Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya memeriksa kesehatan hewan kurban di salah satu tempat penjualan hewan kurban di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021). Pemeriksaan kesehatan hewan kurban di seluruh tempat penjualannya itu untuk | ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Ekonomi

Resesi Tekan Potensi Kurban Tahun Ini

Potensi kurban terbesar datang dari Jabodetabek.

JAKARTA -- Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas) memproyeksikan potensi ekonomi kurban Indonesia pada 2021 sebesar Rp 18,2 triliun. Angka itu berasal dari 2,2 juta orang yang berkurban atau shahibul qurban.

Peneliti Ideas Askar Muhammad mengatakan, proyeksi ini turun dari tahun lalu yang diestimasikan mencapai Rp 20,5 triliun dengan 2,3 juta orang pekurban. "Meski tahun ini kembali tidak ada keberangkatan jamaah haji ke Tanah Suci, namun kerasnya krisis dan pandemi yang berkepanjangan menyebabkan kami mengambil estimasi yang semakin konservatif," katanya dalam Laporan Potensi Kurban 2021, Rabu (14/7).

Meski kurban tahun lalu terjadi pada kejatuhan ekonomi besar yakni kontraksi 5,32 persen pada kuartal II 2020, namun ia didahului oleh pertumbuhan ekonomi tinggi pada periode sebelumnya. Sedangkan kurban pada 2021 didahului oleh resesi yang panjang. Sejak kontraksi dalam pada kuartal II tahun lalu, kinerja pertumbuhan ekonomi masih minus berturut-turut hingga kuartal I 2021.

Resesi panjang dalam setahun terakhir membuat semakin banyak masyarakat yang jatuh ke kelas ekonomi yang lebih rendah. Hal ini turut menekan jumlah dan nilai kurban dari keluarga Muslim. Dari 2,2 juta keluarga Muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi shahibul qurban ini, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing-domba sekitar 1,26 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 414 ribu ekor.

Ideas mengasumsikan berat kambing-domba antara 20-80 kg dan berat karkas 42,5 persen. Selain itu, berat sapi-kerbau antara 250-750 kg dengan berat karkas 50 persen. Dari angka itu, potensi ekonomi kurban 2021 dari sekitar 1,7 juta hewan ternak ini setara dengan 105 ribu ton daging. Potensi kurban terbesar datang dari Jawa, terutama wilayah aglomerasi dengan mayoritas kelas menengah muslim dengan daya beli tinggi.

"Potensi kurban Jawa kami proyeksikan terdiri dari 315 ribu sapi-kerbau dan 895 ribu kambing-domba senilai Rp 13,5 triliun, setara 80 ribu ton daging," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by IDEAS | Lembaga Riset (ideas.riset)

Potensi kurban terbesar datang dari Jabodetabek, yaitu 167 ribu sapi-kerbau dan 449 ribu kambing-domba senilai Rp 7,1 triliun dan setara 42 ribu ton daging. Potensi kurban terbesar lainnya datang dari Bandung Raya, Surabaya Raya, Yogyakarta Raya, Malang Raya, dan Semarang Raya.

Dompet Dhuafa (DD) turut memproyeksikan kurban tahun ini akan menurun karena kondisi pandemi berkepanjangan. Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa Ahmad Faqih mengatakan, pandemi tidak hanya membuat daya beli masyarakat menurun tapi juga membuat orang miskin bertambah.

"Kondisi pada 2021 ini berbeda dengan 2020 meski sama-sama pandemi," katanya.

Dompet Dhuafa pun berupaya melakukan pemerataan hewan kurban ke sejumlah pelosok negeri. Ahmad mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan para peternak lokal di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan mendistribusikannya di sana.

Kerja sama dengan peternak lokal ini membuat biaya distribusi serta operasional bisa ditekan. Sehingga, harga hewan kurban di lembaga amil zakat biasanya lebih murah dibandingkan lapak konvensional.

Penghimpunan dana pembelian hewan kurban yang dilakukan secara digital ini juga membantu dalam pemerataan distribusi. Ahmad mengatakan, pada 2020, terjadi anomali karena penghimpunan kurban Dompet Dhuafa naik hingga sekitar 52 persen. Penghimpunan melalui sarana digital bahkan tumbuh hingga 120 persen sementara transaksi luring turun hingga 50 persen.

 

Peningkatan

Dinas Pertanian Kabupaten Agam memprediksi pemotongan hewan kurban pada Idul Adha 1442 hijriah meningkat dibanding tahun lalu.

Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Iswan Hendri, mengatakan, pemotongan hewan kurban jenis sapi dan kerbau tahun ini diprediksi 5.575 ekor. Meningkat dibanding 2020 yang hanya sebanyak 5.414 ekor.

Sedangkan pemotongan kambing tahun ini diprediksi 343 ekor, meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 195 ekor. “Data ini kita peroleh dari panitia kurban di seluruh kecamatan,” kata Iswan, Rabu (14/7).

Adanya kecenderungan peningkatan ini menurut Iswan membuktikan perekonomian masyarakat mulai membaik meski kondisi sekarang masih pandemi covid-19.

Setiap kecamatan peningkatan pemotongan hewan kurbannya bervariasi. Ada yang meningkat di sapi, kerbau dan kambing.

Menurut Iswan, tidak tertutup kemungkinan peningkatan pemotongan hewan kurban ini terus terjadi. Karena masih ada waktu beberapa hari jelang hari raya Idul Adha 1442 hijriah.

Untuk memastikan hewan kurban yang akan dipotong sesuai kaidah agama dan UU, Dinas Pertanian akan menurunkan petugas untuk melakukan pemeriksaan, karena hewan yang akan disembelih selain sehat juga harus cukup umur dan tidak cacat.

“Pemeriksaan dilakukan mulai H-3 sampai H+2 pemotongan, bahkan kini sudah ada panitia kurban untuk melakukan pemeriksaan. Ini supaya dapat memastikan daging yang akan dikonsumsi masyarakat Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH),” ucap Iswan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat