Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). Presiden Joko Widodo meresmikan BSI yang menandai telah tuntas dan rampungnya proses merger tiga bank syariah milik Himbara yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Ban | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Ekonomi

Migrasi Rekening BSI ke Tahap Akhir

Menghadapi PPKM Darurat, BSI mengubah skema migrasi menjadi digital.

JAKARTA -- Migrasi layanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk hampir tahap akhir. BSI menargetkan penyelesaian migrasi pada akhir Juli hingga awal Agustus. Sisa waktu hingga 1 November 2021 untuk menyelesaikan kasus-kasus yang muncul.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan, migrasi integrasi sistem layanan dan migrasi rekening telah memasuki wilayah regional Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Banjarmasin.

"Integrasi kali ini spesial karena dilakukan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sehingga kami siapkan strategi khusus agar nasabah nyaman," katanya dalam konferensi pers, Selasa (6/7).

Integrasi empat wilayah kali ini termasuk terbesar karena mencakup Jakarta yang menjadi salah satu tulang punggung bisnis. Jumlah nasabah yang ikut dalam migrasi 3,89 juta rekening dengan total DPK Rp 64,3 triliun dan 354 outlet.

Migrasi rekening BSI dari Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah ditargetkan selesai Agustus 2021. Pascaperesmian pada 1 Februari 2021 lalu, BSI melakukan proses migrasi secara bertahap mulai dari Regional Sulawesi dan sekitarnya.

Migrasi dilanjutkan Regional Jawa Tengah, Regional Aceh, serta Regional Sumatra (Palembang, Medan, Padang dan kota lainnya). Pada Juli ini, BSI melakukan migrasi sistem pada empat wilayah regional, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Banjarmasin.

Hery menargetkan 100 persen nasabah di wilayah tersebut terintegrasi dengan sistem layanan perbankan syariah BSI yang baru pada Agustus 2021. Semuanya akan tergabung dalam sistem yang bernama T24.

"Tugas kami memastikan ada 700 cabang lagi yang dimiliki BNIS dan BRIS diintegrasikan ke sistem BSI," katanya.

Secara berurutan, migrasi sistem dilaksanakan di wilayah Jakarta dan Bandung pada 5 Juli serta wilayah Surabaya dan Banjarmasin pada 12 Juli untuk nasabah payroll, priority, dan lainnya. Secara keseluruhan, automigrasi nasabah eks-BRIS dilakukan pada 21 Juli 2021.

Selanjutnya, untuk nasabah eks-BNIS dilakukan pada 9 Agustus 2021. Di wilayah-wilayah tersebut, saat ini BSI telah melayani lebih dari 3,8 juta nasabah melalui 354 kantor cabang yang menjangkau masyarakat, baik di kota besar maupun suburban.

Per Juni 2021, kata Hery, proses integrasi layanan dan migrasi rekening mencapai tahap 45 persen dari target migrasi rekening seluruh wilayah yang akan selesai pada Juli 2021. Total dana pihak ketiga yang dimigrasikan Juli ini sekira Rp 64,3 triliun.

Skema migrasi

Menghadapi PPKM Darurat, BSI mengubah skema migrasi menjadi digital dan otomatis dari rekening bank syariah legacy atau BRI Syariah dan BNI Syariah ke rekening BSI. Migrasi dilakukan dari sisi IT, jaringan, dan layanan agar nasabah tidak perlu ke kantor cabang.

Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii mengatakan, kartu ATM eks-BRIS dan eks-BNIS masih bisa digunakan. Meski sebaiknya, nasabah segera mengganti dengan kartu ATM dan tabungan baru begitu kondisi memungkinkan.

Nasabah eks-BRIS dan eks-BNIS bisa langsung menggunakan mobile banking BSI dengan aktivasi melalui bantuan chatbox Aisyah di website BSI. Nasabah nantinya dipandu melakukan aktivasi M-Banking BSI sehingga bisa langsung melakukan transaksi.

Langkah ini, menurut dia, sebagai bentuk komitmen BSI Go Digital sehingga nasabah dapat tetap aman dan nyaman dalam bertransaksi.

Menurut Wakil Direktur Utama 1, Ngatari, perjalanan migrasi sejauh ini menuntaskan lima dari 11 region atau sekitar 45 persen. Lima wilayah sisanya Jakarta 1, Jakarta 2, Jakarta 3, Bandung, Surabaya, dan Banjarmasin yang berlangsung saat ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat