Warga bersantai menikmati suasana sore hari sambil menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) di Pelabuhan Rambang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (15/4/2021). Pelabuhan yang menyuguhkan pemandangan wisata susur Sungai Kahayan, terbenamnya matahari | ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Cahaya Ramadhan

Capaian Gemilang Saat Berpuasa Ramadhan

Bukan lemas, puasa justru membangkitkan semangat untuk berbuat kebaikan.

OLEH MUHYIDDIN 

Puasa (shaum) di bulan Ramadhan merupakan ujian untuk mengetahui sejauh mana etos kerja seseorang. Jika etos kerjanya meningkat selama Ramadhan, hal itu menunjukkan bahwa keimanannya kepada Allah SWT telah teruji dan bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik.

Ibadah puasa diperintahkan kepada orang-orang beriman agar bertakwa kepada Allah SWT. "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’’ (QS al-Baqarah ayat 183).

Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zein bin Umar bin Smith, menjelaskan, di dalam ayat tersebut Allah mewajibkan puasa kepada orang-orang beriman. Allah kemudian menjelaskan lebih perinci tentang orang-orang yang beriman tersebut dalam surah al-Anfal ayat 2. 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.’’

Habib Zein mengatakan, kalau kriteria orang beriman tersebut sudah terpenuhi, maka kewajiban berpuasa akan mudah dikerjakan dan etos kerja pun akan meningkat. ‘’Karena meyakini betul apa yang diwajibkan Allah," ujar Habib Zein kepada Republika, belum lama berselang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Puasa Ramadhan diwajibkan pada Sya’ban tahun kedua Hijriyah. Menurut Habib Zein, saat itu Rasulullah SAW sedang mengatur ketatanegaraan. Melalui ibadah puasa ini, Rasulullah pun akhirnya mampu mengelola negara dengan baik. Sebab, puasa mengajarkan kedisiplinan dan semangat. 

"Jadi, kalau sekarang ada yang bilang bahwa orang puasa itu lemas, itu kebalik. Harusnya justru mempunyai semangat yang lebih tinggi, karena ada motivasi,’’ katanya. 

Dalam hadis, Rasulullah SAW juga bersabda: “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya.” (HR Muslim).

Menurut Habib Zein, jika seorang Muslim memiliki salah satu dari kegembiraan itu saja, ia akan terus semangat dalam menjalani aktivitasnya di bulan suci Ramadhan. "Kalau tidak semangat, lemas, berarti ada sesuatu yang salah dengan puasanya dia, imannya dia, dan tawakkalnya dia," jelas Habib Zein.

Kehadiran bulan suci Ramadhan harus dijadikan sebagai momentum untuk terus menempa dan meningkatkan kualitas diri, baik dalam hal ibadah maupun etos kerja. Namun, yang kerap terlihat, penurunan etos kerja selalu menjadi sebuah pemandangan dan keseharian pada bulan Ramadhan. 

Padahal, dalam sejarahnya pencapaian umat Islam justru banyak diraih di bulan Ramadhan. Salah satu contohnya adalah perang Badar. Saat itu, menurut Habib Zein, jumlah umat Islam yang hanya tiga ratus orang berperang melawan hampir seribu orang kafir Quraisy. Saat itu umat Islam sedang berpuasa. 

Kendati demikian, menurut Habib Zein, puasa tak menyurutkan semangat umat Islam, sehingga berhasil memenangkan perang Badar dengan gemilang. "Kenapa menang? Karena etos kerja dan semangat perangnya untuk melindungi dan membela agamanya itu sangat tinggi dan itu pada saat bulan Ramadhan," ujar dia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Hal senada juga disampaikan ulama muda Indonesia lulusan Universitas al-Azhar Mesir, Ustaz Fahmi Salim. Menurut dia, umat Islam bisa membuat pencapaian penting di bulan Ramadhan karena ibadah puasa bisa meningkatkan etos kerja. 

Menurut dia, bulan Ramadhan bagi bangsa Indonesia juga memiliki makna yang istimewa. Karena, menurut dia, kemerdekaan Indonesia terjadi persis ketika para pendiri bangsa ini sedang berpuasa.

Maka, menurut dia, ibadah puasa tidak hanya meningkatkan ghirah umat Islam dalam beribadah dan meningkatkan diri kepada Allah, tapi juga meningkatkan etos kerja untuk melahirkan kesalehan sosial.

"Jadi, bulan Ramadhan itu jangan dijadikan alasan untuk santai-santai atau mengurangi produktivitas," jelas Ustaz Fahmi Salim. 

Rasulullah SAW mengajarkan, ibadah puasa itu bukan untuk membuat umat Islam bermalas-malasan. Sebaliknya, puasa itu untuk meningkatkan imunitas tubuh dan meningkatkan semangat dalam bekerja.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.