Seorang pedagang menata topi sekolah di PasarJatinegara, Jakarta, Ahad (29/8/2021). Menjelang pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Jakarta yang akan dimulai pada Senin (30/8), penjualan seragam sekolah di Pasar Jatinegara meningkat hingga 30 persen. | Republika/Putra M. Akbar

Tajuk

Berhati-hati Menggelar PTM

Seluruh pihak harus berhati-hati selama PTM agar tidak ada yang terpapar Covid-19.

Saat meninjau vaksinasi untuk pelajar Madiun, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo telah mempersilakan sekolah untuk menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM). Dia mengatakan, sekolah diperbolehkan untuk menggelar PTM jika seluruh pelajar dan tenaga pengajar telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Selain itu, ada satu hal penting lain yang ditegaskan Presiden ketika itu. Dia mengatakan, seluruh pihak harus berhati-hati agar tidak ada yang terpapar Covid-19.

Unsur kehati-hatian memang menjadi kunci penting dari digelarnya kembali PTM di sekolah-sekolah. Hal ini untuk memastikan bahwa jangan sampai dibukanya kembali PTM justru menjadi sumber baru penyebaran virus korona. 

Jika kita lihat dengan saksama, sebenarnya masih banyak orang tua yang khawatir untuk mengizinkan anaknya mengikuti PTM. Apalagi, belum lama ini kita mengalami kenaikan angka penularan dan kematian yang drastis karena penyebaran varian baru Covid-19.

Semua orang bisa menyaksikan bagaimana pelayanan kesehatan yang ada di negara kita kolaps. Di berbagai daerah, rumah sakit kewalahan menghadapi lonjakan pasien dalam waktu bersamaan. Ambulans yang lalu lalang dan antrean panjang pasien di depan rumah sakit menjadi pemandangan yang umum ketika itu.

 
Unsur kehati-hatian memang menjadi kunci penting dari digelarnya kembali PTM di sekolah-sekolah.
 
 

Pasokan oksigen habis. Masyarakat yang membutuhkan oksigen terpaksa harus berkeliling dan mencari ke mana-mana. Kalaupun ada, mesti rela mengantre selama berjam-jam dan harganya melonjak gila-gilaan. Hal yang sama juga terjadi dengan obat-obatan.

Bahkan, Presiden Jokowi sampai turun dan melihat langsung ke apotek di wilayah Bogor untuk menanyakan ketersediaan obat yang biasa dikonsumsi pasien Covid-19. Hasilnya, petugas apotek mengatakan, telah terjadi kelangkaan pasokan obat selama beberapa waktu lalu. 

Hampir semua masyarakat Indonesia melihat pemandangan ini. Baik melalui media maupun secara langsung. Sebagian lainnya justru merasakan langsung bagaimana rasanya kehilangan kerabat dan sanak saudara karena terpapar Covid-19.

Setelah semua itu, tak heran jika banyak orang yang khawatir dengan dibukanya kembali PTM. Meskipun di sisi lain, banyak juga orang tua yang sudah meminta agar anak kembali aktif ke sekolah. Entah karena tak kuat lagi menghadapi anak yang belajar dari rumah atau karena merasa kualitas pendidikan jarak jauh kurang memadai.

 
Sebaliknya, orang tua harus memastikan anak-anak mereka telah mengerti dan mampu menjalankan protokol kesehatan dengan baik. 
 
 

Karena itu, komunikasi dan kesiapan sekolah menjadi unsur yang penting untuk menumbuhkan kepercayaan para orang tua. Sekolah harus benar-benar mempersiapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Dengan begitu, bisa meringankan kekhawatiran orang tua bahwa anak-anak mereka dapat tertular Covid-19.

Sebaliknya, orang tua harus memastikan anak-anak mereka telah mengerti dan mampu menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Jangan sampai terjadi keteledoran yang ujungnya tidak hanya membahayakan satu atau dua orang.

Saat ini, beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta, memang mendapatkan relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seiring dengan kondisi pandemi, yang sudah lebih terkendali. Karena itu, kita tentu menyambut baik dibukanya kembali PTM di sekolah pada daerah-daerah tersebut.

Akan tetapi, kita tetap harus ingat bahwa di satu sisi pendidikan memang menjadi hal penting. Akan tetapi, di atas itu, keselamatan nyawa masyarakat merupakan hal yang lebih penting.

Untuk itu, pihak sekolah, pemerintah, orang tua, dan seluruh pemangku kepentingan harus dapat memastikan faktor keamanan dan keselamatan dalam menjalankan PTM. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat