Sejumlah dokter memeriksa hasil rontgen pasien terduga Covid-19 di Poli Pinere RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (9/7/2020). Obat Ivermectin memiliki peran yang sama seperti obat-obat Remdesivir atau Chloroquin | FB Anggoro/ANTARA FOTO

Nasional

Pakar: Ivermectin Mampu Hambat Replikasi Virus Covid-19

Obat Ivermectin memiliki peran yang sama seperti obat-obat Remdesivir atau Chloroquin

JAKARTA – Ahli paru dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Budhi Antariksa mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang terdapat dalam beberapa jurnal ilmiah kedokteran, Ivermectin bisa memiliki efek sebagai penghambat replikasi virus Covid-19. Hal ini menjadikan Ivermectin berpotensi sebagai obat antivirus Covid-19.

Selain menghambat replikasi virus, obat ini juga memiliki efek antiperadangan sehingga kerusakan sel-sel paru berkurang. “Diketahui Ivermectin memiliki efek sebagai antiperadangan dan juga menghambat badai sitokin yang terjadi pada pasien Covid-19,” kata Budhi dihubungi Republika, Jumat (25/6).

Budhi mengatakan, obat Ivermectin merupakan salah satu upaya untuk mengatasi infeksi virus Covid-19. Apalagi, kata dia, saat ini kasus di Indonesia sedang mengalami peningkatan bersamaan dengan semakin banyaknya varian Covid-19 baru, yakni varian Delta yang pertama kali ditemukan di India.

Saat ini, paparnya, fasilitas kesehatan mengalami kesulitan dalam menangani Covid-19. Kamar rawat di berbagai daerah semakin penuh, bahkan sudah ada yang di atas 90 persen. Belum lagi fasilitas alat bantu napas serta obat-obatan yang harus terus disediakan. “Tetap dianjurkan pemakaian obat standar, apabila minum Ivermectin,” kata Budhi.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir mencoba aplikasi pembelajaran bahasa Isyarat i-CHAT (I Can Hear and Talk) saat meninjau Sekolah Luar Biasa (SLB) Aisyiyah Kawalu pada kunjungan kerja di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021). - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Menurutnya, dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan data mengenai Ivermectin yang dapat dikonsumsi sebagai obat untuk menyembuhkan Covid-19. Budhi menegaskan, hal ini merupakan salah satu ikhtiar tenaga kesehatan untuk melawan pandemi.

Budhi mengatakan, saat ini pihaknya sedang memulai penelitian untuk Ivermectin sebagai obat Covid-19 di bawah Balitbang Kementerian Kesehatan. Penelitian dilakukan bersama dengan delapan rumah sakit di Indonesia dan diharapkan dapat memberikan hasil yang positif.

“Pada delapan rumah sakit di Indonesia, dengan harapan data valid untuk membuktikan apakah Ivermectin dapat diberikan sebagai obat Covid-19 dengan catatan obat ini sebagai obat adjuvan dulu,” kata Budhi.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menilai, tak masalah jika para dokter saat ini merekomendasikan obat Ivermectin sebagai terapi penyembuhan Covid-19. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari ikhtiar. 

“Di tengah keadaan darurat seperti itu, sah-sah saja, boleh saja, bahkan kita dorong ikhtiar-ikhtiar untuk menemukan obat yang baik,” ujar Daeng saat dihubungi oleh Republika, Jumat (25/6). 

Dia mengatakan, obat Ivermectin yang merupakan obat cacing memiliki peran yang sama seperti obat-obat Remdesivir atau Chloroquin, yaitu obat yang digunakan untuk penggunaan darurat dalam penyembuhan Covid-19. Obat Ivermectin merupakan salah satu obat yang juga digunakan oleh para dokter di berbagai negara sebagai ikhtiar melawan Covid-19. 

Menurutnya, penggunaan beberapa obat termasuk obat antivirus, vitamin, obat antibiotik, dan lain-lain dilakukan karena obat-obat tersebut juga digunakan beberapa negara. Beberapa obat itu pun digunakan untuk penyembuhan Covid-19. 

“Sebagai sebuah ikhtiar, saya kira ini baik sekali. Sampai sekarang, obat untuk membunuh Covid-19 itu belum ditemukan. Tidak ada satu pun obat yang ketika dipakai bisa langsung membunuh Covid-19. Secara evidence base itu memang belum ada,” kata dia. 

Di beberapa negara pula, Ivermectin digunakan sebagai uji klinis. Secara empiris, ketika obat Ivermectin digunakan pada pasien Covid-19, ada yang memiliki hasil mendukung untuk penyembuhan dan ada yang kurang mendukung. 

“Dari hasil penelitian, ada yang mengatakan obat Ivermectin ini mendukung atau terbukti bagus untuk pengobatan Covid-19. Namun, ada juga yang tidak mendukung atau tidak terlalu terbukti bagus untuk pengobatan Covid-19,” kata dia. 

Oleh karena masih beragamnya hasil penelitian Ivermectin, maka Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini mendorong adanya uji klinis lebih besar lagi dari pemakaian Ivermectin. Jika Indonesia menggunakannya sebagai bagian dari uji klinis dan ikhtiar, dia pun merasa hal itu tak masalah. “Jadi diberikan kepada pasien dalam rangka uji klinis, silakan. Sambil kita berharap, hasil uji klinis ini baik,” ungkap dia.

Obat ini pun, kata dia, telah mendapatkan izin edar sejak lama sebelum adanya pandemi Covid-19. Artinya, penggunaan obat ini sebenarnya telah aman untuk digunakan. Hanya saja, efikasinya terhadap Covid-19 masih belum terbukti. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat