
Cahaya Ramadhan
Antara Label Halal dan Kosher
Konsep halal dan kosher memiliki kemiripan.
PROF KH NASARUDDIN UMAR; Imam Besar Masjid Istiqlal
Gaung produk halal makin nyaring dibunyikan di bumi Indonesia. Sesungguhnya gaung ini mestinya bukan baru sekarang, kalau perlu sejak awal berdirinya republik ini. Bukankah negara paling besar populasi penduduk Muslimnya di dunia ialah Indonesia?
Produk ekonomi halal justru sedang diseriusi oleh sejumlah negara lain, seperti Thailand dan Jepang untuk di Asia dan Inggris dan Jerman untuk Eropa. Halal adalah label agama Islam untuk segala produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan barang gunaan yang layak dikonsumsi bagi umat Islam. Kabalikannya ialah haram, yaitu segala produk yang tidak layak dikonsumsi oleh umat Islam, seperti makanan yang mengandung bahan haram dan terlarang lainnya, seperti mengandung unsur babi, najis, bangkai, menjijikkan, alkohol, barang memabukkan, dan lain-lain yang ditetapkan ketidakbolehannya oleh syara.
Sementara, kosher (bahasa Hebrew) yang artinya hampir sama dalam Islam, yaitu label halal atau makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan lain-lain untuk dikonsumsi, sesuai dengan ajaran agama Yahudi. Kelihatannya memiliki persamaan dengan konsep halal dalam Islam, tapi tidak sepenuhnya identik. Ada sejumlah bahan yang halal bagi Islam, tetapi tidak kosher bagi ajaran agama Yahudi. Sebaliknya, ada yang kosher dalam agama Yahudi, tetapi tidak halal dalam Islam.
Babi dan bangkai sama-sama diharamkan oleh kedua agama yang mempunyai nenek moyang sama (Nabi Ibrahim) ini. Mengenai minuman beralkohol, seperti wine, wiski, dan beberapa jenis minuman keras lainnya, Islam dengan tegas mengharamkannya. Sedangkan, dalam agama Yahudi, minuman keras dengan berbagai jenisnya tetap dibenarkan. Yang terlarang ialah mengendarai mobil ketika baru saja mengonsumsi miniman keras. Itu pun sebetulnya yang menjadi fokus orientasi ialah akibat dari minum alkohol itu.
Di AS dan Eropa walaupun populasi penduduk kedua penganut agama ini berimbang, proaktifnya institusi kosher dalam melindungi warganya agar tidak terjerumus ke dalam makanan dan barang haram (tidak kosher) lainnya jauh lebih aktif. Sehingga kaum Yahudi di manapun berada selalu diingatkan makna kosher ini.
Di minimarket atau supermarket, brosur, selebaran, spanduk termasuk tentunya label kosher (K) sudah lama menghiasi papan-papan pengumuman di depan mal, minimarket, supermarket, sampai di grosir-grosir di luar kota, mereka sudah sangat disiplin mengontrol. Sedangkan, asosiasi pengusaha produk halal bagi warga Muslim di AS dan Eropa relatif usianya masih amat muda, meskipun sudah lama umat Islam mendiami kedua kawasan ini.
Meskipun usianya masih muda, pertumbuhan bisnis produk halal di kedua negeri ini semakin pesat, bahkan volumenya jauh lebih besar dibanding dengan produk kosher. Di beberapa tempat, pengurus jaminan produk halal dan pengurus jaminan produk kosher sudah ada yang mulai bersinergi untuk mendeteksi sejumlah produk yang diduga mengandung unsur babi. Mudah-mudahan ke depan, produk kosher bisa menyelaraskan diri dengan kriteria jaminan produk halal agar kedua umat ini terpelihara dari produk haram.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mutiara Ramadhan
Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896
HIKMAH RAMADHAN

Memahami Makna Ramadhan
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.