Masjid Syekh Zayed | Youtube

Arsitektur

Masjid Syekh Zayed, Kemegahan di Jantung Abu Dhabi

Pembangunan masjid Syekh Zayed menjadi bagian dari mimpi sang pendiri UEA.

Bangunan cerah dan megah di jantung kota Abu Dhabi itu bukan hanya menjadi simbol keagungan, tapi juga keyakinan. Tempat sujud antara jembatan Musaffah dan Maqta tersebut dibangun berdasarkan arahan pendiri Uni Emirat Arab Syekh Zayed bin Sultan an-Nahyan, didirikan sebagai simbol kesalehan dalam beramal jariah. 

Tak puas rasanya kalau hanya membangun negara, Zayed kemudian menginisiasi pembangunan masjid yang menjadi kebanggaan dunia. Masyarakat dari berbagai negara pasti mengakui keindahan masjid Zayed yang bercahaya pada malam hari. Sungguh membuat siapa pun yang melihatnya akan penuh dengan ketakjuban.

Pembangunan masjid ini menjadi bagian dari mimpi sang pendiri UEA. Selain mendambakan negara yang berkembang, dari tradisional menjadi maju modern, dia juga menginginkan tempat sujud umat Islam yang juga menjadi pusat kajian Islam.

Sebagai tanda penghormatan, masjid ini dinamai sesuai dengan tokoh besar dibalik ide pembangunannya, yaitu Syekh Zayed. Tempat peristirahatan terakhirnya terletak di samping masjid yang menjadi impiannya itu.

Timur Tengah memang memiliki banyak masjid megah baik yang dibangun pada zaman dahulu atau pun baru-baru ini. Masjid agung di Abu Dhabi ini termasuk yang berusia muda, berdiri dengan megah sehingga menggambarkan keagungan Ilahi. Siapa pun yang masuk kedalamnya akan mengetahui masjid itu bukan hanya berupa kemegahan, tapi juga wujud kesyukuran karena Sang Pencipta telah menganugerahkan kehidupan penuh makna.  

Dibangun pada 1996, masjid ini merupakan mahakarya yang melibatkan 3.500 pekerja, 38 perusahaan konstruksi. Waktu 12 tahun difokuskan untuk menyelesaikan pendirian rumah Allah yang kaya akan nilai seni ini. Uang sebanyak 2,5 miliar dirham UAE dihabiskan untuk proyek raksasa tersebut.

Pada Desember 2007, masjid ini resmi dibuka untuk publik. Ketika itu shalat jamaah pertama kali di dalamnya dimulai. Kegiatan itu dihadiri presiden UAE Syekh Khalifah bin Zayed an-Nahyan. Para jamaah bermunajat agar rumah Allah tersebut menjadi tempat kebaikan dan selalu dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat.

Masjid Agung Syekh Zayed merupakan bangunan besar yang terbuat dari marmer putih. Rumah lampu besar menghiasa ruang shalat utama yang dilapisi emas 24 karat dan karpet rajutan tangan terbesar di dunia.

Desain masjid ini terinspirasi dari arsitektur Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Mooris (Maroko). Bangunan itu menjadi mahakarya yang diakui pakar arsitektur. Sejumlah 82 kubah bergaya Maroko menunjukkan keindahan di bawah langit biru. Kubah utamanya merupakan yang terbesar. Semuanya dihias dengan batu pualam putih.

Selain itu, terdapat empat bangunan menara setinggi hampir 107 meter di empat penjuru masjid. Secara keseluruhan, luas masjid itu mencapai 22.412 meter persegi. Sebanyak 40.960 orang dapat ditampung masjid tersebut.

Lebih dari seribu pilar di area luar berlapis 20 ribu lembaran pualam dan batu alam polesan menunjukkan kemegahannya. Di ruang utama terdapat 96 pilar bundar berukuran besar yang semuanya dilapisi dengan aksesoris menarik perhatian.

Rancangan impresif menghias sisi dalam masjid dengan menggunakan material pualam Italia. Terdapat juga rancangan ukiran floral di ruang sholat utama serta dinding sisi luar yang dihias dengan mozaik kaca emas.

Di sekitar masjid terdapat rangkaian kolam luas yang dibangun menggunakan bahan keramik gelap. Yang menakjubkan, pada malam hari, kolam-kolam ini memantulkan bentuk arkade masjid, memberikan pemandangan spektakuler di bawah siraman cahaya lampu lampu masjid.

Jonathon Speirs dan Major merancang tata cahaya untuk memantulkan fase-fase bulan. Pemandangan awan abu-abu kebiruan diproyeksikan ke dinding luar masjid dan menghasilkan pemandangan yang berbeda setiap hari.

Masjid ini juga dilengkapi dengan koleksi buku penuh ilmu yang tersusun rapih di ruang perpustakaan di sisi utara menara masjid. Buku-buku tersebut padat dengan khazanah keislaman klasik yang menjadi rujukan umat Islam dari masa ke masa.

Tak hanya itu, ada juga buku-buku tentang sains, sejarah, kaligrafi, budaya, dan banyak lagi. perpustakaan juga menyimpan produk budaya seperti koin-koin Islam dan buku buku kuno terbitan 200 tahun lalu. Tersedia juga buku-buku dalam berbagai bahasa, seperti Arab, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Korea.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat