Satu cara dalam menyambut Ramadhan ialah banyak-banyak bertobat. Semua amal saleh dan amal baik saat Ramadhan dilipatgandakan, demikian halnya dengan dosa. | DOK REP Thoudy Badai

Cahaya Ramadhan

Dosa Maksiat Saat Ramadhan Berlipat Ganda?

Bagaimana bila seorang hamba berbuat maksiat pada bulan Ramadhan?

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Enam bulan sebelum memasuki Ramadhan, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat sudah menanti-nanti dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Salah satu doanya, “Ya Allah, berkati kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan antarkan kami sampai bulan Ramadhan.” (HR al-Bazzar, Ibnu Sunny, al-Baihaqi, dan lainnya).

Walaupun hadis tersebut lemah menurut sebagian ulama, pemaknaannya tetap sejalan dengan kemuliaan Ramadhan. Ya, rahmat Allah SWT diturunkan bertubi-tubi selama bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah ini. Semua pahala amalan ibadah dihitung berlipat ganda pada Ramadhan, khususnya pahala bagi Muslimin yang menunaikan kewajiban berpuasa.

Imam al-Ghazali mengatakan, harga tersebut sungguh layak karena puasa memiliki kemuliaan di atas ibadah-ibadah lainnya. Ibaratnya, Baitullah di Makkah al-Mukarramah yang dimuliakan karena hubungan khususnya dengan Allah. Tempat itu lebih istimewa daripada keseluruhan bumi milik-Nya.

“Setiap perbuatan baik memperoleh pahala 10 sampai 700 kali lipat, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan menentukan pahalanya,” demikian firman Allah dalam sebuah hadis qudsi.

Namun, bagaimana bila seorang hamba berbuat maksiat pada bulan Ramadhan? Apakah dosanya juga akan dinilai berlipat ganda?

Menurut anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Nur Hayid, seorang Muslim perlu merujuk pada Alquran terkait hal ini. Lihat, misalnya, surah al-An’am ayat 160. Artinya, “Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan 10 kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).”

Atas dasar itu, secara umum seseorang yang melakukan amal baik akan mendapat pahala berlipat ganda. Adapun yang berbuat jahat tidak akan diberi balasan, melainkan seimbang dengan kejahatannya.

 
Seseorang yang melakukan amal baik akan mendapat pahala berlipat ganda. Adapun yang berbuat jahat tidak akan diberi balasan, melainkan seimbang dengan kejahatannya.
 
 

Kiai Nur Hayid mengatakan, sejumlah alim seperti Ibnu Masud dan Ibnu Abbas berpendapat, pelipatgandaan dosa mesti dilihat dari segi kualitas, bukan dari kuantitasnya. Ini berdasarkan keterangan dalam sebuah hadis, dosa kecil yang terus-menerus dikerjakan tak bisa dianggap kecil. Bahkan, dosa-dosa itu bisa menjadi dosa besar.

Sebaliknya, dosa besar tidak selamanya besar jika pelakunya sering memohon ampun kepada Allah. Bahkan, insya Allah dosa besar itu akan terhapus.

Berangkat dari pemahaman umum itu, Kiai Nur memaparkan, selama bulan Ramadhan semua amal saleh memang dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Begitu pula dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Dosanya pun akan dilipatgandakan.

“Kaitan dengan Ramadhan, karena semua amal saleh dan amal baik itu dilipatgandakan, demikian halnya dengan dosa. Dosa yang dilakukan seorang hamba Allah juga akan dilipatgandakan,” kata Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu kepada Republika, Ahad (11/4).

Demikian pendapat mayoritas ulama. Misalnya, fatwa dalam kitab Matolib Ulinuha. Dijelaskan bahwa Mustafa bin Sa'ad al-Hambali mengatakan, dosa-dosa seseorang akan dilipatgandakan pada waktu-waktu dan tempat yang mulia.

 
Ibnu Muflih juga menjelaskan, tambahan pahala sebagaimana tambahan dosa itu bergantung tempat dan waktu.
 
 

Umpamanya, shalat di Masjidil Haram, Makkah. Pahala yang akan diterimanya pun lebih banyak daripada di tempat-tempat lain. Begitu pula berbuat baik di bulan-bulan haram, termasuk Ramadhan dan hari Jumat.

“Ibnu Muflih juga menjelaskan, tambahan pahala sebagaimana tambahan dosa itu bergantung tempat dan waktu. Sebagaimana berbuat baik dilipatgandakan, maka berbuat maksiat juga akan dilipatgandakan dosanya dibanding waktu selain Ramadhan,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.