Masjid Ahmad Kadyrov, Permata Kebanggaan Chechnya | DOK Wikipedia

Arsitektur

Masjid Ahmad Kadyrov, Permata Kebanggaan Chechnya

Masjid Ahmad Kadyrov tampak seolah-olah sebagai kembarannya Masjid Biru Istanbul.

OLEH HASANUL RIZQA

 

Rusia merupakan negara terluas sedunia. Wilayahnya membentang di dua benua sekaligus, yakni Eropa dan Asia. Alhasil, kemajemukan menjadi salah satu ciri yang melekat padanya.

Sejumlah kelompok etnis yang menghuni Rusia memeluk Islam secara turun-temurun. Salah satu negara bagian di sana yang menjadi rumah komunitas Muslim ialah Chechnya. Beribu kota di Grozny, wilayah di dekat Pegunungan Kaukasus itu kira-kira satu dekade lalu sarat akan peperangan. Akan tetapi, sejak beberapa tahun terakhir kedamaian telah menyelimuti daerah berpenduduk 1,3 juta jiwa itu.

Orang-orang Chechnya selalu bangga akan identitas agama dan sukunya. Kebanggaan itu, antara lain, tecermin pada bangunan-bangunan ikonis setempat. Di antaranya ialah Masjid Ahmad Kadyrov, yang letaknya bersebelahan dengan Alun-alun Kota Grozny.

Kompleks yang berjulukan “Jantung Hati Chechnya” itu termasuk masjid terluas se-Eropa. Daya tampungnya mencapai 10 ribu jamaah. Masjid yang kental akan nuansa arsitektur Turki Utsmaniyah itu resmi dibuka sejak 16 Oktober 2008.

Upacara peresmiannya dihadiri perdana menteri Vladimir Putin dan pemimpin lokal, Ramzan Kadyrov. Sosok yang terakhir itu merupakan seorang putra Ahmad Kadyrov, yakni mufti sekaligus presiden pertama Chechnya. Namanya diabadikan sebagai nama masjid nan megah ini.

Berdiri di atas lahan seluas 14 hektare, Masjid Ahmad Kadyrov tampak seolah-olah sebagai kembarannya Masjid Biru, Istanbul, Turki. Perbedaan antara keduanya barangkali hanya pada ukuran dan jumlah menara.

photo
Masjid Ahmad Kadyrov tampak seolah-olah sebagai kembarannya Masjid Biru, Istanbul, Turki. Perbedaan antara keduanya barangkali hanya pada ukuran dan jumlah menara. - (DOK Wikipedia)

Bangunan utama masjid kebanggaan rakyat Chechnya itu memiliki luas 5.000 meter persegi. Adapun jumlah menaranya ialah empat unit—lebih sedikit dua menara dibandingkan dengan Masjid Biru. Letak keempatnya menyatu dengan sisi-sisi bangunan masjid.

Menara tertinggi yang ada di Masjid Ahmad Kadyrov adalah 62 meter. Kekhasan lainnya dari tempat ibadah ini ialah bentuk kubahnya, yang berupa bulatan setengah bola. Penyajiannya ditampilkan secara bertumpuk dengan dikelilingi beberapa kubah berukuran yang lebih kecil. Kubah utamanya berdiameter 15,5 meter dengan ketinggian sekitar 23 meter dari permukaan dasar.

Pengunjung dapat menikmati keindahan masjid ini, baik pada sisi eksterior maupun interior. Sebelum tiba di bangunan utama, jamaah dapat menyaksikan keasrian taman serta kolam air mancur. Pemandangan ini menyuguhkan kesan asri.

Sementara, bagian selasar masjid tersebut menghadirkan berbagai ornamen geometris yang simetris. Hiasan itu ditimpali dengan racikan warna biru yang cerah dan selaras dengan material marmer pada lantai.

photo
Masjid Ahmad Kadyrov, permata kebanggaan Chechnya. Pengunjung dapat menikmati keindahan masjid ini, baik pada sisi eksterior maupun interior. - (DOK Wikipedia)

Melangkah ke bagian interior, kemegahan dan keanggunan masjid ini semakin tampak. Seperti pada halamannya, lantai ruangan utama pun terbuat dari marmer, tetapi kali ini warnanya putih. Pada langit-langit ruangan tersebut, terdapat 36 lampu gantung kandelar (chandelier).

Dari jumlah tersebut, 27 lampu itu mengadopsi desain yang ada pada Kubah ash-Shakhrah di Baitul Makdis. Sisanya meniru pada model yang menghiasi Masjid Nabawi, Madinah al-Munawwarah. Adapun lampu gantung yang paling besar di sana memiliki jari-jari empat meter. Bentuknya mengadopsi rupa Ka’bah di Makkah al-Mukarramah.

Keelokan sisi interior Masjid Ahmad Kadyrov dipertegas lagi oleh adanya kaligrafi. Hiasan berupa tulisan-tulisan beraksara Arab itu tampak pada bagian dinding. Dikerjakan oleh para tenaga ahli dari Turki, ukiran kaligrafi itu menampilkan warna keemasan. Nyaris semuanya menyajikan ayat-ayat suci Alquran.

Di bagian interior itu, adopsi masjid Turki juga tetap terasa kental. Ini tersaji dengan permainan bentuk lengkungan serta ornamen seni yang menghiasi semua bagian pada langit-langit masjid. Pilihan warnanya cukup terlihat cerah dengan racikan warna merah menyala, biru, dan beberapa warna lainnya. Sedangkan, untuk sisi mimbar, posisinya ditempatkan menjorong ke bagian shaf jamaah.

photo
Kekhasan lainnya dari Masjid Ahmad Kadyrov ini ialah bentuk kubahnya, yang berupa bulatan setengah bola. - (DOK Wikipedia)

Mimbar di masjid ini terbuat dari bahan kayu. Sebagai penghiasnya menghadirkan teknik kündekari, yakni teknik ukiran kayu khas Turki yang kerap digunakan pada periode Kekaisaran Seljuk dan Turki Usmani. Tak salah kiranya jika keindahan yang tersaji di Masjid Ahmad Kadyrov itu telah membawanya kepada sebuah julukan “Heart of Chechnya”, yakni denyut jantung kehidupan bagi kota yang dulunya pernah diamuk perang.

Simbol harmoni

Pembangunan Masjid Ahmad Kadyrov sudah berlangsung ketika Chechnya masih dilanda perang. Ajang itu memperhadapkan antara kubu milisi setempat dan pemerintah pusat. Pada akhir tahun 2000, konflik ini mereda. Chechnya lalu termasuk dalam teritori Republik Federasi Rusia.

Pengerjaan masjid ini pun kembali dilanjutkan setelah hubungan yang erat terjalin antara Kremlin dan penguasa lokal. Kucuran dana sekitar 20 juta dolar AS mengalir dari pemerintah pusat. Simbolisasi keharmonisan itu semakin menguat lagi ketika Perdana Menteri Vladimir Putin bersama para pejabat teras Rusia menghadiri peresmian Masjid Ahmad Kadyrov pada 16 Oktober 2008.

photo
Pembangunan Masjid Ahmad Kadyrov sudah berlangsung ketika Chechnya masih dilanda perang. - (DOK Wikipedia)

Sebagai ikon kebudayaan Islam, masjid tersebut sering dikunjungi para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Mereka mengagumi kemegahan dan sejarah bangunan yang terinspirasi dari Masjid Biru Turki itu. Pemerintah negara bagian Chechnya pun terus meningkatkan pelayanan publik yang terpusat pada kompleks tempat ibadah ini.

Sebagai contoh, adanya madrasah, perpustakaan umum, asrama mahasiswa, serta balai pertemuan. Fasilitas itu diadakan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam setempat. Keberadaan Masjid Ahmad Kadyrov juga menjadi salah satu simpul persahabatan antara Rusia dan Turki.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat