Pemilik rumah mencari barang berharga di dalam rumahnya yang hancur tertimpa tanah longsor, di Perumahan Nerada Estate Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/6/2021). Longsor yang menimpa sejumlah rumah disebabkan hujan deras. | ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Bodetabek

Longsoran Turap Berimbas ke Warga Sekitar  

Tiga rumah tertimpa reruntuhan longsoran turap dari kawasan Kompleks Griya Satwika Telkom, Ciputat, Tangsel

 OLEH EVA RIANTI

Sugandi (42 tahun), tampak sibuk membereskan sejumlah perabotan di rumahnya di Kompleks Nerada RW 10, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) yang hampir sepenuhnya hancur.

Rumah Sugandi merupakan salah satu dari tiga rumah yang tertimpa reruntuhan longsoran turap dari kawasan Kompleks Griya Satwika Telkom, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat, Tangsel.

Syok ya karena saya enggak pernah kejadian kayak begini, tertimpa longsoran turap seberang,” ujar Sugandi saat ditemui Republika di kediamannya, Ahad (13/6).

Turap di Kompleks Griya Satwika Telkom mengalami longsor pada Jumat (11/6) malam. Dampaknya, Kompleks Nerada yang posisinya berada lebih rendah dari perumahan tersebut terkena imbasnya. Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, sebanyak tiga rumah yang persis berada di dekat turap yang longsor mengalami rusak berat.

Sugandi mengaku tidak menyangka turap di kompleks seberang itu mengalami longsor. Pasalnya, menurut pengamatannya, turap tersebut memiliki ketinggian dan ketebalan yang cukup kuat, ditambah lagi di belakang rumahnya ada turap yang dibangunnya. Akibat musibah itu, kini dia bersama istri dan anaknya terpaksa harus mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.

Enggak nyangka kalau ini bakalan longsor karena kan temboknya tebal banget. Tingginya lebih dari rumah saya, terus menimpa bagian belakang rumah saya sampai 75 persen habis. Jadi, tinggal kamar depan yang masih ada, itu pun atasnya sudah hancur. Benar-benar enggak nyangkalah,” ceritanya.  

Pantauan Republika di tempat kejadian perkara (TKP) pada Ahad (13/6) siang, tiga perumahan yang terimbas bencana longsor turap masih digenangi banjir. Selain Kompleks Nerada, dua kompleks lainnya yang terkena imbas adalah Kompleks Pondok Payung Mas, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, Tangsel, serta Asrama Polisi Udara, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Tangsel.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh BBWS Ciliwung Cisadane (bbwsciliwungcisadane)

Kasie Tanggap Bencana BPBD Kota Tangsel Ade Wahyudi menjelaskan, saat ini tim penanganan bencana tengah mengebut upaya pengangkatan material dari sungai yang ditimpa tanah longsoran.

Dia menyebut, pengangkatan material tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat karena volumenya yang cukup padat. Material itu diketahui memiliki tinggi sekitar 5-6 meter dan sepanjang 4 meter.

“Sebanyak 4 eskavator dan 4 dump truck serta ratusan personel dikerahkan dalam proses pengangkatan material. Setelah semua material berhasil diangkat, banjir kemungkinan besar akan segera surut. Kita menargetkan pengangkatan material akan selesai dalam beberapa hari ke depan,” kata Ade.

Sementara itu, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memastikan penanganan terhadap bencana longsor yang menyebabkan banjir di wilayah tersebut akan dioptimalkan. Dia menyebut, pihaknya telah bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) untuk mencari solusi dari musibah tersebut.

Seusai pengangkatan material, Benyamin menyebut, pihaknya memiliki solusi jangka pendek serta jangka panjang. Solusi jangka pendeknya, kata dia, dengan cara memasang cerucuk bambu pada bibir tebing yang longsor agar tanah yang dikhawatirkan tergerus tidak mengalami longsor. Cerucuk bambu tersebut, lanjutnya, akan ditahan lagi dengan bronjong batu kali.

“Sementara jangka panjangnya kami akan usulkan ke BBWS Ciliwung Cisadane supaya dipasang bored pile. Kita harapkan lebih kuat karena itu akan menyentuh tanah terkeras di dalamnya supaya enggak tergerus air terus. Itu kan bentuk kalinya menikung, ada kelokan-kelokan jadi debit air berbeda dengan yang lurus,” kata Benyamin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat