Siswa didampingi gurunya mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di SDN 01 Narimbang, Lebak, Banten, Rabu (18/8/2021). | ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Kabar Utama

Sekolah Tatap Muka Harus Aman

Daftar periksa sekolah harus dipastikan terpenuhi sebelum menggelar pembelajaran tatap muka.

JAKARTA — Presiden Joko Widodo meminta seluruh pihak terus mempercepat vaksinasi Covid-19 bagi para pelajar. Jokowi mengatakan, jika seluruh pelajar sudah divaksin, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) bisa kembali digelar. 

Jokowi menyampaikan pesan tersebut saat meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 untuk pelajar di SMPN 3 Mejayan, Madiun, Jawa Timur, Kamis (19/8). Dalam kesempatan itu, Presiden juga berdialog melalui konferensi video dengan sejumlah kepala sekolah, pelajar, dan kepala daerah dari berbagai provinsi. 

"Jadi semuanya, untuk semua pelajar di seluruh Tanah Air, kalau sudah divaksin silakan dilakukan belajar tatap muka," kata Jokowi. 

Menurut Jokowi, PTM bisa digelar karena surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yang mengatur hal tersebut telah keluar. Ia pun menyadari tingginya antusiasme para pelajar dan guru yang berharap bisa segera melakukan kegiatan PTM. Kendati demikian, Jokowi mengingatkan seluruh pihak untuk berhati-hati agar tidak ada penularan Covid-19 jika PTM digelar.

"Kita semuanya harus hati-hati. Jangan sampai nanti kalau pas dibuka belajar tatap muka ada yang terpapar Covid-19. Ini yang harus kita hindari," katanya menegaskan.

Kepala SMA Negeri 5 Pekanbaru, Elmi Gurita, saat berdialog dengan Presiden mengutarakan kerinduannya dengan para murid. Ia berharap vaksinasi pelajar yang sekarang digencarkan dapat secepatnya membuat sekolah bisa kembali menggelar PTM.

"Mudah-mudahan dengan adanya vaksinasi ini, kita bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan kondisi anak-anak kita sehat walafiat," kata Elmi. 

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan, PTM mengutamakan prinsip kehati-hatian. Sekolah yang menggelar PTM juga masih harus menerapkan blended learning atau pembelajaran campuran jarak jauh dan tatap muka.

Saat ini pemerintah daerah masih menyiapkan kelengkapan pembelajaran tatap muka. "Daerah-daerah sedang proses untuk PTM. Jadi, data belum ter-update," kata Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Jumeri, Kamis (19/8).

Koordinator Penjamin Mutu Pendidikan dan Kerja Sama Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek, Katman mengatakan, data terkait PTM masih menunggu progres kesiapan sekolah. Ia memperkirakan pekan depan sudah akan terlihat jumlah sekolah yang melakukan PTM.

photo
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) antre untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 di Taman Sekartaji, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (16/8/2021). Pemkot Kediri menggelar vaksinasi Covid-19 dosis pertama secara massal bagi pelajar SMP guna mewujudkan kekebalan kelompok sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka. - (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 30 Tahun 2021, satuan pendidikan di wilayah PPKM Level 1-3 boleh melakukan PTM. Peraturan selama pembelajaran mengacu pada SKB Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19.

Satuan pendidikan yang berada pada wilayah PPKM Level 1-3 harus diiringi dengan mitigasi risiko penularan Covid-19 dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PTM terbatas juga hanya mengizinkan 50 persen dari kapasitas kelas normal. 

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Jejen Musfah setuju siswa dan guru harus divaksinasi sebelum sekolah tatap muka. “Namun, vaksinasi jangan hanya jadi satu-satunya syarat. Ini tidak adil karena guru, siswa, siap divaksin, tetapi terkendala stok, tenaga kesehatan, dan prioritas vaksin," kata Jejen, Kamis (19/8).

Pendidikan di Indonesia tidak bisa terlalu lama dilakukan secara daring, apalagi masih banyak daerah yang kesulitan jaringan internet dan listrik. Jejen pun berharap pemerintah terus mendorong vaksinasi terhadap guru dan pelajar. 

"Jika vaksinasi guru siswa belum 100 persen, sebaiknya tetap boleh PTM, khususnya yang terkendala internet dan laptop. Saya yakin guru siswa sudah siap dengan protokol kesehatan," kata dia lagi.

Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengatakan, PTM juga perlu memperhatikan rata-rata kasus positif harian di daerah tempat sekolah berada. Setiap sekolah harus memperhatikan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa belajar tatap muka diperbolehkan jika rata-rata kasus positif di satu daerah di bawah lima persen.

"Daftar periksa sekolah juga harus dipastikan dipenuhi. Tidak bisa satu terpenuhi, tapi yang lainnya diabaikan," kata Satriwan.

Sejumlah daerah mulai menggelar PTM terbatas seiring adanya kelonggaran aturan untuk sektor pendidikan pada masa PPKM. Di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, misalnya, seluruh sekolah telah melaksanakan PTM terbatas. 

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran Agus Nurdin mengatakan, pelaksanaan PTM sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Salah satunya dengan melakukan vaksinasi kepada guru dan siswa.

"Di kita sudah hampir seluruh guru telah vaksinasi. Artinya, yang boleh sekolah sudah divaksin," kata Agus kepada Republika, kemarin. 

Siswa SMP sejak Agustus juga mulai menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. "Memang belum banyak kalau siswa karena vaksin juga terbatas. Namun, kita terus menggerakkannya di sekolah," kata dia.

Orang Tua: Yang Penting Taat Prokes

Orang tua siswa menyambut baik PTM terbatas. Namun, peraturannya di sekolah harus ketat dan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri yang mengatur PTM harus ditegakkan secara baik dan benar.

Salah satu orang tua murid SD di Jember, Jawa Timur, Eka mengatakan, pandemi Covid-19 dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat anak berubah. Mereka semakin bergantung pada gawai.

Selain itu, kesabaran orang tua benar-benar diuji. "Kesibukan orang tua juga nggak sama. Kalau orang tua kantor, bisa nemenin anak ngerjain tugas kan sore sampai malam. Kadang kita juga dikejar deadline, tugas dikumpul jam 11 malam. Anak sudah lelah, ibunya lelah karena bekerja, akhirnya sama-sama emosi, sering bertengkar. Stres orang tua," kata Eka.

photo
Siswa yang bertugas sebagai satgas protokol kesehatan sekolah memeriksa suhu siswa yang hendak mengikuti kegiatan belajar mengajar saat pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan penerapan kapasitas siswa masuk kelas sebanyak 25 persen di UPT SMPN 1 Kanigoro Blitar, Jawa Timur, Kamis (19/8/2021). - (ANTARA FOTO/Irfan Anshori)

Senada dengan Eka, orang tua murid di Yogyakarta, Sri Nurmeilani mengatakan, PTM akan memberikan nilai-nilai tambah kepada siswa. Selama PJJ, materi yang diberikan hanya yang berkaitan dengan akademis.

Menurut Sri, pertemuan langsung akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada siswa. "Setuju tatap muka karena kalau tatap muka itu tidak hanya memberi materi, bisa menanamkan nilai-nilai secara langsung dalam kehidupan sehari-hari di kelas. Semua ilmu bisa menanamkan nilai ketika tatap muka," kata Sri.

Keduanya juga menegaskan, protokol kesehatan di sekolah harus dijamin. Hal ini penting agar murid di sekolah tetap aman dan orang tua juga tidak khawatir meninggalkan anak-anak mereka di sekolah.

"Yang jelas dengan protokolnya. Walaupun kasusnya sudah menurun, kita tidak tahu namanya OTG. Yang jelas untuk prokesnya masih harus diperketat," kata Eka menegaskan.

photo
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka hari pertama di SDN Margadadi 2, Indramayu, Jawa Barat, Senin (16/8/2021). Pemerintah Kabupaten Indramayu membuka sekolah untuk proses belajar tatap muka dengan wajib mengikuti protokol kesehatan Covid-19 seperti kapasitas ruangan yang hanya diisi 50 persen dan jam belajar yang dibatasi selama empat jam. - (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Salah satu sekolah yang sudah memulai PTM terbatas adalah SDN 2 Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Orang tua siswa sekolah itu mengungkapkan kegembiraannya karena anak mereka bisa kembali bersekolah.

"Alhamdulillah sekolah dibuka lagi. Soalnya kalau di rumah, susah belajar," kata salah satu orang tua siswa, Santi (35). 

Menurut dia, orang tua tak seluwes guru dalam memberikan materi pelajaran. Alhasil, proses pembelajaran untuk anaknya secara daring tak berjalan maksimal. "Yang penting di sekolah tetap jaga prokes. Saya juga antar-jemput anak saya," kata Santi.

Orang tua siswa lainnya, Rani (39) menuturkan, selama belajar secara daring, anaknya sering merasa bosan. "Kita kan gak bisa mengawasi terus. Kalau ada tatap muka ya gembira pisan," katanya.

Namun, ia mengingatkan anaknya untuk tetap menerapkan prokes selama di sekolah. Pihak sekolah juga diminta menjamin keselamatan para siswa agar tak terpapar Covid-19.

Salah satu guru di SDN 2 Pengadilan, Reni Nur Hayati mengatakan, setelah lebih dari setahun siswa belajar daring, terlihat jelas banyak siswa yang belum mengerti materi pelajaran setelah PTM dilaksanakan. "Ditanya ke mana, jawabnya ke mana. Banyak yang lupa materi," kata perempuan yang mengajar siswa kelas V itu.

Reni berharap, PTM di sekolah dapat terus berjalan dan berangsur kembali seperti sediakala. "Kita juga sebagai guru merasa bertanggung jawab secara moral. Kasihan juga anak-anak kalau harus daring lagi," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat