Ilustrasi umat Islam memperbanyak ibadah pada Ramadhan. | ANTARA

Khazanah

JK: Ceramah Ramadhan Harus Variatif dan Aplikatif

Ramadhan merupakan bulan suci yang menjadi kebanggaan umat Islam di seluruh dunia.

JAKARTA — Ramadhan harus diramaikan dengan kegiatan yang inspiratif. Di antaranya adalah ceramah, hafalan Alquran, ngaji Alquran, tadarus, dan banyak lagi. Kegiatan tersebut harus dikemas dengan bagus dan menarik perhatian, sehingga memotivasi masyarakat luas untuk rajin beribadah.

Ketua Umum Dewan Masjid (DMI) Muhammad Jusuf Kalla (JK) meminta para pengurus masjid untuk membuat program, terutama terkait ceramah pada bulan Ramadhan. JK meminta agar konten ceramah yang disampaikan pada bulan Ramadhan variatif dan tidak berulang.  

"Ceramah itu bisa berisi materi akidah, ibadah, dan muamalah," kata JK saat menjadi narasumber dalam Mudzakarah Pembina Rohani Islam dan Pengelola Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN, Rabu (31/3). 

JK juga berharap, pengurus masjid memasukkan konten ceramah yang aplikatif bagi masyarakat. "Masjid yang baik, pengurusnya tahu cara membuat program atau tema ceramah. Sampaikan bagaimana cara berdagang yang baik, bertani yang baik, jual beli yang baik. Itu yang membawa kita kepada persatuan," ujar mantan wakil presiden RI ini.

Lebih lanjut, JK mengatakan, banyaknya masjid di Indonesia harus disyukuri. Salah satu caranya adalah dengan memakmurkan masjid. Menurut dia, ada tiga komponen yang harus diperhatikan dalam memakmurkan masjid, yaitu orang yang mendirikan, yang mengurus, dan jamaah.

Ketiga komponen ini, kata JK, harus diperhatikan demi mendapatkan hasil yang maksimal. Jika hanya memperhatikan salah satu aspek, hasilnya akan tidak sesuai dengan harapan.

Pada bagian lain paparannya, JK juga menegaskan, masjid tidak pernah dijadikan sebagai tempat merencanakan dan merancang aksi teror. Hal itu, menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan selama ini terhadap aksi teror di Tanah Air.

"Umumnya dirancang dan direncanakan di rumah kontrakan," ujar JK melalui siaran pers. 

Tak terkecuali pelaku bom Gereja Katedral, Makassar, dirancang di rumah kontrakan pelaku. JK menilai, tidak dijadikannya masjid sebagai tempat perencanaan dan perancangan aksi teror karena sifat masjid yang terbuka dan tidak dibatasi oleh kelompok tertentu. 

"Meskipun itu (masjid) dibangun oleh orang Muhammadiyah, orang NU boleh shalat di situ,” ujar JK.

Meski demikian, JK tetap mengingatkan pengurus masjid untuk tetap waspada dan berhati-hati jika ada perkumpulan-perkumpulan atau kegiatan di masjid yang mencurigakan. 

“Hati-hati kalau ada di masjid kelompok-kelompok terdiri dari empat-lima orang dan kemudian ada gurunya, kajian sambil berbisik-bisik. Pengurus masjid harus tegur itu, jangan sampai mereka sedang kajian radikalisme," ujar JK. 

Muzakarah yang dilaksanakan pada 30-31 Maret 2021 dibuka oleh Staf Khusus Menteri Agama, Nuruzzaman. Kegiatan ini diikuti oleh para pembina rohis dan pengurus masjid lintas kementerian/lembaga serta BUMN.

Nuruzzaman yang hadir mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Mudzakarah Pembina Rohani Islam Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN ini diharapkan dapat menjadi salah satu kegiatan untuk mewujudkan masjid yang mencerminkan Islam khas Indonesia. Yaitu, Islam yang mengayomi dan ramah kepada semua orang, tanpa sentimen golongan dan masjid yang dapat memberikan kenyamanan kepada setiap jamaah dari berbagai golongan.

Untuk mencapai hal itu, menurut dia, harus dimulai dari pola pikir para pengurus masjid untuk menciptakan iklim rumah ibadah agar lebih familier terhadap berbagai perbedaan. 

“Beberapa contoh konkretnya adalah penyelenggaraan kajian-kajian terbuka, menelaah buku-buku yang mu’tabarah, dan menjadwalkan para dai atau khatib yang memiliki pandangan Islam wasathiyah.’’

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat