Asap membumbung dari lokasi yang dibom Israel di bagian selatan Jalur gaza, Selasa (11/5). | EPA-EFE/MOHAMMED SABER

Tajuk

Harapan pada Idul Fitri

Idul Fitri kali ini, seperti juga tahun lalu, kita rayakan dalam kondisi keprihatinan.

Sidang Isbat yang diselenggarakan Kementrian Agama memutuskan Idul Fitri 1442 Hijriyah  jatuh pada Kamis 13 Mei 2001.  Alhamdulillah, tahun ini umat Islam Indonesia bisa merayakan Idul Fitri secara bersamaan.

Idul Fitri kali ini, seperti juga tahun lalu, kita rayakan dalam kondisi keprihatinan. Pandemi Covid-19 yang belum kunjung berakhir memaksa kita untuk merayarakan lebaran dengan serba keterbatasan. Pemerintah dari jauh hari sudah memutuskan untuk melarang warga melakukan mudik.

Kebijakan tersebut diambil untuk mengadang laju Covid-19 yang masih saja mengancam. Pengalaman sebelumnya, libur panjang  selalu saja memicu terjadinya peningkatan angka positif Covid-19 dan kematian.

Kita tentu berharap perayaan Idul Fitri ini tidak berbuntut dengan naiknya kasus Covid-19. Karena itu kita berharap kewaspadaan terhadap bahaya Covid-19 tetap dijalankan. Kita berharap masyarakat mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Jangan mudik, kecuali memang benar-benar terpaksa.

 

 
Kita tentu berharap perayaan Idul Fitri ini tidak berbuntut dengan naiknya kasus Covid-19. 
 
 

Silaturahmi temu muka bisa digantikan dengan pertemuan daring. Memang suasananya  memang akan jauh berbeda, tapi itu lebih baik daripada kita membahayakan sanak saudara atau sebaliknya.

Kendati mudik lokal di sejumlah lokasi dibolehkan, kita berharap masyarakat menjalankannya dengan bijaksana. Penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumuman adalah hak yang wajib dilakukan.

Kita juga berharap masyarakat yang mengunjungi tempat-tempat wisata  saat lebaran nanti tetap waspada. Percuma saja tidak mudik dengan alasan menjaga agar tak tertular Covid-19 tapi justeru berkerumun di tempat-tempat wisata.

Kita tentu ingin ini adalah Idul Fitri terakhir kita dalam kungkungan Covid-19. Kita berharap tahun depan bisa menjalani lebaran dengan lebih normal. Bisa mudik dengan bebas, bisa bersilaturahmi dengan keluarga di kampung tanpa khawatir tertular Covid-19.

 
Keterbatasan yang kita hadapi masih berlum seberapa dibadingkan dengan saudara-saudara kita di belahan bumi sana. 
 
 

Keterbatasan yang kita hadapi masih berlum seberapa dibadingkan dengan saudara-saudara kita di belahan bumi sana. Menjelang Idul Fitri ini,  di tengah umat Islam sedang menjalani ibadah Ramadhan, saudara-saudara kita di Palestina mengalami kekerasan oleh penjajah Israel.

Mereka diserang, dibunuh, dan dilecehkan. Masjid al-Aqsha yang merupakan tempat suci umat Islam diserang, Kota Gaza dibombardir.

Kita mengutuk keras tindakan keji Israel. Ramadhan yang seharusnya damai, justeru dikotori dengan tindakan biadab tak berperi kemanusiaan. Suasana gembira Idul Fitri yang sudah di depan mata berupa menjadi nestapa.

Kita menyeru agar negara-negara di dunia mengambil sikap atas tindakan pengecut Israel. Penjajahan tak layak mendapat tempat. Kekerasan yang dilakukan zionis Israel tak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.

Esok Muslim di dunia akan merayakan Idul Fitri. Momen hari kemenangan semoga menjadi kemenangan kita dalam menghadapi Covid-19.  Juga menjadi kemenangan saudara-saudara kita di Palestina dalam melawan kebiadaban Israel.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat