apabila pengelola fasilitas publik memastikan adanya petugas yang tidak hanya melakukan skrining di pintu masuk melalui aplikasi PeduliLindungi, namun juga mengawasi penerapan protokol kesehatan di dalam fasilitas publik tersebut. 

"Apabila terdapat aktivitas sosial ekonomi yang mulai berjalan atau diuji cobakan namun terbukti menyebabkan klaster atau kenaikan kasus, saya meminta pelaksana dan pemerintah daerah setempat untuk tegas menutup sementara dan mengevaluasi pembukaan aktivitas terkait," tegas Wiku.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, saat ini situasi di Indonesia baik di tingkat nasional maupun provinsi secara umum terjadi penurunan tren kasus baru, namun hal ini tidak mengurangi kewaspadaan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19. "Ini mengingat di beberapa negara kembali terjadi lonjakan kasus."

Berdasarkan laporan WHO per 26 Oktober 2021, terjadi peningkatan jumlah kasus maupun kematian di tingkat global dan regional Eropa yang berkontribusi lebih dari 50 persen total penambahan kasus baru dan sekitar 14 persen dari total kematian baru. Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Turki dan Ukraina merupakan negara yang melaporkan kasus tertinggi di level global.

“Situasi global pandemi Covid-19 bisa menjadi salah satu masukan dan pembelajaran terkait respon nasional kita. Salah satu yang dianggap mempengaruhi peningkatan kasus di negara-negara tersebut adalah sudah dilakukannya berbagai pelonggaran dan penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan seperti penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak,” ujar Nadia.

Pemerintah, tambah Nadia juga terus mempertahankan testing rate dan positivity rate pada level yang direkomendasikan WHO. Nadia berharap semua elemen harus sama-sama memahami bahwa dengan tingkat pergerakan masyarakat yang semakin tinggi, risiko interaksi dan penularan juga semakin tinggi. Namun, risiko ini bisa diminimalisir jika masyarakat patuh, taat, dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tetap selektif dan bijak saat beraktivitas.

“Kami berharap kerja sama dari semua pihak untuk tetap memperkuat upaya testing, lacak dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Walau jumlah kasus baru yang semakin sedikit, namun upaya pelacakan kontak harus dilakukan secara maksimal. Identifikasi kontak tidak terbatas pada lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan lain seperti tempat kerja, sekolah, dan lainnya,” tegas Nadia.

photo
Tenaga kesehatan melakukan tes Covid-19 kepada warga di Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Pemerintah menetapkan tarif tertinggi harga pemeriksaan PCR untuk mendeteksi Covid-19 menjadi Rp 275.000 di Jawa-Bali dan Rp 300.000 untuk luar Jawa-Bali yang berlaku selama 3x24 jam. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Salah satu daerah yang sedang mengalami kenaikan kasus Covid-19 adalah Kota Bandung. Kasus Covid-19 yang sebelumnya berada di angka puluhan, kini telah mencapai ratusan kasus. 

Pusat Data dan informasi Covid-19 Kota Bandung mencatat, hingga Sabtu (30/10) konfirmasi kasus aktif sebanyak 291 kasus, sembuh 41.173 dan konfirmasi meninggal dunia 1.422 kasus. Total kasus tekonfirmasi mencapai 42.886 kasus. 

Kepala Dinas Kessehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 turut dipicu oleh hasil tes PCR siswa dan guru yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Sedangkan penambahan kasus di luar itu relatif tidak terlalu signifikan. 

Dengan kondisi tersebut, ia mengingatkan, masyarakat bahwa penyebaran Covid-19 masih berlangsung. Sehingga diharapkan penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan dengan maksimal. "Intinya ingat bahwa pandemi masih berlangsung, risiko penyebaran ada di setiap aktivitas mulai keluarga," katanya. 

Ahyani melanjutkan, hingga Jumat (29/10) pukul 11.00 Wib kemarin, jumlah sekolah yang sudah dilakukan pemeriksaan sebanyak 212 sekolah. Sedangkan hasil yang sudah keluar 7.515 sampel dari 190 sekolah. 

"Positif 243 atau 3,2 persen dan negatif 7.272 atau 96,8 persen," ujarnya. Ia menambahkan, pihaknya mengingatkan masyarakat potensi gelombang ketiga penyebaran Covid-19 salah satu pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Daerah Gencarkan Tracing dan Skrining

Pemerintah daerah di luar Pulau Jawa berupaya mencegah munculnya gelombang tiga Covid-19. Upaya itu dilakukan dengan menggencarkan pelacakan terhadap suspek dan kontak erat serta meningkatkan skrining di tempat umum. 

photo
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada pemulung dan pengepul sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021). Vaksinasi Covid-19 untuk komunitas pemulung dan pengepul sampah tersebut dilaksanakan pada 29-31 Oktober 2021 sebagai salah satu upaya penanganan pandemi COVID-19 dengan menargetkan peserta 300 orang per hari. - (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah)

Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengaku, sedang menangani puluhan ribu kasus warga yang berstatus suspek guna mencegah lonjakan kasus terinfeksi virus korona di daerah itu. "Pengawasan orang berstatus suspek dan kontak erat dengan pasien Covid-19 ini dilakukan secara ketat, untuk mencegah lonjakan kasus," kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Babel, Mikron Antariksa, di Pangkalpinang, Ahad (31/10).

Ia menjelaskan, data terbaru menunjukkan kasus suspek Covid-19 tercatat sebanyak 25.557 orang, kasus kontak erat dengan pasien Covid-19 mencapai 50.904 orang, dan kasus probable 35 orang. 

Sementara itu, kasus orang terkonfirmasi Covid-19 bertambah 14 orang. "Namun, hari ini empat kabupaten tidak ada kasus orang terkonfirmasi Covid-19, yaitu Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur," ujarnya.

Menurut dia, pengawasan orang berstatus suspek penting dilakukan. Ia tidak ingin lonjakan kasus kembali terjadi akibat lemahnya pengawasan orang suspek dan kontak erat dengan pasien terpapar virus korona ini.

"Tapi, upaya pencegahan ini juga memerlukan peran aktif dari seluruh masyarakat untuk melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya, dengan memperkuat dan memperketat penerapan protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi secara masif," katanya. 

photo
Pengunjung memindai kode batang pada aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Selasa (26/10/2021). Pemerintah Kota Tangerang mulai menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki pasar tradisonal sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. - (ANTARA FOTO/Fauzan)

Pemerintah daerah lainnya, yaitu Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat mengaku, sedang menggalakkan penerapan aplikasi PeduliLindungi secara masif. Aplikasi tersebut diterapkan di berbagai tempat, seperti fasilitas umum, kegiatan usaha, ataupun pendidikan sebagai langkah mencegah gelombang ketiga Covid-19.

"Area kantor wali kota Mataram juga akan kita pasang aplikasi PeduliLindungi, agar bisa menjadi contoh untuk masyarakat dan sektor lainnya," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram, I Nyoman Swandiasa, di Mataram, kemarin.

Dengan demikian, menurut dia, setiap tamu atau karyawan yang akan masuk area kantor wali kota Mataram, harus melakukan pemindaian barcode aplikasi PeduliLindungi. "Melalui aplikasi PeduliLindungi, kita juga bisa mengetahui warga yang sudah dan belum divaksinasi sehingga memudahkan kita dalam pendataan," katanya.

Dia menjelaskan, penerapan aplikasi PeduliLindungi merupakan tindak lanjut dari surat edaran, yang telah dikeluarkan wali kota Mataram pada pertengahan September 2021. "Karena itu, diharapkan masyarakat, pelaku usaha, dunia pendidikan, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, dan lurah segera mengunduh dan menerapkan aplikasi pelacak kontak Covid-19," katanya. 

Menurut Swandiasa, penerapan aplikasi PeduliLindungi bertujuan untuk membantu pelacakan dan penghentian penyebaran Covid-19. Hal yang tak kalah penting adalah guna mengidentifikasi warga Kota Mataram, yang terkonfirmasi positif Covid-19. Agar penerapan berjalan maksimal, pihaknya telah meminta pihak kecamatan dan kelurahan melakukan sosialisasi secara masif. 

"Jadi, sekarang semua sektor, baik itu pendidikan, pariwisata, dunia usaha, maupun sektor lainnya harus mengunduh dan menerapkan aplikasi PeduliLindungi, untuk kepentingan dan kebaikan bersama," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat