Atlet panjat tebing Jawa Tengah Kiromal Katibin (kiri) dan atlet Jawa Timur Sukron (kanan) bergerak turun usai beradu cepat pada babak semifinal kategori | ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Olahraga

Jagoan Baru Panjat Tebing Penghasil Prestasi

Berbagai manifestasi kejuaraan panjat tebing dunia kini mulai diukir atlet Indonesia.

OLEH ANGGORO PRAMUDYA 

Kegiatan panjat tebing mulai muncul pertama kali di kawasan Eropa pada 1910, tepatnya berlangsung di Pegunungan Alpen, sebelum Perang Dunia (PD I) Austria. Kiwari olah tubuh panjat tebing mulai berproses dan bertumbuh hingga sudah memiliki induk olahraganya sendiri baik di Indonesia maupun dunia.

Di Indonesia, induk olahraga ini disebut Federasi Panjat Tebing Indonesia atau FTPI. Organisasi tersebut dibentuk pertama kali pada 1988. Sedangkan, induk olahraga memanjat dengan menggunakan media tebing dan tali dunia diklaim dengan nama Federation of Sport Climbing akronim dari IFSC.

Kegiatan olahraga yang terbilang cukup ekstrem ini dipelopori oleh Harry Suliztiarto, Heri Hermanu, Dedi Hikmat, dan Agus Rasmono Hadi.

Singkat kata, berangkat dari kegemaran keempat orang tersebut, kegiatan panjat tebing mulai menggaung di bumi Pertiwi. Pada 1989 Indonesia secara resmi mendirikan Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FPTGI), yang kemudian berganti nama menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).

FPTI diakui menjadi anggota Union Internationale des Associations d'Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasi panjat tebing dan gunung internasional. UIAA sendiri merupakan organisasi olahraga dunia yang bertanggung jawab pada semua kegiatan olahraga dunia, termasuk Olimpiade.

Dari gunung dan tebing, berbagai manifestasi kejuaraan panjat tebing dunia kini mulai diukir atlet Indonesia. Para atlet Merah Putih tak bisa dipandang sebelah mata oleh mancanegara.

Bukti terbaru, atlet panjat tebing Indonesia baru saja meraih prestasi berkelas dengan meraih medali emas di kategori speed putra IFSC Climbing World Cup Villars, Swiss, Sabtu (3/7) kemarin.

Veddriq Leonardo yang merupakan pemegang rekor dunia speed putra mengalahkan wakil Rusia, Dmitri Timofeev, di babak final. Ia menjadi yang terbaik seusai mencatatkan waktu 5,329 detik, sedangkan Timofeev menorehkan waktu 7,35 detik.

Meski belum memecahkan rekor yang dipegangnya sendiri, Veddriq mengaku senang bisa kembali meraih juara dan mempersembahkannya untuk Indonesia. Sebelumnya, Veddriq mencatatkan rekor di Piala Dunia Panjat Tebing di Salt Lake City (USA) 2021 dengan waktu 5,208 detik.

Tidak hanya Veddriq, atlet Indonesia lainnya, Kiromal Katibin, juga berprestasi dengan membawa pulang medali perunggu seusai menang atas atlet Rusia Vladislav Deulin di babak perebutan peringkat ketiga.

Katibin berhasil unggul dalam pertarungan yang cukup ketat dengan catatan waktu 5,306 detik dan Deulin mencatatkan waktu 5,38 detik.

Lewat hasil tersebut, Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid menyambut gembira prestasi para atletnya kali ini.

"Kemenangan ini makin mengukuhkan prestasi atlet panjat tebing Indonesia di tingkat dunia. Terima kasih atas dukungan seluruh masyarakat. Kemenangan ini kita persembahkan untuk seluruh rakyat Indonesia agar terus semangat berjuang melawan pandemi. Dengan tekad yang kuat, kita pasti bisa," ujar Yenny Wahid dilansir laman resmi FPTI, Senin (5/7).

Fenomena hujan prestasi cabor panjat tebing di IFSC Climbing World Cup di Swiss setidaknya menjadi atribut bagi pemangku kepentingan dan petinggi untuk lebih memperhatikan cabor-cabor berpotensi, seperti panjat tebing.

Gelontoran prestasi di kancah dunia jelas sudah sepatutnya menjadikan olahraga panjat tebing ini primadona layaknya bulu tangkis, pencak silat, dan wushu.

Lantas, bentuk perhatian seperti apa yang harus dilakukan pemerintah untuk tetap menjaga level tersebut di tingkat atas? Salah satunya adalah memberikan perhatian dengan lebih mendorong penataan pelatihan dan kompetisi agar kesempatan bertanding lebih banyak, yang tak kalah penting terutama adalah dukungan secara material (anggaran) yang dibutuhkan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat