Pihak kepolisian mengevakuasi jenazah dari lokasi perampokan di Kuranji, Padang, Sumatra Barat, Ahad (24/10/2021). | Antara

Nusantara

Kasus Perampokan di Padang, Satpam Sempat Disekap

Tidak ada satu pun tetangga yang tahu akan adanya aksi perampokan sadis.

PADANG -- Pihak Kepolisian masih terus mendalami kasus perampokan berdarah di kawasan Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) yang terjadi pada Sabtu (23/10) malam. Kasat Reskrim Polresta Padang, Komisaris Polisi Rico Fernanda, mengatakan, polisi memintai keterangan dari saksi yang juga menjadi korban.

"Kami masih terus melakukan penyelidikan. Kami semua memeriksa saksi-saksi. (Satpam dan ART) masih kami dalami keterangannya," kata Rico, Senin (25/10).

Satpam yang menjadi saksi dan korban diketahui bernama Robbi Fernandes (23). Ia sempat disekap beberapa jam sebelum berhasil melepaskan tali yang diikatkan pelaku di tangannya.

Kemudian, asisten rumah tangga (ART) bernama Eni (23) yang tangannya ikut diikat pelaku. Sementara di dalam rumah terdapat lima orang. Dua di antaranya adalah suami istri yakni Yuni Nelti dan Kusbiantara. Nelti ditemukan meninggal dunia, sedangkan suaminya mengalami patah tulang.

Menurut Rico, pada Sabtu (23/10) sekira pukul 21.00 WIB ketika saksi atas nama Robbi Fernandes (23) sedang sholat di dalam kamar belakang, datang tiga orang laki-laki yang tidak di kenal dengan menggunakan penutup kepala dan langsung menyekap dan mengikat kaki dan tangannya.

Keesokan harinya sekitar pukul 05.00 WIB Robbi baru berhasil melepaskan ikatan tali dan langsung menuju ke rumah utama. Robbi menemukan asisten rumah tangga Eni (23) dalam keadaan tangan terikat.

photo
Pihak kepolisian mengevakuasi jenazah dari lokasi perampokan di Kuranji, Padang, Sumatra Barat, Ahad (24/10/2021). - (Antara)

Di dalam kamar mandi, ditemukan korban Kusbiantara sudah tergeletak. Lalu di kamar tidur yang terkunci ditemukan korban Yuni Nelti  juga dalam keadaan tangan terikat kebelakang dan mulut ditutup dengan menggunakan kain.

Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat bernama Rusli, mengaku mendapat laporan adanya kejadian perampokan dari satpam rumah. "Saya dilaporkan sekitar jam 05.30 WIB oleh satpam. Dia melapor setelah lebih dulu melapor ke pengurus masjid. Jadi pengurus masjid ke lokasi dulu, baru saya," kata Rusli, Senin (25/10).

Dari cerita satpam, menurut Rusli, lima orang yang ada di dalam rumah disekap. Satpam yang juga disekap berhasil melepaskan diri setelah para pelaku kabur. Barulah setelah itu satpam  melaporkan kejadian tersebut ke pengurus masjid dan RT.

"Satpam disekap sedang sholat katanya. Langsung diikat. Satpam berusaha lepas sendiri pengakuannya," ujarnya.

Meskipun dari pengakuan satpam para pelaku masuk ke rumah sekitar pukul 09.00 WIB, tidak ada satu pun para tetangga yang tahu akan adanya aksi dugaan perampokan dan berujung pembunuhan itu. Padahal jalanan di sekitar lokasi masih ramai.

Menurut Rusli, kediaman keluarga korban memang kedap suara. Dari pengakuan satpam, penghuni rumah telah berupaya berteriak.

"Tetangga saja terkejut (adanya kasus ini paginya). Sebelumnya tidak ada terdengar apa-apa," kata Rusli.

Rusli mengungkapkan, keluarga yang menjadi korban perampokan diketahui baru dua tahun bermukim di wilayahnya. Mereka juga dikenal cukup berhubungan baik dengan lingkungan sekitar.

Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, sejumlah barang korban dibawa oleh pelaku perampokan yakni satu unit mobil Honda Mobilio, kartu ATM, empat unit gawai (smartphone), serta perangkat CCTV.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat