Asap membumbung dari lokasi pemboman yang dilakukan militer Israel di Kota Gaza, Rabu (12/5). | EPA/MOHAMMED SABER

Kabar Utama

Takbir Bersahutan dengan Bom Israel

Militer Israel terus meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza di hari Idul Fitri.

GAZA -- Militer Israel terus meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza di hari perayaan Idul Fitri. Dua warga Gaza dilaporkan gugur akibat serangan Israel pada hari suci umat Islam tersebut.

Maan News melaporkan, serangan udara terus-menerus dilakukan militer Israel pada Rabu (13/5) hingga Kamis (13/5) pagi. Suara takbir yang dilantunkan dari masjid-masjid menyambut jamaah shalat Idul Fitri bersahutan dengan suara ledakan dan raungan pesawat Israel yang mencari target baru untuk dibom.

Beberapa warga Jalur Gaza dilaporkan masih tetap menghadiri shalat Idul Fitri di tengah ancaman bom tersebut. Mereka mengabaikan imbauan dari Kementerian Waqaf Palestina agar melakukan ibadah di rumah saja mengingat berbahayanya situasi di Gaza.

Hingga Kamis pagi, jumlah warga Palestina yang gugur telah mencapai 69 orang sementar 370 warga terluka. Di antara yang gugur, tak sedikit perempuan dan anak-anak.

salah satu lokasi pemboman pada hari raya adalah kantor pusat bank syariah dan kantor pusat Keamanan Nasional di  Khan Yunis. Sedangkan pada pagi hari, bom-bom dijatuhkan di gedung Al-Walid di kompleks Al-Rimal di pusat Kota Gaza. 

Menurut Maan news, pesawat-pesawat penjajah Israel menembakkan misil peringatan peringatan sebelum menjatuhkan bom-bom yang menghancurkan gedung. meski begitu, pada hari Idul Fitri kemarin, dua warga yang merupakan pasangan suami istri berusia 60 tahun gugur akibat pengeboman di Pemukiman Sheikh Zayed di bagian utara Jalur Gaza.

Anadolu Agency, mengutip sumber anonim diplomat Palestina menyatakan, Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland telah menyerahkan proposal gencatan senjata kepada Israel dan Hamas. Namun demikian berdasarkan sumber dari Palestina, Israel menolak proposal tersebut. Hamas dalam usulan tersebut, diklaim juga tidak menanggapi proposalnya. Hal itu, mengingat adanya penolakan dari Israel.

Juru Bicara militer Israel, Jonathan Conricus mengatakan, serangan ke Gaza akan berlanjut sementara Israel menyiapkan sejumlah skenario. Salah satu skenario tersebut adalah serangan darat. "Kami memiliki unit darat pada berbagai tingkatan yang telah bersiap untuk melakukans erangan darat," ujarnya dikutip Times of Israel,  Kamis (13/5). 

Sedangkan sayap militer kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam, mengancam menyerang Tel Aviv jika Israel menargetkan menara dan bangunan sipil di Gaza. "Jika musuh (Israel) tetap bertahan dan membom menara sipil, maka Tel Aviv pada waktu yang sama akan mendapat serangan rudal yang lebih parah daripada yang terjadi di Ashkelon," kata juru bicara kelompok itu Abu Ubaida dikutip dari Yenisafak.

Diketahui, ancaman itu muncul setelah tentara Israel dikabarkan meminta penduduk di pemukiman Hanadi di Kota Gaza barat untuk mengosongkan diri. Tuntutan itu, merupakan persiapan untuk menyerang dan menghancurkan bangunan-bangunan tersebut.

Selain serangan di Jalur Gaza, pemukim Yahudi juga dilaporkan melakukan serangan terhadap warga Arab di Wadi Hilweh, Kota Silwa, Yerusalem, pada hari Idul Fitri. Aparat kepolisian juga dilaporkan melakukan penggerebekan di rumah-rumah warga Palestina di Israel.

Presiden Mahmoud Abbas mengatakan bahwa pemerintah Palestina sedang bergerak di semua tingkatan untuk melakukan segalanya untuk membela rakyat. Hal ini untuk menghentikan penjajahan yang merusak tempat-tempat suci dan mencaplok sisa wilayah Palestina.

Dilansir dari Wafa, Rabu (12/5), pernyataan Abbas ini dikatakan di awal pertemuan para pemimpin yang diadakan di markas besar kepresidenan di Ramallah. Mereka membahas dampak dari agresi Israel di Yerusalem dan di Gaza.

Menurutnya, agresi yang berkelanjutan terhadap rakyat Palestina di mana-mana, termasuk di Jalur Gaza, telah melampaui batas. Israel disebut telah menabrak semua batasan semua norma dan perjanjian internasional, yang menempatkan pemerintahannya di depan pilihan yang sangat sulit yakni untuk mempertahankan tempat-tempat suci, hak dan rakyat Palestina.

"Yerusalem adalah garis merah. Itu adalah hati dan jiwa Palestina dan ibu kota abadi. Tidak akan ada perdamaian, keamanan, atau stabilitas sampai dibebaskan," kata Presiden Abbas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat