Sejumlah siswa dengan menjaga jarak dan menggunakan meja bersekat mengikuti persiapan Kompetisi Sains Nasional di SMAN 81 Jakarta, Senin (5/4/2021). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di 100 sekolah mulai 7 A | Prayogi/Republika.

Kisah Dalam Negeri

Hal-Hal Kecil yang Terabaikan di Pembelajaran Tatap Muka

Masih ada pelanggaran-pelanggaran mendetail pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

OLEH BOWO PRIBADI, EKO WIDIYATNO

Sejumlah daerah memulai uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) menjelang pembukaan sekolah yang akan pemerintah lakukan pada Juli nanti. Protokol kesehatan secara umum sudah dijalankan, tetapi ternyata masih saja ada detail-detail yang terlewatkan.

Di Jawa Tengah, misalnya, Gubernur Ganjar Pranowo menemukan pelanggaran-pelanggaran kecil tersebut. Di SMAN 4 Semarang, Gubernur mendapati mendapati para guru yang berkerumun dan mengabaikan disiplin dalam menjaga jarak. 

Ganjar kemudian mengingatkan mereka untuk memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya. “Ini bagian dari kedisiplinan yang simpel, tapi ini serius dan sayangnya teman-teman (guru) tidak ada yang aware,” kata Ganjar ketika meninjau, Senin (5/4) kemarin.

Selain itu, masih ada guru yang kedapatan hanya mengenakan face shield tanpa mengenakan masker. Padahal, face shield tidak bisa melindungi sepenuhnya dari risiko tertular virus Covid-19. “Maka saya selalu tekankan hal itu kepada semua untuk menjaga kedisiplinan protokol kesehatan--mulai dari hal yang terkecil--ketika mempraktikkan di lapangan,” ujar dia.

photo
Sejumlah siswa jurusan perhotelan mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di SMK Negeri 3 Klaten, Jawa Tengah, Senin (5/4/2021). Meskipun dengan membatasi jumlah siswa per kelas 12 siswa, uji coba pembelajaran tatap muka tersebut dilakukan untuk menerapkan kebiasaan baru bagi siswa dan guru di lingkungan sekolah. - (Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO)

Ada juga temuan saat ia meninjau SMAN 1 Ungaran. Saat Gubernur melihat dan masuk ke ruang kelas, tiba-tiba ada seorang guru yang memberikan telepon genggamnya ke salah satu siswa dan minta difotokan.

Melihat hal itu, Gubernur pun segera menegur guru yang bersangkutan. Tindakan guru itu memberikan alat komunikasi miliknya kepada siswa harus dihindari untuk meminimalkan perpindahan virus melalui media benda. 

 “Hal-hal kecil ini yang kita mau lihat agar kita mendapatkan satu modelling dari PTM di tengah pandemi dengan baik. Maka, harapannya, besok bisa semakin baik lagi,” ujar Ganjar.

Sebanyak 140 sekolah di jenjang SMP, SMA, SMK, dan MA di Jawa Tengah menggelar uji coba pembelajaran tatap muka serentak mulai kemarin. Ganjar sempat merencanakan kunjungan ke sejumlah sekolah, tetapi ia membatalkannya karena kabar kunjungannya telah bocor terlebih dulu.

Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, uji coba PTM sudah dilangsungkan selama tiga pekan. Meski begitu, masih ada sejumlah kelonggaran. Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor Atis Tardiana mencontohkan, sejumlah siswa di beberapa sekolah masih ada yang pulang dan pergi menggunakan angkutan umum.

photo
Seorang murid menyetor lembar jawaban ujian semester kelas 6 ke guru di SD Negeri 3 Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (5/4/2021). - (JOJON/ANTARA FOTO)

Atis menilai hal tersebut memang sulit untuk diatur karena tidak semua orang tua mampu mengantar anak-anaknya ke sekolah. Ke depannya, hal ini akan menjadi bahan evaluasi.

"Sedikit ada kelonggaran. Murid ada yang menggunakan angkutan umum, ya, tidak bisa kita atur juga, mungkin karena orang tuanya tidak mampu mengantarkan anak sampai sekolah," katanya.

Di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, semua sekolah dasar (SD) melaksanakan ujian tatap muka untuk kelas VI yang dimulai kemarin hingga 10 April. Pelaksanaannya di sejumlah sekolah masih belum seragam. "Ada salah satu siswa di SDN Pamurus Dalam 3 yang mengikuti ujian tatap muka sendirian di luar kelas karena orang tuanya menginginkan seperti itu," ujar Kabid Bina SD Disdik Kota Banjarmasin, Nuryadi, kemarin.

Tentu, kata dia, hal demikian tidak menjadi masalah. Ada orang tua yang memang takut anaknya terpapar Covid-19 jika berkumpul di kelas bersama teman-temannya meski sudah menjaga jarak. "Di rumah pun boleh jika orang tuanya khawatir. Tidak ada paksaan," ujar Nuryadi.

Dia mengakui, mendisiplinkan siswa-siswi tingkat SD untuk memenuhi protokol kesehatan Covid-19 tidaklah mudah. Namun, menurut dia, semua guru dan orang tua siswa sudah mengupayakan sebaik mungkin. "Kita minta masyarakat juga mengawasi pelaksanaan ujian ini," papar Nuryadi. 

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Banyumas Didi Rudwianto menyatakan, pelaksanaan PTM hari pertama di sejumlah sekolah di Kabupaten Banyumas berjalan lancar. "Ada keterlambatan pelaksanaan PTM karena seluruh guru yang melaksanakan PTM wajib mengikuti tes antigen. Ini untuk menjamin agar para guru yang akan mengajar tidak sedang terpapar Covid-19," katanya.

Dia mengemukakan, seluruh guru dari sekolah yang melaksanakan PTM sebenarnya sudah mendapatkan suntikan vaksin. Namun, vaksin yang diberikan baru merupakan vaksin dosis pertama sehingga belum menjamin adanya kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19. "Untuk memastikan tidak ada guru yang terpapar, seluruh guru yang melaksanakan PTM wajib mengikuti tes antigen," ungkapnya.

Didi juga mengungkapkan, hasil tes menunjukkan tidak ada guru yang reaktif. "Karena itu, pelaksanaan PTM hari pertama di Banyumas boleh dikatakan berjalan lancar. Seluruh ketentuan mengenai protokol kesehatan juga telah disiapkan pihak sekolah," katanya saat meninjau pelaksanaan uji coba PTM di SMP Negeri 9 Purwokerto, Senin (5/4).

Dari pengamatannya, siswa kelas VII SMP Negeri 9 yang hendak mengikuti PTM harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan mencuci tangan sebelum masuk ruang kelas. Selain itu, siswa juga wajib menggunakan masker dan face shield. Bahkan, untuk datang ke sekolah, siswa juga tidak boleh menggunakan angkutan umum. Mereka harus diantar oleh orang tua atau kerabatnya.

Yang menarik, banyak siswa pada hari pertama pelaksanaan PTM ini yang kebingungan mencari ruang kelas. "Sejak diterima menjadi siswa di sekolah kami, baru kali ini mereka masuk sekolah. Karena itu, mereka agak bingung," ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Herry Nuryanto. 

Berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), hingga kemarin, persentase sekolah yang sudah melakukan tatap muka sebanyak 22 persen. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri, mengatakan, berbagai sekolah telah menunjukkan praktik baik mengenai kebijakan PTM terbatas. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat