Petugas meninjau Venue Istora Papua Bangkit yang digunakan untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (17/6/2021). Wamen PUPR John Wempi Wetipo menyatakan fasilitas v | ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wpa/hp.

Inovasi

Mempersiapkan Konektivitas di Pesta Olahraga

Kebutuhan untuk layanan konektivitas yang dibutuhkan adalah sebesar 10,5 Gbps.

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 akan digelar 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021. Ajang olahraga ini diselenggarakan di empat kabupaten/kota, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan Merauke.

Ketersedian layanan konektivitas sebagai penunjang, ikut berperan penting dalam suksesnya gelaran ajang olahraga yang satu ini. Anggota Tim Pelaksana Wantiknas Garuda Sugardo mengungkapkan dengan referensi Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021, sebetulnya PON XX Papua 2021 juga seharusnya kental dengan karakter teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Tetapi karena dilaksanakan masih dalam suasana pandemi, maka kombinasi suasana pandemi dan juga TIK harus kita perhatikan,” kata Garuda dalam acara virtual Wantiknas “Persiapan Infrastruktur Digital PON XX Papua 2021” pekan lalu.

Selain itu, PON XX Papua 2021 ini adalah PON 4.0 karenaakan terintegrasi real time, daring, dan berkaitan dengan segala macam disiplin kementerian. Jadi, kata Garuda, transformasi digital dan revolusi industri akan mewarnai gelaran PON XX Papua 2021 di tengah situasi pandemi.

Ia menjelaskab, transformasi digital menurut David Rogers dari Columbia Business School, adalah bagian dari proses teknologi yang terus berkembang. Transformasi digital juga merupakan perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam semua aspek kehidupan pada masyarakat.

“Jadi inilah sebetulnya momentum kita untuk membumikan perintah dari Presiden Joko Widodo agar transformasi digital dapat menyatu dalam kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial dan lain-lain. Termasuk di dalam olahraga dan kepemudaan,” ujarnya.

Referensi olimpiade

Terkait penyelenggaraan PON XX Papua 2021, Garuda menyampaikan, yang menarik adalah adanya bubble seperti di Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Dilansir dari Japan Times, olympic bubble adalah serangkaian tindakan memisahkan peserta dari masyarakat umum.

Atlet tidak dapat melakukan perjalanan ke luar tempat tinggal dan tempat kompetisi. Mereka juga hanya dapat menggunakan transportasi yang didedikasikan untuk olimpiade dan hanya dapat menghabiskan waktu dengan orang-orang di daftar kontak yang telah dikirimkan sebelumnya.

Sepanjang gelaran, atlet juga dipisahkan dari media dengan jarak setidaknya dua meter setiap saat. Saat ini, di Indonesia sudah tersedia aplikasi yang dikembangkan untuk menghentikan penularan Covid-19, yakni PeduliLindungi.

Menurut Garuda, ini adalah sistem yang harus diterapkan oleh Panitia Besar (PB) PON XX Papua 2021. Semua warga negara Indonesia yang divaksin bisa mendapatkan sertifikat vaksin melalui PeduliLindungi.

“Ini juga yang harus dilakukan oleh panitia PON untuk para atlet, supporter, juga penonton. Jadi dengan sistem barcode, tidak mungkin lagi dengan surat yang dicetak karena banyak yang dipalsukan,” kata Garuda.

Memadai di Medan Menantang

photo
Pengguna jasa bandara bersama petugas mencoba permainan interaktif yang disediakan area promosi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (1/7/2021). - ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.)

Menghadirkan konektivitas untuk ajang, seperrti Pekan Olahraga Nasional (PON) tentuah memerlukan persiapan sejak jauh hari. Executive Vice President (EVP) Divisi Government Service Telkom Dedy Mardhianto menyampaikan panitia besar (PB) PON XX Papua 2021 mempercayakan sejumlah layanan yang dibutuhkan di Papua kepada Telkom Group.

Menurut Dedy, posisi persiapan yang dilakukan hingga 30 Agustus 2021 telah mencapai sekitar 92 persen dari seluruh layanan yang diminta. “Mudah-mudahan sisa waktu satu bulan ke depan bisa kita tuntaskan,” katanya lagi.

Ia menyebutkan,kebutuhan untuk layanan konektivitas yang dibutuhkan adalah sebesar 10,5 Gbps. Selanjutnya, Telkom Group juga sudah menyiapkan antisipasi jika ada  kejadian yang tidak inginkan, seperti putusnya kabel laut Sulawesi Maluku Cable System (SMPCS) beberapa waktu lalu.

Selain itu, telah disiapkan pula layanan satelit termasuk Satellite News Gathering (SNG) yang dibutuhkan untuk keperluan broadcast. Berbagai persiapan yang dilakukan ini, diakui Deddy, bukannya berjalan tanpa tantangan.

Kondisi medan yang menantang di Papua menjadi salah satu yang utama. Untuk memastikan kondisi kesiapan yang makin dekan dengan waktu pelaksanaan, Telkom merencanakan ada semacam gladi bersih untuk mensimulasikan beberapa kendala, misalnya putus kabel dan sebagainya.

Tak hanya akan dimanfaatkan untuk PON, Dedy menyebutkan, layanan yang digelar Telkom ini juga mempertimbangkan kebutuhan sehari-hari layanan telekomunikasi di masyarakat Papua. Ke depan, ketersediaan infrastruktur yang saat ini disiapkan, akan dapat juga dimanfaatkan untuk masyarakat Papua pada umumnya.

 
Layanan yang di gelar ini bukan hanya untuk sebatas PON. Tapi tentunya sudah mempertimbangkan kebutuhan sehari-hari layanan telekomunikasi di masyarakat Papua pada umumnya.
 
DEDY MARDHIANTO, Executive Vice President (EVP) Divisi Government Service Telkom
 
 

 

Pembangunan Semakin Mendesak

photo
Suasana proses pembangunan Kompleks Stadion Papua Bangkit di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (15/3/2019). Stadion Papua Bangkit yang berkapasitas sekitar 40 ribu penonton tersebut dipersiapkan untuk perhelatan PON tahun 2020. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wpa/wsj. - (ANTARA FOTO)

Pada 30 April 2021, kabel laut fiber optic milik PT Telkom yakni Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak-Jayapura putus. Kondisi ini terjadi pada posisi 280 kilometer dari Kota Biak di kedalaman 4.050 meter di bawah permukaan laut.

Putusnya kabel laut fiber optik tersebut, kemudian menyebabkan terjadinya gangguan telekomunikasi di sejumlah wilayah di Papua. “Dilaporkan bahwa 154 Gbps dari 464 Gbps di Papua (Sarmi-Jayapura-Red) terpengaruh akibat putusnya fiber optic pada April lalu dan ada area yang terdampak konektivitas digitalnya,” ujar Ilham Habibie selaku Ketua Tim Pelaksana Wantiknas.

Menurutnya, hal ini kemudian memunculkan kesenjangan konektivitas di beberapa daerah di Papua. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur digital nasional kian mendesak sebagai pondasi penting dalam mendukung transformasi digital. Terlebih dalam menjelang pelaksanaan PON XX Papua 2021.

Senada, konsultan Bank Dunia Jan van Rees mengungkapkan, saat ini di Papua, infrastruktur digital yang telah tersedia di sana, adalah fiber optic yang dibangun oleh Telkom dan Palapa Ring timur yang dibangun Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).

Tapi, Rees menjelaskan, kondisi yang terjadi pada April lalu, telah membuat kabel fiber optic antara Biak dan Sarmi yang putus. “Sebagai alternatif, kini hanya ada konektivitas microwave dan satelit, tapi kapasitasnya lebih terbatas,” ujarnya.

Menurtnya, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan pemerintah dalam penyediaan konektivitas di wilayah yang belum pulih akibat putusnya kabel laut tersebut. Salah satunya, adalah dengan membeli kapasitas dari kabel laut luar negeri, untuk menyambung wilayah-wilayah yang belum pulih konektivtasnya.

Solusi Mobile

Untuk memperkuat ketersediaan jaringan di Papua, konektivitas mobile tentu tak bisa dikesampingkan. Executive Vice President East Area Telkomsel, Andri Wibawanto menjelaskan, Telkomsel juga telah mempersiapkan berbagai hal untuk menjamin ketersediaan jaringan seluler selama penyelenggaraan PON di Papua.

Di sisi infrastruktur, ia menjelaskan, Telkomsel telah menambah kapasitas baterai untuk menjaga suplai listrik. “Sementara dari segi kapasitas telah dilakukan upgrade di 70 titik, dan untuk coverage kami telah menambah cakupan di 12 wilayah dengan combat baru yang akan di deploy selama penyelenggaraan PON,” Andri menjelaskan.

Sementara dari sisi produk dan layanan, Telkomsel akan membuka Grapari mobile di lokasi PON. Seentara untuk membantu pelanggan yang memerlukan bantuan, akan disiapkan virtual assistant yang akan bisa diakses pelanggan selama 24 jam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat