Seorang anak membaca Alquran di Masjid Baiturrohmah, Padasuka, Kota Cimahi, Selasa (27/4). Masjid yang dibangun oleh ulama besar yang juga pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, KH Usman Dhomiri pada tahun 1938 tersebut merupakan masjid tertua di Kota Ci | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Cahaya Ramadhan

Menyongsong Generasi Alquran

Ajarkan Alquran sejak dini kepada anak-anak.

OLEH IMAS DAMAYANTI 

Alquran sebagai kitab suci umat Islam merupakan pedoman yang bukan hanya harus dibaca dan dipahami, melainkan juga sebisa mungkin diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedemikian esensialnya Alquran sebagai pedoman hidup, membangun generasi Qurani pun menjadi penting untuk menyongsong hari-hari yang lebih baik pada masa depan.

Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mahbub Maafi menjelaskan, umat Islam sudah sepatutnya kembali merenungkan makna Ramadhan untuk menumbuhkan kembali semangat Alquran. Membangun generasi Qurani pun dinilai perlu diciptakan dengan kesadaran yang matang.

“Akhlak Nabi Muhammad adalah akhlak Alquran. Itulah yang perlu kita contoh. Maka, semangat kita harus semangat Alquran, tumbuhkan lagi semangat itu,” ujar Kiai Mahbub kepada Republika, belum lama ini.

Menurut dia, membangun generasi Qurani harus digelorakan dengan meresapi semangat yang dihadirkan Alquran. Yaitu, semangat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik di seluruh aspek. Nabi Muhammad SAW pada masanya telah memberi contoh dan melakukan transformasi peradaban menuju generasi Qurani.

“Nabi melakukan islah (perbaikan) terhadap komunitas masyarakat pada masa itu. Kelasnya bukan lokal Arab saja, melainkan juga untuk dunia. Ajaran Islam melalui Alquran itu universal, ditawarkan kepada seluruh umat manusia,” kata dia.

 
Ajaran Islam melalui Alquran itu universal, ditawarkan kepada seluruh umat manusia.
 
 

Pada masa pra-Islam, banyak masyarakat yang menyembah berhala dan melakukan tindakan-tindakan jahiliyah. Nah, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh yang berbeda. Teladan tersebut, Kiai Mahbub melanjutkan, seiring sejalan dengan wahyu-wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW.

Menjadi seorang Muslim dengan mengenali, memahami, meresapi, dan mengaplikasikan Alquran haruslah dimulai guna menyongsong perubahan ke arah yang lebih maju. Mulai dari skala yang paling kecil seperti diri sendiri, keluarga, hingga yang lingkupnya lebih besar.

“Minimal, kita ubah niat, kata, dan perilaku kita ke arah yang lebih baik. Kemudian pelan-pelan, kita aplikasikan apa yang ada di dalam Alquran sebagai pedoman hidup kita,” kata dia.

Karena itu, ia berharap, Ramadhan kali ini harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap Muslim untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Ia yakin, dengan berpuasa pada bulan Ramadhan, setiap Muslim mampu mengendalikan dirinya agar tidak terperosok kepada hal-hal yang dilarang Allah.

“Sebaliknya, dengan berpuasa, diharapkan setiap Muslim disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar dia.

Sementara, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab menjelaskan, untuk menyongsong terciptanya generasi Qurani, setidaknya terdapat langkah-langkah yang perlu diisi secara bersama-sama. Mulai dari dukungan di lingkup formal maupun informal dalam kancah sosial.

Menurut dia, keluarga, lingkungan, dan sekolah memiliki peran penting dalam membangun generasi Qurani. Pengenalan dan pengajaran terhadap Alquran bisa dilakukan di lingkup keluarga, sekolah, hingga masjid. Ajarkan Alquran sejak dini kepada anak-anak.

“Dan yang terpenting, mengajarkan Alquran itu harus dipenuhi dengan kasih sayang, tidak boleh ada kekerasan,” kata dia.

 
Dan yang terpenting, mengajarkan Alquran itu harus dipenuhi dengan kasih sayang, tidak boleh ada kekerasan.
 
 

Tak cukup dengan dukungan keterbukaan untuk mengakses pengajaran Alquran, menurut dia, metode mengajar Alquran pun harus dilakukan dengan cara-cara yang kreatif dan unik. Tujuannya, agar peserta didik tak jenuh dalam menerima pelajaran Alquran.

Upaya nyata untuk melahirkan generasi Qurani, salah satunya telah dilakukan oleh Halimatus Sa’diyah, seorang Muslimah asal Kabupaten Jayawijaya, Papua. Bermodalnya semangat dan tekad kuat, Muslimah yang akrab disapa Mina ini berjibaku mengajarkan Alquran di wilayah ujung timur Indonesia itu.

Perjuangan mulia itu ia lakukan sepulang menamatkan pendidikan pesantrennya di Jawa pada 2010. Kala itu, ia terpanggil untuk mengajarkan Alquran di kampung halamannya di Kabupaten Jayawijaya.

Medan yang terjal tak menjadi aral baginya untuk mengajarkan Alquran dari satu masjid ke masjid lainnya. Untuk mencapai masjid-masjid itu, ia harus menempuh perjalanan dari kampung ke kampung.

“Kalau longsor tiba, nyawa menjadi taruhannya. Namun, saya bismillah, saya terjang longsor agar bisa mengajar. Sejauh ini alhamdulillah, saya selalu selamat dan dijaga Allah,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.