Kondisi permukiman warga di Kapuk Muara, Jakarta Utara, Rabu (12/5/2021) akibat kebakaran yang terjadi beberapa hari lalu. | Flori Sidebang/Republika

Jakarta

Lebaran Sunyi Penyintas Kebakaran Kapuk Muara

Sebanyak 2.500 jiwa terdampak kebakaran di Kapuk Muara.

OLEH FLORI ANASTASIA SIDEBANG

Tenda-tenda masih berdiri di lokasi kebakaran Kapuk Muara, Jakarta Utara, Rabu (12/5). Permukiman penduduk yang cukup padat ini habis dilalap si jago merah pada Sabtu (8/5) malam lalu. 

Para warga yang terdiri dari bapak-bapak dan pemuda setempat tampak saling bahu-membahu membersihkan sisa-sisa puing rumah yang hancur akibat kebakaran tersebut. Sementara itu, para ibu mengantre untuk mengambil sembako dan bantuan yang diberikan oleh sejumlah pihak. 

Riska, salah satu warga yang turut kehilangan rumah serta harta bendanya akibat kebakaran tersebut. Ibu empat anak ini bercerita, saat itu api mulai terlihat dari lantai dua sebuah bangunan yang ada di seberang rumahnya sekitar pukul 23.30 WIB. 

Ia mengatakan, warga dan petugas pemadam kebakaran setempat pun segera berusaha memadamkan api. Bukannya padam, api justru semakin membesar dan menjalar ke rumah-rumah lain yang letaknya hampir berdempetan dengan sumber api tersebut. 

photo
Kondisi warga yang mengungsi di Kapuk Muara, Jakarta Utara, Selasa (11/5/2021) akibat kebakaran yang terjadi beberapa hari lalu. - (Febryan A/Republika)

"Disemprot air bukannya mati tuh api, malah makin gede. Pas itu ada angin, apinya sudah menjalar," kata Riska kepada Republika saat ditemui di lokasi.

Riska yang saat kejadian hendak tidur segera membangunkan anak-anaknya untuk menyelamatkan diri. Ia pun tidak sempat membawa harta benda apapun, kecuali dompet miliknya. Bahkan dia menyebut, satu unit sepeda motor miliknya ikut hangus terbakar lantaran tak cukup waktu untuk menyelamatkannya. 

"Enggak sempat bawa apa-apa, cuma baju yang di badan saja," ungkap dia. 

Akibat insiden itu, Riska dan keluarganya terpaksa mengungsi di tenda darurat yang didirikan di sebuah lapangan parkir tak jauh dari lokasi kebakaran. Untuk makan memenuhi kebutuhan berbuka puasa dan sahur, ia dan keluarganya mengandalkan sumbangan dari berbagai pihak. 

 
Besok Lebaran, sedih. Enggak ada persiapan apa-apa sama sekali. Kita cuma mondar-mandir kayak gini saja, nyari sisa-sisa kebakaran yang bisa diselamatkan
 
 

Dia juga mengaku tidak sempat melakukan persiapan apapun untuk menyambut Lebaran. Perempuan berusia 48 tahun itu mengungkapkan, tahun ini merupakan Lebaran paling berat yang harus ia lalui. Selain rumahnya habis terbakar, dia pun tidak bisa merayakan hari kemenangan bersama keluarga besarnya di Jawa Timur lantaran pemerintah melarang mudik akibat pandemi Covid-19.

"Besok Lebaran, sedih. Enggak ada persiapan apa-apa sama sekali. Kita cuma mondar-mandir kayak gini saja, nyari sisa-sisa kebakaran yang bisa diselamatkan," ucap Riska sembari mengusap air matanya. 

Hal senada juga disampaikan oleh Ayu Sela (32 tahun). Ia menuturkan, tidak ada kemeriahan maupun kesibukan yang dia lakukan untuk menyambut Lebaran. Padahal, setiap tahunnya Ayu mengaku, sehari jelang Idul Fitri ia sudah mulai sibuk membuat ketupat dan opor untuk suami dan dua anaknya.

"Pastinya sedih ya, mana mau Lebaran gini. Akhirnya saya enggak ada persiapan apa-apa. Rumah sudah habis terbakar, uang juga enggak punya," ujar Ayu. 

photo
Kondisi permukiman warga di Kapuk Muara, Jakarta Utara, Rabu (12/5/2021) akibat kebakaran yang terjadi beberapa hari lalu. - (Flori Sidebang/Republika)

Adapun kebakaran itu terjadi di RT 11 dan 12, RW 04, Kapuk Muara, Jakarta Utara. Sebanyak 375 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 1.449 jiwa terpaksa mengungsi karena api menghanguskan rumah milik mereka. 

Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, ada tiga bangunan mushala yang ikut terbakar. Dua diantaranya ludes dilalap si jago merah. Sedangkan satu mushala masih berdiri dan hanya mengalami kerusakan pada bagian atap.

Mushala itulah yang digunakan sebagai tempat untuk menampung berbagai bantuan. Mulai dari baju, sembako, air mineral, mie instan dan sebagainya yang akan dibagikan kepada para warga terdampak kebakaran. 

Kebakaran yang menghanguskan 65 rumah itu diduga karena arus pendek listrik. "Rumah yang terbakar 65 rumah. Dugaan penyebab korsleting listrik," kata Humas Gulkarmat DKI Jakarta Mulat Wijayanto dalam keterangannya, Ahad. 

photo
Warga mencari barang yang bisa diselamatkan dari kebakaran di Kapuk Muara, Jakarta Utara, Selasa (11/5/2021). - (Febryan A/Republika)

Mulat menjelaskan, total luas area yang terbakar seluas 600 meter persegi. Sebanyak 2.500 jiwa yang tinggal di sana terdampak. "Korban jiwa nihil dalam kejadian ini," kata dia. 

Kebakaran besar itu dilaporkan masyarakat setempat ke petugas pemadam pada Sabtu (8/5) pukul 23.31 WIB. Dalam video yang diterima Republika, tampak kobaran api dan asap hitam membumbung tinggi di lokasi kejadian kendati sedang turun hujan. 

Adapun petugas pemadam mulai tiba dan beroperasi memadamkan api pada Sabtu pukul 23.40 WIB. Sebanyak 18 unit mobil pemadam dan 85 personel dikerahkan. Api berhasil dipadamkan pada Ahad pukul 01.09 WIB. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat