Petani mengupas jagung untuk dikeringkan di Dusun Sukamanah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (15/7/2021). Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung tahun 2021 bisa mencapai 22,5 juta ton untuk kebutuhan industri pakan unggas dalam negeri, den | ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Ekonomi

Kementan Subsidi Biaya Distribusi Jagung

Jagung diperlukan untuk pakan hewan ternak.

JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan subsidi ongkos angkutan distribusi jagung dari sentra pertanaman ke pusat-pusat produksi unggas. Langkah itu dilakukan untuk menekan kenaikan harga jagung, khususnya bagi peternak unggas mandiri.

Kepala Bidang Distribusi Cadangan Pangan Kementerian Pertanian, Maino Dwi Hartono, mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah memberikan subsidi ongkos angkut untuk distribusi jagung sebanyak 1.300 ton. Ia mengatakan, upaya itu hanya solusi jangka pendek dalam situasi darurat lantaran kemampuan anggaran pemerintah yang terbatas.

"Peternak baik ayam broiler maupun layer yang kecil-kecil harus kita bantu karena kenaikan harga jagung membuat kenaikan harga pakan. Otomatis biaya operasional semakin bertambah," kata Maino kepada Republika, Jumat (23/7).

Maino mengungkapkan, salah satu contoh subsidi ongkos angkut, yakni untuk pendistribusian jagung dari wilayah provinsi NTB ke sentra-sentra peternakan di Jawa. Harga jagung pipilan kering kadar air 14 persen di daerah sentra peternakan wilayah Jawa saat ini tengah naik hingga di kisaran Rp 5.600-Rp 5.800 per kg. Sementara itu, harga jagung di NTB dari tingkat petani untuk kualitas yang sama masih dihargai Rp 4.900 per kg.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Ketahanan Pangan (badanketahananpangan)

"Biaya transportasinya kita bantu sehingga peternak bisa mendapatkan jagung sesuai dengan harga dari petani di NTB. Bantuan diberikan melalui distributor yang itu adalah koperasi peternak itu sendiri," kata Maino.

Maino menilai, subsidi ongkos angkut tersebut akan meringankan beban peternak. Bantuan itu khusus untuk peternak mandiri skala kecil sementara peternak yang bermitra dengan perusahaan terintegrasi tidak mendapatkan bantuan.

Meski harga jagung saat ini mengalami kenaikan di sebagian daerah, dia menekankan, pasokan jagung tetap tersedia. Para pedagang tetap melakukan penawaran ke berbagai koperasi peternak. Hanya saja, harga penawaran jagung, khususnya di daerah sentra peternakan sudah tinggi.

"Memang tren harga sekarang sedang bergerak naik lagi, kami belum tahu apakah ini dampak dari PPKM atau yang lain. Akibat pengetatan ini biaya ongkos bertambah. Itu berpengaruh," ujar dia.

Kementan mencatat, kenaikan harga jagung hanya terjadi di wilayah sentra peternakan unggas. Sementara itu, situasi harga jagung di wilayah-wilayah lain tercatat stabil dan tidak mengalami kenaikan.

Kepala Bidang Harga Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Rachmi Widiriani, menuturkan, kenaikan harga jagung tercatat sejak tiga bulan yang lalu, terutama di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Wilayah itu merupakan daerah yang banyak terdapat sentra peternakan unggas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Pertanian RI (kementerianpertanian)

"Memang kalau diperhatikan, produksi jagung itu menyebar dan dia tidak terfokus di daerah sentra-sentra industri peternakan maupun pakan ternak," kata Rachmi.

Sebagai contoh, sentra produksi jagung saat ini rata-rata terdapat di luar wilayah Jawa seperti di Nusa Tenggara Barat. Meskipun menjadi pusat produksi jagung, NTB bukan merupakan pusat produksi unggas maupun pakan unggas.

"Jadi, perlu effort lebih untuk bisa mendatangkan jagung dari sentra produksinya ke wilayah-wilayah yang membutuhkan untuk membuat pakan unggas," ujar dia.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, mengatakan, berdasarkan FAO Food Commodity Price Indices, harga komoditas sereal dunia sejak 2020 memang tengah naik. Meskpun dalam sebulan terakhir tren mulai menurun. Menurut dia, opsi impor jagung bisa diambil untuk menggantikan komoditas gandum yang saat ini harganya sedang tinggi.

Ketika terdapat pasokan jagung dari luar negeri yang harganya lebih murah dari harga dalam negeri, itu bisa menjadi opsi untuk menekan harga produk pakan unggas. Namun, kebijakan itu tentu memiliki dampak buruk bagi kelangsungan produksi dan harga jagung lokal.

"Impor jagung bukan untuk menggantikan jagung lokalnya, tapi substitusi gandum yang harganya lagi naik karena gandum juga menjadi bahan baku pakan unggas. Tapi, ini jelas pilihan yang sulit bagi pemerintah," ujar Rusli.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat