Pembangkit daya nuklir Bushehr di bagian selatan kota Bushehr, Iran. | AP Photo/Mehr News Agency, Majid Asgaripour

Internasional

Masa Pengawasan Nuklir Iran Selesai

IAEA masih mengupayakan agar pengawasan nuklir Iran diperpanjang sebulan ke depan.

TEHERAN – Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak bisa lagi mengawasi aktivitas Iran dalam hal pengembangan nuklir. Hal tersebut disebabkan telah berakhirnya kesepatan antara IAEA dengan Iran terkait pengawasan nuklir.

Dikutip dari Reuters, Ahad (23/5), IAEA dan Iran memiliki kesepakatan pengawasan selama tiga bulan. "Berdasarkan batas waktu tiga bulan yang telah berakhir, sudah pasti IAEA tidak akan memiliki hak untuk mengakses gambar mulai 22 Mei," kata ketua parlemen Iran, Mohammad Bagher Qalibaf.

Sebelumnya, di bawah protokol dengan Iran, IAEA dapat mengumpulkan dan menganalisis ratusan ribu gambar yang diambil setiap hari oleh kamera pengintai canggihnya. Selain itu, IAEA juga diperbolehkan menempatkan dua ribu segel antirusak pada bahan dan peralatan nuklir ketika mengawasi Iran.

IAEA membuat kesepakatan tiga bulan dengan Iran untuk menahan gambar pengawasan tersebut. Jika tidak ada kesepakatan baru yang dicapai, Iran akan dapat menghapus berbagai data yang tersedia.

photo
Seorang ulaman mendaftarkan namanya sebagai kandidat pemilihan presiden Iran pada Selasa (11/5/2021). Persoalan perjanjian nukir dengan negara-negara barat akan jadi salah satu isu kunci pada pemilihan yang akan digelar Juni tersebut itu. - (AP/Vahid Salemi)

Menurut Qalibaf, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, merupakan pemegang keputusan akhir tentang semua masalah negara. “Dan ia pun mendukung keputusan tersebut," ujarnya.

Terkait berakhirnya kesepakatan tiga bulan dengan Iran, IAEA belum memberikan keterangan. Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, dijadwalkan baru akan menggelar jumpa pers pada Ahad sore, waktu Swiss. Grossi diketahui sedang berada dalam pembicaraan dengan Iran terkait wacana perpanjangan inspeksi IAEA.

"IAEA dan Iran saat ini sedang dalam konsultasi. Dirjen akan memberikan informasi terbaru kepada Dewan Gubernur (IAEA) dalam beberapa hari mendatang," tutur IAEA dalam pernyataannya.

Namun, TV Pemerintah Iran mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, mengungkapkan, perjanjian antara IAEA dan Teheran dapat diperpanjang "secara bersyarat" selama sebulan.

photo
Penyelenggara pemilu memeriksa naka kandidat pemilihan presiden Iran pada Selasa (11/5/2021). Persoalan perjanjian nukir dengan negara-negara Barat akan jadi salah satu isu kunci pada pemilihan yang akan digelar Juni. - (AP/Vahid Salemi)

"Jika diperpanjang selama sebulan dan jika selama periode ini persyaratan dari Iran diterima, maka data akan diserahkan ke agensi. Jika tidak, gambar akan dihapus selamanya," TV mengutip salah seorang anggota Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Iran dan beberapa negara besar telah mengadakan beberapa kali negosiasi sejak April di Wina, Austria. Pertemuan membahas langkah-langkah yang harus diambil Teheran dan Washington, termasuk mengenai sanksi dan kegiatan nuklir, dan membawa Iran kembali ke kepatuhan penuh dengan pakta nuklir.

Iran mulai secara bertahap melanggar ketentuan pakta 2015, setelah mantan Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi. Pada Rabu (19/5), Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, Teheran akan melanjutkan pembicaraan di Wina "sampai mencapai kesepakatan akhir".

Dia juga mengulangi pernyataannya awal pekan ini bahwa "Washington telah setuju untuk mencabut sanksi" terhadap Iran.

Namun, pihak lain dalam pembicaraan mengungkapkan sedikit hal berbeda. Di antaranya, adalah masih adanya beberapa masalah utama yang memerlukan diskusi lebih lanjut untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.

Untuk menekan pemerintahan Presiden Joe Biden agar kembali ke pakta nuklir dan mencabut sanksi, tahun lalu, parlemen Iran mengesahkan undang-undang untuk mengakhiri kewajibannya kepada IAEA agar mengizinkan inspeksi mendadak

JCPOA atau yang dikenal secara umum sebagai Kesepakatan Nuklir 2015, adalah perjanjian antara Iran dengan Cina, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Jerman, juga Uni Eropa.

Berdasarkan perjanjian ini, Iran menyatakan kesediaannya untuk memusnahkan cadangan uranium yang diperkaya dengan tingkat sedang dan mengurangi 98 persen cadangan uranium yang diperkaya dengan tingkat rendah, selama 13 tahun. Sebagai gantinya, sejumlah sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Teheran akan dilonggarkan atau dicabut. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat