Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berpose saat wawancara khusus bersama Republika di ruangannya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (28/7). Dalam wawancara tersebut membahas tentang progres renovasi Masjid Istiqlal | Republika/Thoudy Badai

Cahaya Ramadhan

Rahasia Etika Berdoa

Ada tata caranya berdoa agar dikabulkan Allah.

PROF KH NASARUDDIN UMAR, Imam Besar Masjid Istiqlal

Kita sering mencari sebab mengapa doa kita belum dikabulkan Tuhan. Padahal kita sudah merasa maksimum memohon secara khusus kepada Allah SWT agar doa kita diterima. Salah satu faktor mengapa doa kita ditolak atau ditunda pengabulannya ialah kurangnya rasa respek dan makrifah yang mendalam kepada Allah SWT.

Etika berdoa banyak dibahas di dalam kitab-kitab tasawuf, termasuk di dalam kitab Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn karya Imam al-Ghazali dan sejumlah kitab orang arif lainnya. Doa yang disampaikan dengan etika maksimum bisa dirasakan langsung komunikasi batin itu dengan Allah SWT. Keajaiban demi keajaiban bisa dirasakan oleh orang yang berdoa secara tulus.

Bagi kalangan sufi, lebih penting berdoa daripada pengabulan doa. Pengabulan doa belum tentu dirasakan manfaatnya secara fundamental, akan tetapi orang yang mampu merasakan nikmatnya   berdoa maka ia  tidak lagi menunggu  manifestasi doa, tetapi paling penting baginya ialah adanya   rasa keakraban dengan Sang Pendengar Doa.

 Seolah ia memahami maksud Tuhan seperti yang pernah disampaikan oleh Ibn Arabi bahwa boleh jadi penolakan doa-Mu berarti hikmah lebih besar dari pada ikan raksasa itu. Boleh jadi doa seseorang ditolak di langit karena Tuhan menghendaki dirinya yang ke langit untuk menyaksikan sekaligus merasakan nikmatnya pemandangan langit atau akhirat.

 Di antara etika berdoa yang sering dipraktikkan oleh Imam al-Ghazali ialah: mandi taubat atau mandi junub jika seseorang sedang janabah, yakni baru saja melakukan hubungan suami istri atau   bermimpi sedang berhubungan suami istri. Setelah itu berturut-turut membersihkan diri dengan berwudhu yang benar, menutup aurat dengan pakaian santun dan bersih, menghadapkan badan dan muka ke arah kiblat. Jika cukup waktu sebaiknya diawali dengan shalat hajat dua rakat.

Setelah itu kita mengangkat kedua tanggan hingga kelihatan ketiak seperti cara Nabi berdoa. Kita   mengawali doa dengan membaca ta’awwuz dan basmalah, dilanjutkan dengan membaca puji-pujian   (tahmid),  bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.  Kemudian dilanjutkan dengan munajat,   yang  intinya mengungkapkan kerendahan  diri dan menyatakan kepasrahan total kepada Allah SWT,   Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Pngampun.

  Dengan penuh tawadhu dan penuh pengharapan kita memulai memohon kepada Allah SWT sesuai dengan  hajat yang diinginkan. Kita mengungkapkan doa umum (generik) yang diperkenalkan Allah SWT di dalam Alquran, yakni "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS al-Baqarah [2]: 201). 

Setelah itu kembali kita  ucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu doa diakhiri dengan membaca QS al-Fatihah.

Dalam keadaan mendesak tentu saja tidak semua unsur itu harus dilakukan, yang  paling penting di dalam sebuah doa ialah kehadiran hati kita di hadapan Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Boleh jadi seseorang berdoa dengan menggunakan 14 tata cara tetapi hatinya tidak hadir berdoa maka kekuatan doanya juga tidak kuat mendaki langit.

Tanda-tanda jika Allah SWT akan mengabulkan doa seorang hamba maka Ia menurunkan kondisi   perasaan yang amat dalam dan memungkinkannya untuk lebih khusyuk dalam berdoa. Bisa saja sebuah musibah menjadi titik masuk paling baik untuk menengadahkan doa kepada Allah SWT.

Nabi sendiri pernah mengingatkan terhadap doanya orang yang teraniaya, karena sangat cepat sampai kepada Allah SWT, sebagaimana disabdakan dalam hadis: Dari Ibnu 'Abbas  berkata; Rasulullah SAW bersabda, ‘’Takutlah terhadap doanya orang yang terzalimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi) nya.’’ (HR al-Bukhari/No. 2448).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.