Pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berpose usai pertemuan di Tianjin, Cina, pada 28 Juli 2021 lalu. | AP/Li Ran/Xinhua

Internasional

Cina dan Rusia Senada Soal Afghanistan

Mineral langka Afghanistan menjadi daya tarik bagi Cina.

BEIJING – Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin satu suara soal Afghanistan. Dalam pembicaraan telepon pada Rabu (25/8), keduanya menyatakan “menghormati kedaulatan dan kemerdekaan Afghanistan”.

Menurut media Pemerintah Cina, People’s Daily, Xi mengatakan, negaranya memilih untuk tidak campur tangan dalam urusan Afghanistan. Media itu menyebutkan, Putin juga mengaku memiliki sikap sama dengan Cina.

Putin mengatakan, akan bekerja sama dengan Cina untuk “mencegah pasukan asing agar tidak mencampuri dan menghancurkan Afghanistan”.   

Xi mendesak seluruh pihak di Afghanistan membangun kerangka politik yang terbuka dan inklusif. Afghanistan, kata Xi, juga harus menerapkan kebijakan yang moderat, stabil, dan memutuskan hubungan dengan semua kelompok teroris.

Sedangkan Putin mengatakan, Rusia ingin bekerja sama dengan Cina untuk memerangi terorisme. Rusia, kata Putin, juga ingin memerangi penyelundupan obat dan mencegah gangguang keamanan agar tidak menular ke luar Afghanistan.

photo
Pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar (ketiga dari kiri) memimpin rombongan Taliban dalam kunjungan ke Moskow pada Juni 2019. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko, File) - (AP)

Sementara itu, dalam pertemuan kelompok negara maju atau G-7 pada Selasa, Presiden AS Joe Biden berkeras akan tetap menyelesaikan evakuasi hingga 31 Agutus. Ia menolak permintaan anggota G-7 lain agar memperpanjang waktu tersebut.

Kini G-7 akan mendesak Taliban untuk memberi jaminan keamanan untuk evakuasi hingga lewat 31 Agustus. Mereka menyatakan tidak mungkin menyelesaikan proses evakuasi dalam waktu sedemikian singkat.

G-7 terdiri dari AS, Inggris, Kanada, Italia, Jerman, Prancis, dan Jepang. Hanya Jepang yang tidak termasuk anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

AS menginvasi Afghanistan pada 2001 dengan dukungan NATO.  Operasi dengan nama sandi Operation Enduring Freedom ini adalah untuk mencari Alqaidah sebagai pelaku serangan 11 September 2001 di AS. Alqaidah diyakini dilindungi oleh Taliban.

Incaran Cina

Afghanistan diyakini sebagai negara kaya sumber daya alam. Pada 2010, Pemerintah AS memperkirakan Afghanistan memiliki cadangan mineral yang belum tersentuh senilai 1 triliun dolar AS. Pemerintah Afghanistan mengatakan nilainya tiga kali lipat dari itu.

Cadangan itu antara lain lithium yang sangat banyak, mineral langka, dan mineral-mineral lain yang penting bagi industri modern menuju industri yang lebih ramah lingkungan. Tetapi infrastruktur dan keamanan yang buruk membuat upaya penambangan cadangan mineral tersebut terhambat.

Namun, tidak ada yang mampu mengambilnya dari tanah karena negara itu berperang selama empat dekade terakhir. Pertama dengan Uni Soviet, lalu perang antarsuku, dan akhirnya invasi AS dan sekutunya.  

Pada Rabu (25/8), laman Aljazirah melaporkan media pro-Partai Komunis Cina, Global Times menuliskan, investasi Cina tampaknya akan “diterima dengan terbuka” di Afghanistan. Laporan lain menyebutkan, AS tidak memiliki posisi untuk ikut campur dalam kerja sama antara Cina dan Afghanistan termasuk dalam hal mineral langka.

"Beberapa orang menekankan ketidak percayaannya pada Taliban Afghanistan. Kami ingin mengatakan, tidak ada yang tak dapat berubah selamanya, kami harus melihat masa lalu dan masa sekarang, kami harus mendengar kata-kata dan melihat perbuatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying pekan lalu.

Bagi Cina, Afghanistan memiliki nilai strategis dan ekonomis. Pemimpin-pemimpin di Beijing berulang kali meminta Taliban mencegah serangan teroris yang direncanakan terhadap Cina dan menekankan hubungan ekonomi sebagai kunci memastikan stabilitas.

Mereka juga melihat peluang untuk berinvestasi di sektor mineral Afghanistan. Cina dapat memindahkan mineral Afghanistan dengan infrastruktur yang mereka danai. Kini Cina memiliki proyek senilai 60 miliar dolar AS di Pakistan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat