Atlet angkat besi asal Georgia, Lasha Talakhadze. | EPA

Olahraga

'Manusia Terkuat' yang Kesepian di Puncak Dunia

Talakhadze menjadi aktor utama dalam pemecahan tiga rekor dunia angkat besi Olimpiade Tokyo.

OLEH REJA IRFA WIDODO

Venue cabang angkat besi Olimpiade Tokyo 2020, Tokyo International Forum, bergemuruh pada Rabu (4/8) malam waktu setempat. Alasannya, tiga rekor dunia pecah sekaligus dalam kelas terberat yang dipertandingkan dalam angkat besi Olimpade 2020, yakni +109 kg putra. 

Lifter Georgia, Lasha Talakhadze, menjadi aktor utama dalam pemecahan tiga rekor dunia tersebut. Atlet berusia 27 tahun itu berhasil menajamkan rekornya sendiri pada dua kategori angkatan, snatch dan clean and jerk, ditambah dengan total angkatan di kelas +109 kg putra.

Definisi manusia terkuat di dunia memang masih bisa diperdebatkan, tetapi apabila merujuk Olimpiade sebagai pesta olahraga paling bergengsi sejagat dan catatan resmi keolahragaan, sulit untuk membantah status Talakhadze sebagai manusia terkuat seantero jagat pada saat ini. 

Total beban yang mampu diangkat Talakhadze dalam gelaran tersebut mencapai 488 kg. Berat ini merupakan dua kali dari bobot berat badan Talakhadze sendiri, yang mencapai 177 kg.

Ia mencatakan torehan itu setelah melakukan enam kali percobaan pada dua kategori angkatan. Dalam kategori angkatan snatch, Talakhadze sukses mengangkat beban 223 kg atau lebih berat satu kilogram dari rekor dunia sebelumnya, yang ditorehkan atas namanya sendiri di Kejuaraan Angkat Besi Eropa, April 2021 silam.

Lalu, dalam kategori angkatan clean and jerk, Talakhadze memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri juga dengan angkatan mencapai 265 kilogram. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Lasha Talakhadze (talakhadzelasha_official)

Beban itu dua kilogram lebih berat dibandingkan yang diangkat Talakhadze kala memecahkan rekor dunia kategori clean and jerk saat turun dalam Kejuaraan Angkat Besi Eropa. Dengan begitu, Talakhadze memperbaiki catatannya dengan total angkatan mencapai 488 kilogram, tiga kilogram lebih berat saat mencetak rekor dunia untuk total angkatan kelas +109 kg, yang juga dipecahkan di Kejuaraan Angkat Besi Eropa.

Talakhadze pun menjadi juara dan meraih medali emas kelas +109 kg putra. 

Kesuksesan di Tokyo ini melengkapi keberhasilan Talakhadze saat meraih emas pada Olimpiade Rio 2016 di kelas +105 kg putra. Tidak hanya itu, Talakhadze pun kian dekat dengan angka keramat, yang selama ini kerap menjadi titik puncak di pentas angkat besi internasional, yaitu total angkatan 500 kg.

"Pada saat ini, mungkin cukup berisiko untuk mengejar angka 500 kg. Namun, saya akan terus berusaha untuk bisa mencapai total angkatan tersebut dan secara perlahan mendekati angka tersebut. Jika sudah mencapai target itu, saya akan melanjutkan ke target berikutnya, 505, 510, dan seterusnya,'' tutur pengoleksi empat gelar juara dunia tersebut, seperti dikutip Press Association, Kamis (5/8).

Talakhadze rasanya sudah berada di jalur yang tepat untuk bisa mencapai target tersebut. Bahkan, dalam sebuah unggahan video di media sosial salah satu rekan latihannya, Talakhadze sempat mengangkat beban 225 kg snatch dan 279 kg clean and jerk. Artinya, Talakhadze sudah mencapai total angkatan 495 kg. Sayangnya, hal itu dilakukan Talakhadze dalam sesi latihan dan bukan di kompetisi resmi. 

Namun, rupanya tampil dominan di kelas +109 kg membuat Talakhadze merasa kesepian. Dia menyatakan butuh lawan atau kompetitor setara yang bisa membuatnya terus terpacu dan termotivasi, terutama dalam ambisinya mengejar target angkatan 500 kg. 

"Saya tidak mau sendirian. Saya berharap ada lifter-lifter lain yang juga bertambah kuat. Memiliki kompetitor yang kuat akan jauh lebih baik buat saya. Begitu juga dengan meningkatkan popularitas olahraga ini di dunia," ujar dia.

Di kelas +109 kg putra, Talakhadze memang tidak memiliki pesaing berat. Bahkan, di Tokyo 2020, Talakhadze berhasil mencatatkan keunggulan hingga 47 kg dari peraih medali perak, Ali Davoudi. Pesaingnya yang asal Iran itu mencatatkan total angkatan mencapai 441 kg.

Sementara, medali perunggu di kelas +109 kg diraih oleh lifter asal Suriah, Man Asaad. Dominasi Talakhadze pun sudah terlihat sejak percobaan pertama di kategori angkatan snatch. Saat lifter-lifter lain tidak ada yang berhasil mengangkat beban lebih dari 200 kg dalam percobaan pertama, Talakhadze sudah berhasil mengangkat beban 208 kg.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Lasha Talakhadze (talakhadzelasha_official)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat