Bagi Humairoh Anahdi, menjadi Muslimah bukanlah penghalang baginya untuk menjadi pekerja kemanusiaan. | DOK Pribadi

Uswah

Humairoh Anahdi Terinspirasi Surah Al-Maun

Bagi Humairoh Anahdi, menjadi Muslimah bukanlah penghalang baginya untuk menjadi pekerja kemanusiaan.

 

Bagi Humairoh Anahdi, menjadi Muslimah bukanlah penghalang baginya untuk menjadi pekerja kemanusiaan. Dia merasa jika perkara berbagi kebaikan kepada orang lain tak pernah terbatasi dengan gender.

Muslimah yang akrab disapa Yoyoh ini memutar memorinya ketika pertama kali bergelut dalam dunia filantropi. Pada awal 2000 silam, Yoyoh bergabung dengan Laznas Dompet Dhuafa yang saat itu baru berdiri.

Berlatar belakang seorang perawat, Yoyoh memantapkan diri untuk terjun sebagai relawan.“Saya ingat, tahun 2000 itu saya diturunkan ke bencana banjir dan longsor di Lebak. Saya kan perawat, di sana lah pengalaman pertama saya sebagai seorang relawan,” kata Yoyoh saat dihubungi Republika, Selasa (27/4).

Dari pengalaman tersebut, Yoyoh menyaksikan langsung bagaimana kapasitas dirinya sebagai perawat saat itu sangat dibutuhkan oleh para korban. Tak hanya itu, hal yang berkesan dari pengalaman itu adalah ketika korban dapat tersenyum di saat musibah memang tengah menimpa. “Kalau orang yang kita bantu itu mereka tersenyum, itu ada perasaan gimana gitu ya di hati saya,” kata dia.

Perjalanan dunia filantropi Islam di Indonesia boleh dibilang sangat dekat dengan Yoyoh. Muslimah ini menjabarkan bagaimana dunia filantropi itu awalnya dekat dengan program-program yang sifatnya charity. Seiring berjalannya waktu, lembaga-lembaga filantropi mulai mengembangkan pemberdayaan manusia untuk tujuan-tujuan yang sifatnya jangka panjang.

 
Kalau orang yang kita bantu itu mereka tersenyum, itu ada perasaan gimana gitu ya di hati saya
 
 

Yoyoh menyebut, melalui filantropi, dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) dapat terbukti mengangkat derajat dan martabat manusia, baik muzakki maupun mustahiknya. Dana ziswaf yang powerful, kata dia, mampu menjadi pergerakan maksimal yang memberikan kesetaraan dan keadilan di bidang ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, hingga kemanusiaan.

“Dengan ziswaf, kita bisa buat masyarakat bisa menjadi manusia seutuhnya. Dari mustahik menjadi muzakki, bahkan menjadi seseorang yang berkapasitas yang bisa memberikan banyak impact, seperti membuka lapangan kerja,” kata dia.

Kesibukan Yoyoh pun kian menjadi saat menjabat Strategic Transformation Manager Laznas BSM Umat. Terlebih, sebagaimana lembaga filantropi lainnya, Laznas BSM Umat juga menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk menaikkan penghimpunan dana ziswaf.

Selain Laznas BSM Umat, Yoyoh pun ikut mendirikan Berkah Aset Wakaf (BAW) bersama beberapa tokoh senior dunia filantropi seperti Erie Sudewo, Jamil Azzaini, Arifin Purwakananta hingga Bobby Herwibowo. Sebuah lembaga yang didirikan untuk pengelolaan aset mangkrak menjadi produktif. 

Muslimah dan Surah Al-Maun

Sedari kecil, Yoyoh memang telah terbiasa melihat kultur tolong-menolong dalam keluarga dan lingkungannya. Ayah Yoyoh merupakan petugas masjid yang aktif mengurusi ziswaf masyarakat setempat. Memori itu membuat alam bawah sadar Yoyoh tergerak untuk ikut berkontribusi terhadap dunia filantropi.

Yoyoh meresapi bagaimana perintah menuai kebaikan dalam Surah Al-Maun bukan hanya diperintahkan terbatas untuk laki-laki saja. Perempuan juga memiliki hak untuk ambil peran. Bahkan dalam dunia filantropi, Yoyoh menjelaskan, peran perempuan nyaris lebih terlihat sebab perempuan memiliki kepekaan, empati, dan sensitivitas yang lebih dalam dibandingkan laki-laki.

Apalagi dia menekankan, dunia filantropi adalah ruang kerja kemanusiaan yang membutuhkan kepekaan dan empati yang dalam. Untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh orang yang sedang membutuhkan, merancang strategi, hingga perlakuan aksi keseluruhannya membutuhkan sensitivitas yang tinggi.

“Jadi saya berpikir, berbuat baik itu bukan hanya perintah yang berlaku untuk laki-laki saja, tapi juga untuk perempuan. Berbuat baik itu lintas-gender. Kemanusiaan itu memanggil siapapun untuknya ikut serta. Saya terinspirasi betul dari Surah Al-Maun,” kata dia.

Profil

Nama lengkap: Humairoh Anahdi

Tempat, tanggal, lahir: Tangerang, 16 Mei 1983

Riwayat pendidikan: S1 Kesehatan Masyarakat

Riwayat aktivitas/organisasi: pernah di Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Tangerang, Founder Relawan Sehat dan Refarma, PR TB Aisyiyah, Strategic Transformation Manager Laznas BSMU, Founder Berkah Aset Wakaf

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat