Foto udara perumahan KPR-BTN subsidi yang baru dibangun di Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (24/2/2020). Bank Tabungan Negara (BTN) menggenjot produk layanan bank untuk mendukung pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan | ANTARA FOTO

Ekonomi

BTN Terima Pinjaman Rp 1,5 Triliun

Pinjaman ini bertujuan meningkatkan permodalan BTN sehingga dapat terus meningkatkan perannya.

JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menerima pinjaman subordinasi dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sebesar Rp 1,5 triliun. Dana pinjaman ini untuk mendukung peningkatan kontribusi BTN dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan program Satu Juta Rumah.

Pinjaman subordinasi tersebut berjangka waktu pinjaman lima tahun dengan suku bunga fixed selama jangka waktu pinjaman. Pinjaman ini bertujuan meningkatkan permodalan BTN sehingga dapat terus meningkatkan perannya sebagai kontributor utama dalam penyaluran pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, kerja sama penyaluran pinjaman ini merupakan bentuk dukungan SMF kepada BTN yang merupakan mitra strategis SMF sejak 2006.

“Kami berharap pinjaman ini dapat menjadi bagian dari upaya kami dalam mendorong PEN, khususnya di sektor perumahan, dengan memperkuat pemodalan BTN agar dapat semakin meningkatkan kontribusinya di program Satu Juta Rumah,” kata Ananta di Jakarta, Selasa (26/10).

Kerja sama ini juga merujuk kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau POJK No 34/POJK.03/2016 tentang perubahan atas POJK No 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bagi Bank Umum. Pinjaman subordinasi sebagaimana telah diatur oleh peraturan pemerintah akan digunakan sebagai instrumen penambahan modal atau disebut junior loan.

Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan, pinjaman subordinasi dari SMF akan mendukung penguatan permodalan perseroan, khususnya modal tier II. Dengan modal yang kuat, BTN akan lebih ekspansif mengalirkan bantuan ke pembiayaan properti.

“Rasio kecukupan modal (CAR) BTN dengan adanya pinjaman subordinasi ini akan mencapai 18-19 persen, sesuai dengan target kami, fundamental yang kuat akan membuat BTN lebih ekspansif,” ujar Nixon.

Menurut Nixon, pinjaman subordinasi ini akan memperkuat upaya BTN dalam menjalankan perannya sebagai penyedia pembiayaan perumahan bagi MBR dan mendukung pemerintah dalam menjalankan program Satu Juta Rumah.

“Kami optimistis sektor properti akan terus tumbuh dan berdampak pada sektor industri terkait lainnya yang mencapai 176 sektor usaha turunannya. Dengan tumbuhnya sektor properti, maka akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” kata Nixon.

BTN menargetkan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi sebesar 130 ribu sampai 140 ribu pada akhir 2021. Tercatat perseroan telah menyalurkan 110 ribu unit KPR subsidi pada Oktober 2021.

Nixon mengatakan, pada tahun depan prospek pertumbuhan ekonomi akan semakin cerah seiring melandainya kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini akan sejalan peningkatan ekonomi dari berbagai sektor sehingga dapat berimplikasi dalam pembelian properti pada tahun depan.

“BTN juga melakukan kerja sama yang baik antar-stakeholder lainnya untuk menciptakan pasokan dan permintaan perumahan KPR subsidi dan tentunya dukungan pemerintah dalam mendorong percepatan realisasi KPR bersubsidi,” kata Nixon.

Menurut Nixon, BTN juga berupaya meningkatkan penyaluran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), khususnya di luar Pulau Jawa. BTN akan mengembangkan proses bisnis dan kebijakan yang sifatnya regional customize masing-masing wilayah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat