Jamaah sedang menunaikan ibadah umrah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, beberapa waktu lalu. | AP

Laporan Utama

Rindu Baitullah

Masih banyak jamaah Tanah Air yang rindu menunaikan umrah di Tanah Suci.

 

OLEH IMAS DAMAYANTI

Baitullah punya tempat tersendiri di benak Ismail Imaddudin. Anggota komunitas umrah backpacker ini kerap menjelajah ke Tanah Suci saat Ramadhan tiba.

Pandemi membuat Ismail dua tahun ini tidak menginjakkan kaki ke dua masjid suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Ismail mengenang momentum umrah Ramadhan saat masa normal lewat jalan backpacker demi mendapat harga ekonomis.

“Salah satu yang seru itu, cari tiket murah dan atur itenerary-nya, ya. Itu kan perjuangan banget, lelah lah istilahnya. Tapi, begitu sampai Ka’bah, lalu tawaf, itu masya Allah, indah banget. Syahdu aja rasanya ibadah langsung di Masjid al-Haram,” kata Ismail kepada Republika, Rabu (21/4). 

Untuk saat ini, Ismail dan komunitasnya tidak bisa merencanakan umrah mandiri karena jamaah Indonesia belum mendapat izin dari Pemerintah Saudi. Pun saat keran umrah sempat dibuka pada akhir 2020 lalu.

Banyaknya biaya tambahan akibat sejumlah aturan dari Saudi seperti kenaikan pajak dan meroketnya biaya akomodasi membuat dia mengurungkan sementara niatnya untuk ibadah umrah mandiri. 

Selain Ismail, masih banyak jamaah Tanah Air yang rindu menunaikan umrah di Tanah Suci. Jamaah Indonesia bahkan menjadi penyumbang jamaah umrah terbesar di Saudi. Data Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan ada 974.650 jamaah umrah yang terbang ke Saudi pada 2018-2019. 

Tingginya minat masyarakat Indonesia pergi umrah saat Ramadhan memang tak terlepas dari berbagai keutamaan ibadah di Tanah Haram. Ketua Umum Ikatan Dai Seluruh Indonesia KH Ahmad Satori mengatakan, umrah saat Ramadhan memang memiliki ganjaran yang luar biasa di sisi Allah SWT. Meski pahalanya tidak disamakan dengan ibadah haji, ibadah umrah pada bulan Ramadhan setara atau sejajar pahalanya dengan pahala haji bersama Rasul. 

“Maka banyak sekali yang beribadah umrah di bulan Ramadhan. Sebelum pandemi, Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi dipenuhi para jamaah umrah jika Ramadhan tiba,” kata KH Ahmad Satori.

Dia menjelaskan, Ramadhan tercatat sebagai momentum begitu istimewa dalam Islam. Menurut dia, meski saat ini jamaah umrah asal Indonesia tidak bisa berangkat ke Tanah Suci, tetapi bukan berarti tak ada umat Islam Indonesia yang bisa memperoleh akses beribadah umrah di sana mengingat banyaknya ekspatriat asal Indonesia bekerja di Saudi. 

Untuk itu, dia menekankan kepada seluruh jamaah umrah, baik itu yang berwarga negara Indonesia ataupun bukan, untuk senantiasa berdoa. Bagi dia, amanah para jamaah umrah Ramadhan kali ini sangatlah berat. Selain harus mendoakan dirinya sendiri dan keluarga, dia pun harus mendoakan kebaikan bagi segenap kaum Muslimin dan masyarakat dunia agar terbebas dari pandemi Covid-19.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by NRA Group Official (nragroupofficial)

Menurut dia, doa-doa yang dihaturkan umat Islam selama melaksanakan ibadah umrah Ramadhan sangatlah berarti untuk dapat mengakhiri pandemi Covid-19. Menurut Kiai Satori, upaya bebas dari Covid-19 tidak bisa dijalankan hanya dengan bantuan teknologi. 

Dia pun menambahkan, beribadah umrah pada masa pandemi bukan berarti acuh terhadap ketentuan protokol kesehatan (prokes). Menurut Kiai Satori, menjaga prokes yang baik saat melaksanakan umrah Ramadhan di kala pandemi dapat dikategorikan menjaga sunah Rasulullah. Dengan mematuhi protokol, jamaah memenuhi unsur menjaga kelangsungan dan kesehatan bagi diri sendiri dan orang lain.

 
Fokuskan ibadah umrahnya, sunahnya, tapi jangan langgar aturan prokesnya
 
 

Ustaz Das’ad Latif menilai, umrah di saat Ramadhan memang istimewa bagi umat Islam. Namun, hadirnya pandemi membuat aktivitas ibadah tersebut tidak dapat sepenuhnya kembali normal selayaknya dulu. Untuk itu, dia mengajak umat Islam yang tengah melakukan ibadah umrah agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan dan menjalankan sejumlah ibadah dengan ketentuan standar keamanan yang diterapkan Pemerintah Saudi.

Bagi Ustaz Das’ad Latif, sunah-sunah ibadah umrah di bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan meningkatkan intensitas ibadah yang mendalam kepada Allah SWT. Contohnya, ujar dia, menjalankan shalat Tarawih, berzikir, hingga membaca Alquran semaksimal mungkin tanpa melanggar aturan maupun ketentuan prokes. “Fokuskan ibadah umrahnya, sunahnya, tapi jangan langgar aturan prokesnya,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat