Petugas menyiapkan tempat tidur dan alat kesehatan di ruangan Tower 8 Wisma Atlet Pademangan, Jakarta, Selasa (15/6/2021). | Prayogi/Republika.

Nasional

Vaksin Diklaim Ampuh Lawan Varian Delta

Efikasi vaksin Covid-19 terhadap mutasi virus juga menjadi pertanyaan semua pakar.

JAKARTA – Pemerintah menyatakan, vaksin Covid-19 dari berbagai produsen masih cukup ampuh untuk menekan laju penularan virus, termasuk varian Delta. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, efektivitas vaksinasi di Indonesia masih di atas 50 persen yang berarti masih di atas ambang batas yang disyaratkan WHO.

“Apakah vaksin di sini memiliki efektivitas masih tinggi atau tidak? Secara keseluruhan, sekarang ini masih. Karena efektivitas di atas 50 persen masih terpenuhi dan penelitian lebih lanjut harus selalu dilakukan agar vaksin yang dipakai adalah vaksin yang efektif,” kata Wiku dalam keterangan pers, Selasa (15/6).

Pernyataan Wiku mengenai tingkat efektivitas vaksinasi ini merespons merebaknya varian Delta atau B1617.2 yang awalnya merebak di India. Varian ini terbukti mendominasi lonjakan kasus di beberapa daerah, seperti Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta. Sejumlah pihak mengkhawatirkan, varian baru ini akan mempersulit tercapainya kekebalan kelompok.

Pertanyaan mengenai efikasi dan efektivitas vaksin Covid-19 terhadap mutasi virus, ujar Wiku, juga ditanyakan seluruh ahli di dunia. Menurutnya, pemerintah tetap terus memantau perkembangannya dan memastikan vaksinasi yang dilakukan memberikan proteksi kolektif.

Dalam rekap variant of concerns yang dilansir Kementerian Kesehatan, dari total 1.989 sekuens yang diteliti, ditemukan ada 145 mutasi baru. Di antaranya, 36 varian alpha asal Inggris dan 104 varian delta asal India. Ada 10 sekuens dari varian delta di DKI Jakarta dan 75 sekuens di Jawa Tengah.

Di sisi lain, pemerintah mengaku belum bisa menelusuri secara rinci asal mula Covid-19 varian delta masuk ke Indonesia. Wiku menyebut, proses whole genome sequencing (WGS) sebagai cara untuk mengidentifikasi mutasi Covid-19, belum bisa dilakukan secara merata di seluruh daerah. Uji ilmiah untuk memperoleh cetak biru dari genetika virus korona ini pun belum bisa dilakukan secara masif di Indonesia.

Untuk mengidentifikasi sebaran mutasi Covid-19 dan mengetahui secara rinci asal muasal masuknya varian Delta ke Indonesia, maka pemerintah perlu menggelar WGS dengan sampel yang banyak. Wiku yakin seiring berjalannya waktu, data rinci mengenai genetika Covid-19 di Tanah Air bisa diperoleh secara lengkap demi memperoleh pemetaan sebaran penularan yang akurat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Kesehatan RI (kemenkes_ri)

“Suatu saat dengan jumlah yang lebih banyak kita bisa menelusuri dari mana virus itu berasal, mulai dari masuk sampai ke dalam suatu tempat tertentu. Itu perlu penelitian lebih lanjut. Pada saat ini kita belum bisa menjelaskan itu karena prosesnya masih panjang,” kata Wiku.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebagian pasien yang terpapar varian delta di Kudus ini masih menjalani isolasi dan dirawat. Kemudian sebagian besar lainnya sudah sembuh. Nadia menyebut telah terjadi transmisi lokal varian delta di Kudus. Selain itu, mobilitas yang tinggi dan protokol kesehatan yang kendor memperparah penularan yang terjadi.

Namun, dia mengeklaim, adanya mutasi virus ini tidak mengganggu efikasi vaksin. Kemenkes pun terus mempercepat vaksinasi. “Kemenkes juga meminta masyarakat menghindari kasus Covid-19 termasuk mutasinya dengan tetap disiplin protokol kesehatan dan menghindari kerumunan,” ujar dia.

photo
Rekap Sekuens Variant of Concern - (Kemenkes)

Penanggung Jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, mengatakan, tiga pasien yang terjangkit Covid-19 varian delta saat ini mengalami gejala ringan dan sedang. Ketiga pasien tersebut memiliki CT value di bawah 18. Semuanya, kata dia, merupakan klaster Madura.

“Satu gejala ringan, batuk berdahak tanpa komorbid masih dirawat di RSLI. Kedua gejala ringan, demam dengan komorbid DB masih dirawat di RSLI, dan satu tanpa gejala, tanpa komorbid, pindah faskes pada 12 Juni 2021 ke RS Bojonegoro dengan pertimbangan lebih dekat domisili,” ujar dia.

Nalendra menyampaikan, pihaknya telah mengirimkan puluhan sampel dari pasien Covid-19 yang CT valuenya rendah, utamanya yang dari Madura. Berdasarkan WGS Litbangkes Jakarta, kata dia, ada lima sampel yang keluar dengan hasil tidak didapatkan mutasi. Kemudian 32 sampel masih belum keluar hasilnya.

Bahaya Varian Delta di Depan Mata

Pemerintah Indonesia diharapkan melihat kasus Covid-19 di Inggris sebagai bahan untuk melakukan langkah antisipasi dalam menangani varian delta. Varian baru yang pertama kali dideteksi di India itu kini justru mendominasi kasus di Inggris.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, di Inggris sudah ada 42.323 kasus varian delta, atau naik 70 persen dari pekan sebelumnya. Dengan kata lain, kasus Covid-19 naik 29.892 kasus hanya dalam waktu satu pekan saja.

Bahkan, kata Yoga, data terakhir Inggris menunjukkan, lebih dari 90 persen kasus baru Covid-19 di negara itu kini adalah varian delta ini, menggantikan varian Alfa (B117) yang semula dominan di Inggris. “Kalau pola ini juga akan terjadi di negara kita maka tentu bebannya akan berat jadinya,” kata Prof Yoga, Selasa (15/6).

Yoga mendapati varian delta di Inggris ternyata 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa dengan waktu penggandaan (doubling time) berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari. “Akan baik kalau juga ada data tentang berapa besar (doubling time) dari varian delta yang kini ada di negara kita, termasuk tentunya laporan terakhir dari Kudus ini,” ujar Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 itu.

Laporan dari Inggris pada 11 Juni 2021 juga menunjukkan varian delta berpengaruh menurunkan efektivitas vaksin dibandingkan varian Alfa. Pada mereka yang baru dapat vaksin satu kali maka terjadi penurunan efektifitas perlindungan terhadap gejala sebesar 15 persen sampai 20 persen.

Menurut Yoga, perlu diamati kemungkinan dampak seperti ini, apalagi program vaksinasi memang sedang terus digalakkan. “Hanya saja tentu kita tidak akan membandingkan varian Delta dengan varian Alfa seperti yang Inggris lakukan, karena varian Alfa bukanlah varian yang dominan di negara kita sebelum ini,” ujar Yoga.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat