Ilustrasi bank sampah. | ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar

CSR

Bank Sampah untuk Pemberdayaan

Bank sampah tidak hanya berfungsi untuk kebersihan lingkungan, tapi juga bernilai ekonomis.

Salah satu kiprah perusahaan BUMN maupun swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah peduli lingkungan, termasuk pengelolaan sampah. Hal itu antara lain ditunjukkan oleh Jasa Marga dan Askrindo Syariah.

CSR PT Jasa Marga memberikan fasilitas bagi dua bank sampah di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur, yaitu Bank Sampah Kasih Jumilah (RW 12) dan Bank Sampah Flamboyan (RW 09). Fasilitas yang diberikan berupa dua unit timbangan digital, dua unit mesin pencacah sampah, serta rangkaian kegiatan pelatihan pengelolaan sampah untuk para pengurus bank sampah. 

Rangkaian serah terima fasilitas bank sampah ini dilakukan di kantor RW 12 dan secara simbolis diterima oleh Lurah Cipinang Melayu Arroyantoro, pekan lalu. Arroyanto menyebut, pemberian bantuan ini dapat membantu pengoptimalan kegiatan bank sampah. Sehingga, dua bank sampah ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lainnya dalam pengelolaan sampah. 

"Untuk Bank Sampah Kasih Jumilah sendiri, selama operasional dari November 2018 hingga Agustus 2021, sudah berhasil menjual sampah daur ulang dengan nilai total Rp 433 juta," ujar Arroyanto.

Head Department Community Development PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Titi Purwantiningsih menyatakan, bantuan yang diberikan ini sebagai bentuk kepedulian pihaknya terhadap lingkungan sekitar. "Kami akan dukung kegiatan masyarakat dalam mengurangi volume sampah di ibu kota Jakarta," ujarnya.  

Kegiatan pemberian fasilitas bank sampah ini merupakan keterlibatan PT Jasa Marga terhadap program Pemprov DKI Jakarta, yaitu kolaborasi sosial berskala besar (KSBB) bidang persampahan yang diluncurkan Maret lalu. Dalam hal ini, Jasa Marga menggandeng Yayasan T.Care untuk menjadi aggregator (pengelola) bantuan yang diberikannya kepada masyarakat.

Perlengkapan bank sampah

Askrindo Syariah menyerahkan paket bantuan perlengkapan bank sampah di wilayah Cilangkap, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Bantuan CSR tersebut diserahkan oleh Kadiv SDM dan Umum Askrindo Syariah Heddy Fachradi kepada Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Herwansyah.

Menurut Heddy, permasalahan sampah di Indonesia antara lain disebabkan makin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat. Kurangnya tempat pembuangan sampah juga jadi persoalan. Ini ditambah pengelolaan sampah yang belum sesuai sehingga pada akhirnya menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

"Untuk mengatasi masalah tersebut, Askrindo Syariah melalui program corporate social responsibility (CSR) melakukan kolaborasi dengan Yayasan Tunas Muda Care berpartisipasi mendukung program pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu kolaborasi sosial berskala besar (KSBB) persampahan. Salah satu programnya adalah urban pilah (bank sampah)," ujar Heddy melalui siaran persnya di Jakarta.

Heddy mengatakan, bank sampah merupakan wadah atau tempat untuk mengelola sampah dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R) yang dikelola oleh masyarakat dan didukung oleh pemerintah daerah. Bank sampah bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah, meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengurangan timbunan sampah, serta meningkatkan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah di masyarakat.

"Dengan adanya bank sampah ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat arti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan semoga ke  depannya masyarakat DKI Jakarta khususnya dapat menciptakan Kota Jakarta yang bebas sampah sehingga menjadi kota yang bersih, sehat, dan nyaman," kata dia.  

Bernilai ekonomis

Sementara, Bank Sampah Durian di Rukun Tetangga (RT) 03 RW 08 Kelurahan Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menghasilkan 253,4 kilogram (kg) sampah anorganik atau plastik dari warga saat penimbangan pada Rabu (8/9).

Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kelurahan Kebagusan Ida Rosanti mengungkapkan, pengangkutan sampah ini merupakan rutinitas operasional bank sampah setiap pekannya guna mengurangi pencemaran lingkungan karena sampah anorganik.

"Hasil penimbangan Bank Sampah Durian terdiri atas plastik 96,3 kg, kertas 125,7 kg, logam 18,2 kg, dan sampah lain 13,2 kg. Ini bertujuan untuk pengurangan jumlah tonase sampah yang terbuang ke Bantar Gebang, Bekasi," kata Ida saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/9).

Menurut Ida, sebelumnya sampah anorganik di wilayahnya dianggap tidak bernilai. Namun, dengan operasional bank sampah ini, warga semakin berminat mengelola sampah karena bernilai jual yang dapat membantu ekonomi rumah tangga.

"Salah satunya itu yang membuat tertarik warga ekonomi ke bawah dan menyenangkan bisa berinteraksi dan sosialisasi," kata Ida.

Ida menuturkan bahwa harga sampah anorganik yang diterima cukup variatif bergantung pada kondisi di lapangan. Setiap warga yang menyetor sampah dapat menghasilkan sebesar Rp 30 ribu-Rp 50 ribu.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar menjelaskan, sektor pengelolaan sampah Indonesia sudah mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

“Hal itu dibuktikan dengan makin banyaknya perusahaan yang menyatakan komitmennya dalam pengelolaan sampah, termasuk terlibat untuk penarikan kembali produk yang merupakan bagian dari tanggung jawab produsen yang diperluas (extended producer responsibility/EPR),” katanya dalam diskusi virtual pada Festival Peduli sampah Nasional 2021, yang dipantau virtual dari Jakarta, Rabu (4/8).

Selain itu, Novrizal Tahar mengatakan, pihaknya juga mengapresiasi bertambahnya inovasi dan inisiatif dari masyarakat dengan makin banyaknya bank sampah dan TPS3R serta bertambahnya wirausaha sosial yang bergerak di bidang pengelolaan sampah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat