Sejumlah domba kurban dipasangi masker oleh pedagang saat dijual di Jalan Babakan Loa, Cimahi Utara, Kota Cimahi, Selasa (13/7). Aksi tersebut bertujuan untuk menarik minat pembeli sekaligus sebagai bentuk kampanye protokol kesehatan pencegahan Covid-19 s | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Jakarta

DKI Periksa Kesehatan Hewan Kurban

Pemprov DKI menilai hewan kurban layak dikonsumsi

JAKARTA -- Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat (Sudin KPKP Jakpus) telah memeriksa 981 hewan kurban yang dijual pedagang. Langkah itu dilakukan guna memastikan hewan kurban bebas dari penyakit dan cukup umur menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah.

Kepala Sudin KPKP Jakpus, Penty Yunesi Pudyastuti,mengatakan, pemeriksaan dan pengambilan sampel dilakukan di 22 tempat penampungan hewan kurban. Lokasinya, meliputi Kecamatan Gambir, Kemayoran, dan Johar Baru.

"Sampai Jumat lalu, sudah ada 981 hewan kurban yang diperiksa dan terus bertambah, karena sejumlah kecamatan baru datang lagi hewannya," kata Penty saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (13/7). Karena itu, bisa saja hewan kurban yang diperiksa per Selasa, sudah tembus 1.000 ekor.

Penty memerinci, hewan yang diperiksa kesehatan dan kelayakannya, antara lain 342 sapi, 618 kambing, dan 21 ekor domba. Dia menyebut, umumnya hewan kurban tersebut didatangkan dari Wonosobo (Jawa Tengah), Bima (Nusa Tenggar Barat), Pulau Bali, hingga Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Guna memastikan hewan kurban terbebas dari penyakit antraks, kata dia, Sudin KPKP dibantu oleh Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan DKI melakukan pengamatan (surveilans) dan pemeriksaan. "Kita lakukan surveilans penyakit pekan lalu, kita lakukan tes dan ambil sampel, tidak ditemukan penyakit antraks," kata Penty.

Selain diperiksa, sambung dia, sejumlah hewan kurban yang baru datang dari luar daerah itu juga diberikan obat. Menurut Penty, petugas memeriksa gigi dan memberi vitamin agar hewan itu tidak kelelahan. Dia mengatakan, pemeriksaan hewan kurban di Jakpus terus dilakukan sampai menjelang Hari Raya Idul Adha pada Selasa (20/7).

Tidak ketinggalan, kata Penty, hewan kurban yang sudah menjalani pemeriksaan diberikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Surat tersebut dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Pun nantinya petugas Sudin KPKP memberikan stiker bagi hewan yang sudah lulus dinyatakan sehat, dan layak disembelih.

"Hewan yang sudah diperiksa kesehatannya, ditukar SKKH-nya dari daerah asal dengan SKKH dari Pemda DKI. Untuk lokasi (penampungan) juga dilakukan penempelan stiker bahwa hewan tersebut telah diperiksa," kata Penty.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sudin Kominfotik Jakarta Pusat (kominfotikjp)

Menurun

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Kota Bogor, drh Wina, menerangkan, jumlah sapi kurban yang masuk ke Kota Bogor pada 2020 sekitar 5.000 ekor. Sedangkan, kambing dan domba tercatat 8.000 ekor. Dia memperkirakan, jumlah hewan kurban di Kota Bogor pada tahun ini, menurun.

Kayaknya ada penurunan dilihat dari jumlah sapi yang masuk, juga kambing, domba. Kita prediksikan ada penurunan 20 sampai 30 persen,” kata Wina di Kota Bogor, Selasa.

Dia mengatakan, Dinas KPP sudah melakukan pengawasan terhadap hewan kurban yang berasal dari luar daerah. Wina menyebut, sebagian besar hewan kurban yang dijual di Kota Bogor berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut dia, petugas Dinas KPP fokus pengawasan terkait kesehatan hewan. Wina menegaskan, sebelum masuk ke Kota Bogor, para penjual hewan kurban harus memiliki SKKH dari daerah asal.

“Hewan kurban itu, harus memenuhi surat kesehatan. Artinya dia bebas dari penyakit, terutama penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia,” jelasnya.

Selain itu, Wina menambahkan, petugas Dinas KPP juga mengawasi protokol kesehatan di tempat penjualan hewan kurban. Jajarannya juga bakal diterjunkan di lapangan pada hari pemotongan di beberapa titik masjid di Kota Bogor.

“Cuma karena kondisi PPKM Darurat, ada hal-hal yang harus kita perhatikan selain dari segi kesehatan hewannya. Belum lama ini, kita lakukan virtual undang camat, lurah, perwakilan dewan kemakmuran masjid, dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Wilayah 2 Jawa Barat,” kata Wina. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat