Pasukan TPNPB-OPM berpose selepas membakar pesawat milik Mission Aviation Fellowship (MAF) di Kampung Pagamba, Intan Jaya, Papua, beberapa waktu lalu. | Dok TPNPB OPM

Nasional

Penembakan Guru di Papua Dikecam

Penembakan membuat guru-guru yang bertugas di Papua menjadi tidak nyaman.

JAYAPURA -- Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua menyesalkan serta menyayangkan aksi penembakan yang menewaskan seorang guru sekolah dasar di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Kepala DPPAD Papua Christian Sohilait meminta para pengajar di daerah rawan melakukan langkah antisipasi terkait kejadian itu.

"Langkah selanjutnya adalah berkoordinasi dengan jajaran Polda Papua untuk memberikan jaminan keamanan kepada guru-guru yang hingga kini masih berada di Beoga," ujar dia, Jumat (9/4).

Christian menginstruksikan untuk mengevakuasi guru-guru yang bukan warga setempat ke Timika, Kabupaten Mimika, dan meminta agar berkumpul di satu titik yang dianggap merupakan tempat aman.

"Ini bukan kejadian pertama tenaga pendidik tewas dan kami pikir guru tidak pernah ada masalah dengan TNI, Polri maupun kelompok kriminal bersenjata manapun sehingga kami sangat mengutuk keras peristiwa ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, dengan adanya penembakan ini membuat guru-guru yang bertugas di wilayah tersebut menjadi tidak nyaman, bahkan bisa saja tenaga pendidik di daerah pedalaman lain menjadi takut akan keamanannya. "Kami berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap, mengejar, dan menangkap pelaku pembunuhan atau penembakan tersebut agar tidak meresahkan warga dan tenaga pendidik di daerah setempat," katanya lagi.

Dia juga mengimbau tenaga pendidik yang bertugas di wilayah rawan konflik agar menjaga diri masing-masing serta meminta warga setempat membantu menjaga keamanan para guru. Sebab, guru membantu anak-anak belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan sumber daya manusia Papua.

Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker alias Nau Waker yang basisnya berada di Kabupaten Intan Jaya dilaporkan melakukan penyerangan di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (8/4). Aksi tersebut menyebabkan seorang guru sekolah dasar bernama Oktovianus Rayo (42 tahun) meninggal akibat luka tembakan ketika sedang menjaga kios di rumah.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan, korban ditembak sebanyak dua kali oleh KKB yang tiba-tiba masuk ke dalam kiosnya. Tembakan yang dikeluarkan KKB dengan senjata laras pendek mengenai rusuk kanan korban dan menyebabkan luka lubang tidak tembus.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan, anggota KKB kemudian membakar gedung SD Jambul, SMP Negeri 1, SMA 1 Beoga, dan rumah guru di Distrik Beoga. "Mendapat informasi tersebut, personel gabungan Polsek dan Polres mendatangi lokasi dan melihat bangunan Gedung SD Jambul, SMPN 1 dan SMA 1 Beoga serta rumah guru telah hangus terbakar," ujar Musthofa Kamal saat dikonfirmasi, Jumat (9/4).

 
Karena terdesak, Nau Waker menuju ke Boega, dan melakukan pembakaran rumah sekolah, mengancam dan memeras masyarakat.
 
 

Aparat gabungan TNI-Polri sejauh ini terus memburu keberadaan KKB pimpinan Waker. "Kami akan berupaya semaksimal mungkin memastikan keamanan masyarakat," kata Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Alqudussy dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, di Jakarta, Jumat.

Iqbal mengatakan, dalam pengejaran itu aparat TNI-Polri yang tergabung dalam Operasi Nemangkawi berhasil menguasai wilayah yang jadi kekuasaan Waker di Tembagapura. "Karena terdesak, Nau Waker menuju ke Boega, dan melakukan pembakaran rumah sekolah, mengancam dan memeras masyarakat," ujarnya.

Menurut Iqbal, tindakan pelanggaran hukum oleh KKB mengancam keselamatan jiwa masyarakat dan juga fasilitas publik di Kabupaten Puncak, Papua. Nau Waker diketahui bawahan dari Guspi Waker. Nau Waker telah lama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polres Mimika sejak 2018 karena sederet kasus kejahatan yang dia lakukan.

Pada 2018, Nau Waker juga terlibat penembakan di Mile 69, PT Freeport Indonesia di Tembagapura, yang mengakibatkan kerusakan satu unit kendaraan WLP. 

Dilansir suarapapua.com, Brigjen Sabinus Waker lewat Komandan Operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap VIII Kemabu Intan Jaya, Gusby Waker mengakui, TPNPB Kodap VIII Kemabu Intan Jaya bertanggung jawab terhadap penembakan guru tersebut. Penembakan itu dilakukan berdasarkan laporan Papua Inteligent Services (PIS) TPNPB.

“Yang kami tembak itu intelijen TNI-Polri. Kami lakukan atas dasar laporan dari PIS terkait kerja-kerjanya yang kami terima. Maka pasukan saya tembak mati. Kami akan tembak mati orang Papua maupun non-Papua yang menjadi mata-mata TNI-Polri,” ujarnya, Jumat.

Gusby mengeklaim pihaknya sudah mengetahui kerja TNI-Polri yang selalu menggunakan masyarakat sipil maupun PNS sebagai mata-mata. “Mereka selalu dipakai untuk mata-mata dan melacak keberadaan kami. Sikap kami jelas bahwa kami akan tembak karena mereka adalah musuh kami,” katanya.

Namun, Gusby tak menyinggung tentang pembakaran sekolah yang dikabarkan media-media di Indonesia. Ia hanya menyatakan siap bertanggung jawab atas penembakan guru di Beoga.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat