Tenaga kesehatan memasukkan pasien positif Covid-19 ke ruangan rawat inap di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (20/6/2021). | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Nakes Terinfeksi Kian Banyak

IDI meminta pemerintah untuk meningkatkan perlindungan kepada nakes.

JAKARTA – Tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19 terus bertambah meski telah mendapat dua dosis vaksin. Kenaikan jumlah nakes yang terpapar ini membuat beban nakes semakin berat sekaligus menjadi alarm bahaya seiring jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air yang melonjak signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

“Penambahan perawat terinfeksi virus sebanyak 497 orang, terhitung sejak 1 April hingga 21 Juni 2021," kata Ketua Satgas Covid-19 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jajat Sudrajat saat dihubungi Republika, Senin (21/6).

PPNI juga mencatat total akumulasi perawat yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejak awal pandemi Maret 2020 hingga 21 Juni 2021 yaitu sebanyak 6.040 orang. Sementara perawat yang meninggal dunia akibat Covid-19 sejak awal pandemi Maret 2020 sampai 21 Juni 2021 sebanyak 314 jiwa.

PPNI tidak menutup kemungkinan nakes yang terinfeksi Covid-19 lebih dari angka tersebut karena tidak semua melaporkannya. Apalagi, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Bangkalan di Jawa Timur mengalami peningkatan kasus. Artinya, kata Jajat, bisa jadi perawat yang terinfeksi virus ini lebih data di atas kertas.

photo
Tenaga kesehatan beristirahat sejenak disela menangani pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (20/6/2021). Tercatat sekitar 90 persen tingkat keterisian tempat tidur di RSUD Kota Bogor telah terisi oleh pasien positif Covid-19 dengan total pasien sebanyak 115 orang.  - (Republika/Putra M. Akbar)

“Perawat yang terinfeksi Covid-19 ini hanya yang tercatat karena tidak semua mau melaporkan diri, baik individu maupun institusinya. Padahal, saat ini sudah banyak kasusnya,” kata dia.

Di Jawa Barat, sebanyak 171 nakes di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung terpapar Covid-19 hanya pada Juni. Sebanyak 16 nakes di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit, selebihnya menjalani isolasi mandiri. Sementara 41 orang tenaga penunjang di di rumah sakit itu juga ikut terpapar.

“Ini memang cukup meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Kita bulan kemarin (Mei) 61 orang (terpapar),” ujar Plh Direktur Pelayanan Medik, Perawatan, dan Penunjang RSHS, Yana Akhmad Supriatna.

Yana melanjutkan, tempat tidur di ruang isolasi mandiri sebanyak 231 unit terdiri dari 48 tempat tidur ICU dan 183 tempat tidur non ICU. Keterisian tempat tidur atau BOR isolasi ICU sebanyak 91 persen dan isolasi non ICU 89,6 persen. Sementara bed occupancy rate (BOR) di RSHS 89 persen atau sudah merawat 207 pasien.

photo
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri saat shalat Maghrib di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (20/6/2021). - (Republika/Putra M. Akbar)

Yana mengaku, meski tak berpengaruh terhadap pelayanan secara umum, kasus Covid-19 yang meningkat ini turut berpengaruh terhadap kondisi psikologis tenaga kesehatan. “Ini satu beban bagi nakes kami bahwa beban psikologis dan fisik dengan bertambahnya kasus apalagi ada di kawan nakes kena Covid-19 ada aspek psikologis,” ujar dia.

Yana menambahkan, RSHS juga sudah merekrut 25 tenaga kesehatan yang baru untuk menunjang pelayanan. Selain itu, pemerintah daerah berencana akan menambah jumlah tenaga medis.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih meminta pemerintah untuk meningkatkan perlindungan kepada nakes di tengah lonjakan kasus Covid-19. Sebab, lonjakan kasus terjadi sangat tajam dan diikuti juga dengan peningkatan kasus kematian akibat Covid-19.

Daeng juga memohon kepada seluruh pemerintah daerah, khususnya yang daerahnya mengalami lonjakan kasus Covid-19 dan daerah di sekitarnya untuk menyempurnakan strategi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro. Langkah ini sebagai upaya memutus rantai penularan.

“Segera mengambil kebijakan emergency dengan pengetatan dan pembatasan mobilitas serta aktifitas warga untuk mengendalikan kondisi darurat tingginya lonjakan kasus Covid-19 di daerah masing-masing dan mencegah kolapsnya pelayanan kesehatan,” ujar Daeng.

Selanjutnya, IDI juga memohon kepada pemerintah untuk mempercepat vaksinasi massal dan memperluas upaya tracing dan testing pada semua kelompok umur, termasuk anak-anak. IDI juga meminta masyarakat disiplin melaksanakan protokol kesehatan dengan pengawasan yang ketat serta sanksi yang tegas bagi pelanggar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat