President Joe Biden berbicara soal program vaksinasi di Gedung Putih, Washington, DC, Rabu (2/5/2021) waktu setempat. | AP/Evan Vucci

Internasional

AS Siap Berbagi 25 Juta Dosis Vaksin  

Selama berbulan-bulan, AS fokus pada upaya memvaksinasi warganya.

WASHINGTON – Gedung Putih memaparkan rencana Amerika Serikat (AS) untuk berbagi 25 juta vaksin Covid-19 dengan dunia. Asia Tenggara juga akan mendapatkan bagian melalui skema COVAX.

“Kami berbagi vaksin ini bukan untuk mendapatkan imbalan atau hal lain,” kata Presiden AS Joe Biden, Kamis. “Kami berbagi vaksin ini untuk menyelamatkan nyawa dan untuk memimpin dunia dalam berupaya mengakhir pandemik, dengan kekuatan kami melalui contoh dan teladan nilai,” katanya menambahkan.

Pengiriman pertama langsung dilakukan Kamis (3/6) waktu AS. Cara ini memudahkan akses negara lain untuk mendapatkan vaksin yang diproduksi AS. Vaksin tersebut adalah produksi Pfizer Inc/BioNTech SE, Moderna, dan Johnson & Johnson.

Dari 25 juta dosis vaksin, 19 juta dosis akan disalurkan melalui COVAX. COVAX adalah fasilitas global pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang membantu pemerataan vaksin Covid-19 ke seluruh dunia terutama negara berkembang.

Dari 19 juta dosis, COVAX akan menyalurkan enam juta dosis untuk Amerika Latin dan Karibia. Sedangkan tujuh juta dosis akan dikirim ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Sekitar lima juta vaksin akan dikirim ke Afrika Selatan.

Di luar skema COVAX, yaitu sisa vaksin sebanyak enam juta dosis, akan langsung dikirimkan AS ke sejumlah negara. Negara yang akan menerima kiriman ini antara lain Kanada, Meksiko, India, dan Korea Selatan.

Pengiriman itu merupakan tahap pertama dari 80 juta vaksin yang dijanjikan Biden. Vaksin itu adalah kelebihan pasokan di AS.

Rencana AS ini digulirkan di tengah kekhawatiran global ada ketimpangan pasokan vaksin Covid-19 di dunia. Ketimpangan itu terlihat nyata antara negara maju dan negara berkembang.  

Meski disalurkan melalui COVAX, namun AS tetap memiliki hak menunjuk negara mana yang akan menerima vaksin ini. Keputusan menyumbangkan vaksin ini, kata penasihat keamanan nasional, Jake Sullivan, berdasarkan sejumlah faktor, “Yang meliputi upaya pemerataan global, upaya menanggapi krisis, dan membantu sebanyak mungkin negara.”

Sullivan menambahkan, AS memang akan mengutamakan negara tetangganya, termasuk Kanada, dan sejumlah negara di Amerika Tengah dan Amerika Latin.  

Selama berbulan-bulan, AS fokus pada upaya memvaksinasi warganya. Saat berita ini ditulis, data John Hopkins University menunjukkan, ada lebih dari 172  juta kasus global. AS menghadapi kasus terbanyak yaitu lebih dari 33 juta kasus dan lebih dari 596 ribu kematian.

Lembaga internasional termasuk PBB dan Bank Dunia menghargai langkah AS. “Ini awal yang baik, dan saya berharap akan lebih banyak lagi dosis yang bisa dijangkau,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass.

Sedangkan bagi Asia Tenggara, ini akan menjadi langkah awal “yang secara simbolis amat penting”. Namun, Ketua Dewan Bisnis AS-ASEAN Alex Feldman mengatakan, pengiriman bantuan vaksin dari AS ini “Ibarat setetes air di ember.”

Feldman membandingkan antara jumlah sumbangan dan kebutuhan sesungguhnya di lapangan. Ketua kelompok lobi tersebut menyebutkan bahwa saat ini Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand sedang menghadapi tantangan serius dalam menghadapi Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat