Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Cahaya Ramadhan

Yang Paling Nabi Muhammad SAW Khawatirkan

Nabi Muhammad SAW khawatir umatnya menjauh dari Alquran.

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATHPakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, dan CEO Fath Institute

Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengeluh karena hilangnya ayah dan perginya seorang ibu. Nabi Muhammad SAW sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. 

Nabi Muhammad SAW pernah sedih ketika paman dan istrinya, Khadijah, meninggal dunia sebab keduanya pendukung dakwahnya yang sangat beriwbawa. Tahun itu disebut dengan amul huzn (tahun kesedihan). Sekalipun penyiksaan orang-orang kafir Makkah terhadap para sahabat sangat kejam, Nabi Muhammad SAW masih sempat memberikan harapan dan optimisme. 

Suatu kali, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada keluarga Yasir yang mengalami penyiksaan sangat pedih, shabran aala yasir fainna mauidukumul jannah (Sabarlah wahai keluarga Yasir, sungguh tempatmu kelak di surga). 

Salah satu sahabat yang sangat terkenal dalam keluarga ini adalah Ammar bin Yasir. Bayangkan betapa perihnya penyiksaan itu, ketika sang ibu dibantai sampai mati.

Ammar juga mengalami kepedihan itu sampai mengucapkan 'kalimat kafir' (keluar dari Islam). Tetapi Allah SWT yang Mahatahu menurunkan klarifkasi bahwa Ammar masih beriman sekalipun mengatakan kekafiran secara lisan.

 
Salah satu sahabat yang sangat terkenal dalam keluarga ini adalah Ammar bin Yasir.
 
 

Ammar melakukan hal tersebut karena dipaksa dengan sadis. Allah SWT menurunkan ayat illa man ukriha wa qalbuhu mthmainnun bil iman (kecuali karena dipaksa sedang hatinya masih tenang beriman) (QS An-Nahl: 106). 

Dalam perang Badar Nabi Muhammad SAW pernah berdoa memohon pertolongan tetapi tidak sampai mengeluh. Saking kuatnya doa Nabi Muhammad SAW sampai mengatakan, "Ya Rab, intahlik hazihil ishabah lan tu’bad fil ardh (jika pasukan ini semuanya mati terbunuh maka tidak akan ada yang menyembah-Mu di muka bumi). 

Memang ketika itu hanya sejumlah pasukan badar yang merupakan umat Islam di muka bumi. Wajar jika Nabi Muhammad SAW berdoa demikian. Hanya satu yang sangat Nabi Muhammad SAW keluhkan yaitu, "Mengapa masih ada umatnya yang meniggalkan Alquran".

Dalam surah al-Furqan 30, Allah SWT merekam: Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

 
Nabi Muhammad SAW khawatir umatnya menjauh dari Alquran.
 
 

Nabi Muhammad SAW khawatir umatnya menjauh dari Alquran. Syiekh al-Sa’di mengatakan mahjura artinya berpaling dan meninggalkannya. Padahal seharusnya orang yang beriman patuh kepada tuntunan Alquran, termasuk berpaling dari Alquran adalah tidak membacanya, tidak mengikuti panduannya, dan tidak mengindahkan ajarannya. 

Bagaimana caranya supaya kita tidak tergolong mereka yang disebut mahjura? Pertama, lakukan selalu membaca Alquran, siang maupun malam, lelah atau segar, sibuk atau lengang. Ingat pahala membaca Alquran adalah perhuruf. Disebutkan bahwa total huruf dalam Alquran 1.027.000 huruf. Betapa besar pahala bagi yang membacanya. 

Kedua, pahami isi Alquran sebab dari paham akan lahir sikap yang benar. Ketiga, amalkan apa yang telah dipandukan karena Alquran bagai GPS, siapa yang patuh pasti sampai ke tujuan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.