Seorang warga menggunakan gawai melihat katalog para pedagang Pasar Wadai Ramadhan yang di pasarkan melalui media sosial di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (15/4/2021). Pemerintah Kota Banjarmasin membuka layanan pasar wadai Ramadhan secara online | ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

Cahaya Ramadhan

Etika Bermedia Sosial di Bulan Suci

Media sosial bisa jadi instrumen untuk mengarusutamakan nilai-nilai kebaikan.

OLEH MUHYIDDIN 

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Perbuatan positif apa pun yang dilakukan pada bulan suci ini akan mendapatkah pahala berlimpah. Hal ini tidak hanya berlaku di dunia nyata, tapi juga di media sosial.

Jika umat Islam menyebarkan hal positif di bulan Ramadhan, pahalanya juga akan berlimpah. Namun, sayangnya tidak semua orang memanfaatkan media sosial secara positif. Ada juga yang menggunakannya untuk hal-hal negatif. Karena itu, pada bulan Ramadhan ini umat Islam perlu mengedepankan etika dalam bermedia sosial.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh menjelaskan, untuk menggunakan media sosial dengan baik pada bulan Ramadhan, umat Islam bisa mengacu kepada Fatwa MUI tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial yang diterbitkan pada 5 April 2017.

“Saya kira itu bisa menjadi salah satu referensi dan panduan kita  dalam menggunakan media sosial di bulan Ramadhan,” ujar Kiai Niam kepada Republika, belum lama ini.

Selain dikenal sebagai syahrul ibadah, menurut dia, c Menurut dia, pada bulan suci ini etos keagamaan masyarakat juga meningkat sehingga harus diimbangi dengan literasi keagamaan.

“Nah, media sosial bisa dijadikan salah satu instrumen untuk mengarusutamakan nilai-nilai kebaikan itu di tengah masyarakat,” ujar pengasuh Pondok Pesantren al-Nahdlah ini.

Dia pun mencontohkan bagaimana memanfaatkan media sosial secara positif pada bulan Ramadhan. Misalnya, media sosial digunakan untuk memudahkan umat Islam bersedekah, khususnya melalui berbagai platform digital. Apalagi, menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia berada dalam kondisi pandemi Covid-19.

Namun, Kiai Niam juga mengakui bahwa semua orang saat ini bisa menulis apa pun di media sosial, baik untuk kepentingan kebaikan maupun untuk menyebarkan keburukan dan kemaksiatan. Karena itu, masyarakat yang bermuamalah di media sosial harus diberikan arahan, khususnya pada bulan Ramadhan.

“Kita harus memastikan media sosial ini berkembang dan diarahkan untuk kepentingan pelipatgandaan manfaat dan kemaslahatan,” katanya.

Masyarakat yang tengah bertransformasi ke media digital memang tidak bisa dihindari. Namun, menurut dia, masyarakat bisa didorong untuk memanfaatkan media sosial demi kemaslahatan publik, seperti mengisi konten yang bersifat positif, konten kebaikan, serta membuat videografis yang memberikan tuntunan keagaman.

Pada bulan Ramadhan ini masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk mencegah dan melaporkan konten-konten yang tidak sejalan dengan spirit keagamaan dan kemaslahatan publik.

“Di situlah kita penting untuk puasa juga, puasa untuk tidak menyebarkan hoaks, puasa untuk tidak ghibah melalui media sosial, puasa untuk tidak menyampaikan ujaran kebencian, dan lain sebagainya,” ujar kiai muda NU ini.

 
Puasa untuk tidak menyebarkan hoaks, puasa untuk tidak ghibah melalui media sosial, puasa untuk tidak menyampaikan ujaran kebencian.
 
 

Media sosial sebagai platfrom harus diutamakan sebagai sarana dakwah di bulan Ramadhan. Melalui media sosial, menurut dia, umat Islam juga bisa mengikuti pengajian, tadarus, dan berbagai kegiatan ibadah lainnya. 

Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz Muhammad Ziyad menjelaskan, bulan Ramadhan tahun ini sangat elok jika jutaan pengguna media sosial di Indonesia menyerukan kebaikan.

Dia menjelaskan, salah satu fungsi utama puasa di bulan Ramadhan adalah untuk pengendalian diri. Karena itu, menurut dia, umat Islam yang bermualamah di media sosial juga harus bisa mengendalikan diri dengan baik dan menjadikan media sosial sebagai wahana untuk meningkatkan zikrullah, zikir kepada Allah.

 
Makna zikir kepada Allah melalui medsos, ya kita hanya menebarkan konten-konten yang baik dan menjauhkan konten yang bersifat kebencian
 
 

“Makna zikir kepada Allah melalui medsos, ya kita hanya menebarkan konten-konten yang baik dan menjauhkan konten yang bersifat kebencian,” ujarnya.

Selain itu, dia melanjutkan, umat Islam yang bermedia sosial di bulan Ramadhan juga harus menebarkan konten-konten yang meningkatkan ketakwaan dan kebajikan diri serta konten-konten yang bisa membangun kesalehan individual dan sosial.

Agar lebih bijak dalam bermedia sosial pada bulan Ramadhan, menurut dia, umat Islam juga perlu saling memberikan pemahaman, khususnya tentang keutamaan Ramadhan. Karena, menurut dia, salah satu keutamaan Ramadhan itu adalah mengatakan hal-hal bermanfaat.

“Maka, jika bermedsos itu tidak mendatangkan manfaat untuk dirinya, jempol kita itu harus bisa dikendalikan. Jadi, harus disaring sebelum sharing.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.