Warga mengenakan masker dibalik kawat berduri yang ditempatkan untuk membatasi pergerakan warga di Segambut Dalam Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad (27/6/2021) lalu. | AP/Vincent Thian

Internasional

WHO: Hati-Hati Cabut Pembatasan Sosial

WHO menilai penularan virus masih bisa meningkat terlepas dari luas dan tingginya cakupan vaksinasi.

JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di dunia berhati-hati dalam mencabut pembatasan sosial Covid-19. WHO menilai penularan virus masih bisa meningkat terlepas dari luas dan tingginya cakupan vaksinasi.

“Saya akan mendesak kehati-hatian dalam pencabutan penuh tindakan kesehatan masyarakat dan sosial saat ini, karena ada konsekuensi untuk itu (penyebaran virus),” kata Direktur Program Kedaruratan WHO Michael Ryan dalam konferensi pers pada Rabu (7/7).

Banyak negara di dunia mulai melonggarkan, bahkan mencabut pembatasan sosial ketat yang sebelumnya diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pada 1 Juli lalu, Uni Eropa resmi memberlakukan kembali perjalanan bebas lintas-batas antara negara-negara anggotanya.

Namun ada aturan baru, yaitu warga Benua Biru harus membawa sertifikat, baik digital maupun fisik, yang mencakup informasi tentang vaksinasi, tes, atau telah pulih dari Covid-19. Sertifikat tersebut dikenal dengan European Union Digital Covid Certificate (EUDCC). Sertifikat tersebut resmi, gratis, dan harus diakui 27 negara anggota Uni Eropa serta Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia.

Tembus empat juta

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kembali menyerukan peningkatan kesetaraan vaksin dalam rangka memerangi pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan saat kematian akibat Covid-19 di dunia menembus 4 juta jiwa. 

“Hari ini dunia menandai satu lagi tonggak sejarah suram dalam pandemi Covid-19. Empat juta jiwa kini telah hilang karena virus. Jumlah korban tragis ini lebih banyak daripada populasi satu dari tiga negara di bumi,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan pada Rabu (7/7).

Guterres mengatakan, vaksin menawarkan sinar harapan. Namun sebagian besar dunia masih dalam bayang-bayang. Menurutnya, virus telah melampaui distribusi vaksin. “Pandemi ini jelas masih jauh dari selesai. Lebih dari separuh korbannya meninggal tahun ini,” ucapnya.

Mengutip data John Hopkins University Coronavirus Resource Center, saat berita ini ditulis jumlah total kematian global yang telah tercatat sejauh ini adalah 4.000.929 jiwa. Sedangkan jumlah kasus sebanyak 185.029.960. Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan kasus dan kematian terbanyak. Negeri Paman Sam sudah melaporkan 33,77 juta kasus dan 606 ribu kematian.

India menyusul di urutan kedua dengan 30,66 juta kasus dan 404 ribu kematian. Posisi ketiga ditempati Brasil dengan 18,90 juta kasus dan 528 ribu kematian. Prancis menduduki urutan keempat dengan 5,85 juta kasus dan 111 ribu kematian. Rusia menempati posisi kelima dengan 5,61 juta kasus dan 137 ribu kematian.

Selain mereka, negara lain yang telah mencatatkan lebih dari 100 ribu kematian akibat Covid-19 adalah Meksiko (234 ribu kematian), Peru (193 ribu kematian), Inggris (128 ribu kematian), Italia (127 ribu kematian), dan Kolombia (110 ribu kematian).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat