Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Puasa dan Pandemi

Ada hikmah besar bagi negeri ini jika bisa memanfaatkan momentum Ramadhan dan pandemi Covid-19.

Oleh RADEN RIDWAN HASAN SAPUTRA

OLEH RADEN RIDWAN HASAN SAPUTRA

Ramadhan 1442 H yang kita jalani saat ini masih seperti Ramadhan tahun lalu karena pandemi Covid-19 masih menyebar di bumi Indonesia. Jika kita sikapi masalah pandemi dilihat dari keberkahan bulan Ramadhan, maka ada dua anugerah besar yang akan didapatkan, yaitu anugerah sebagai individu dan anugerah sebagai bangsa.

Banyak pakar kesehatan yang mengatakan bahwa puasa itu akan menyehatkan badan atau terhindar dari banyak penyakit. Hal ini juga sejalan dengan Hadis Nabi SAW, dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah, maka kamu akan sehat.” (HR Ibnu Suny dan Abu Nu’aim). 

Insya Allah, orang yang berpuasa dengan benar dan menjaga protokol kesehatan, maka tubuhnya akan sehat dan tidak terjangkit penyakit Covid-19. Inilah manfaat secara individu bagi orang yang berpuasa.

Selain anugerah yang bersifat individu, ada pula anugerah besar untuk bangsa, jika umat Islam memaksimalkan bulan Ramadhan dengan baik. Apabila kita pahami tujuan melaksanakan puasa sebagaimana yang tercantum dalam Surah al-Baqarah ayat 183 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Tujuan puasa adalah untuk menjadikan manusia bertakwa. Jika umat Islam di Indonesia bisa menjadi orang bertakwa, maka Allah akan memberi jalan keluar atau solusi dari masalah bangsa yang sedang dihadapi, termasuk masalah pandemi Covid-19. Karena sesuai dengan janji Allah pada Surah ath-Thalaq ayat 2 dan 3: "... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya..."

Melihat potensi puasa Ramadhan yang luar biasa ini, maka sebaiknya pemerintah memberikan penekanan agar umat Islam di Indonesia bisa menjalankan puasa dengan baik, sehingga tercapai derajat takwa. Apalagi jika ditambah dengan anjuran melaksanakan shalat Tarawih, tadarus Alquran, iktikaf, zakat, infak, sedekah, wakaf dan ibadah lainnya. 

Penekanan tersebut bisa dalam surat resmi yang mengimbau agar umat Islam memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan dan melibatkan aparat pemerintah agar pelaksanaan imbauan tersebut berjalan efektif, sebagaimana pelarangan mudik di Ramadhan 1442 H. Jika pelarangan mudik Ramadhan berjalan efektif dan dibarengi peningkatan ketakwaan umat Islam di Indonesia, maka pemerintah bisa mengubah pola mudik masyarakat Indonesia dari menjelang Idul Fitri ke menjelang Idul Adha. 

Pelaksanaan mudik pada Idul Adha akan mendatangkan manfaat besar karena bisa mendatangkan triliunan rupiah uang dari kota mengalir ke desa-desa, sebab orang-orang bertakwa dari kota akan melakukan kurban di kampung halamannya. Mudik pada Idul Adha akan membuat pertumbuhan di desa meningkat setiap tahunnya.

Sungguh ada hikmah besar bagi negeri ini jika bisa memanfaatkan momentum Ramadhan dan pandemi Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat