Garis polisi terpasang di lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III RT 003 RW 006, Matraman, Jakarta Timur Kamis (25/3). Kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 04.50 WIB yang diduga akibat korsleting listrik. Seban | Republika/Thoudy Badai

Kisah Dalam Negeri

Menerobos Api Demi Ibu

Sebanyak 10 korban jiwa kebakaran Matraman berasal dari dua keluarga.

OLEH FEBRYAN A

Sebanyak 10 orang tewas dalam kebakaran yang menghanguskan empat rumah petak di Jalan Pisangan Baru III RT 03/ RW 06, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3) dini hari. Salah satu korban jiwa bernama Fani (20 tahun). Fani meregang nyawa saat berupaya menyelamatkan ibunya.

Fahmi (34 tahun), seorang saksi mata, menceritakan, saat kebakaran berlangsung pukul 04.10 WIB, dirinya melihat Fani berhasil keluar dari kobaran api. Fani lantas menghampiri warga yang berkumpul di depan gang masuk rumah petak itu.

"Dia berhasil keluar sampai ke sini. Dia panik sembari teriak 'tolong-tolong'," kata Fahmi kepada wartawan di gang masuk rumah petak itu, Kamis siang.

Namun, kata Fahmi, warga tak ada yang berani menolong lantaran kobaran api sudah terlalu besar. Tak lama berselang, Fani justru kembali masuk ke kobaran api. "Dia masuk lagi. Mungkin dia panik pengen nyelamatin ibunya," ujar Fahmi.

Setelah itu, Fani tak kunjung kembali. "Dia enggak pernah keluar lagi. Dia meninggal terbakar di dalam," kata Fahmi.

Nama Fani masuk dalam daftar korban tewas yang dilaporkan Suku Dinas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur. 10 korban tewas itu adalah Sri Mulyani (50 tahun), Deby (28), Ria (17), Dani (30), Nizan (1,5), Beni (42), Nova (40), Baeva (15), Fani (20), dan Ni Imam.  Semua jenazah sudah dievakuasi ke RSCM, Jakarta Pusat dan akan dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Fahmi pun mengaku sempat melihat jenazah korban atas nama Deby yang saat ditemukan saling berpelukan dengan suami dan anaknya. Menurut dia, para korban tersebut tak sempat menyelamatkan diri. Api sudah terlalu besar dan menutup akses keluar.

Sebab, rumah Deby posisinya di paling sudut. Kabur ke arah kiri ia akan berhadapan dengan jalan buntu. Sedangkan ke arah kanan ia berhadapan dengan api yang membesar.

Hal sama disampaikan saksi mata lainnya, Feri (30 tahun).  "Yang pelukan itu yang kamar rumah petak paling ujung. Dia pelukan suami istri dan anaknya. Saat jenazah ditemukan hangus terbakar, mereka bertiga dalam posisi berpelukan," kata Feri.

photo
Warga mengamati lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III RT 003 RW 006, Matraman, Jakarta Timur Kamis (25/3). - (Republika/Thoudy Badai)

Dalam musibah ini, ada lima orang yang berhasil menyelamatkan diri. Tiga penghuni yang selamat di antaranya adalah Fanny (28 tahun), suaminya, dan anak perempuannya yang berusia sembilan tahun.

Fanny mengatakan, ia dan keluarga berhasil selamat setelah menerobos kobaran api. Fanny bercerita, ia awalnya tak mengira bahwa rumah kontrakannya dilalap api. Ia memang sempat terbangun ketika mendengar teriakan minta tolong sekitar pukul 04.15 WIB. Fanny menduga itu hanya teriakan dari pertengkaran sepasang suami istri di rumah sebelahnya.

"Dia enggak minta tolong kalau ada kebakaran. Saya juga dengar ada suara orang lari-larian di dalam kamar," kata Fanny bercerita saat mengungsi di rumah ketua RW setempat, kemarin.  

Tak lama berselang, suami Fanny bernama Nanang membuka pintu kamar dan mendapati api sudah berkobar di ruang tamu. Nanang lantas berupaya memadamkan api dengan menyiramkan air. Tapi, api malah semakin membesar.

photo
Petugas melakukan olah TKP di lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III RT 003 RW 006, Matraman, Jakarta Timur Kamis (25/3). - (Republika/Thoudy Badai)

"Lalu suami saya langsung ngambil anak saya buat diselamatkan. Saya ditinggal. Jarak api sama saya berkisar tiga jengkal tangan," kata Fanny dengan air mata berlinang.

Setelah menyelamatkan sang anak, Nanang kembali lagi ke dalam rumah untuk menyelamatkan Fanny. Ketika itu api sudah sangat besar. Mereka berdua lantas menerobos kobaran api.  Saat hendak mengevakuasi Fanny, Nanang sempat terjatuh. "Saya bilang 'jangan pingsan di sini', lalu suami saya bangun dan saya didorong buat nyelamatin," kata Fanny.

Fanny dan keluarganya berhasil selamat. Fanny mendapat luka bakar di lengan kanan dan kirinya akibat tetesan api dari atap. Fanny menduga api berasal dari sepeda motor di rumah tetangganya.

Fanny kini hanya berharap bantuan datang. Sebab, tak ada satu pun barang-barangnya yang terselamatkan. "Saya juga minta seragam lah buat anak saya. Semua habis terbakar," ujarnya.

Informasi kebakaran yang menghanguskan empat rumah petak itu sampai ke pihak Pemadam Kebakaran Jakarta Timur pukul 04.50 WIB. Sebanyak 14 unit mobil pemadam langsung dikerahkan ke lokasi kejadian. Api berhasil dipadamkan pukul 05.50 WIB. Kerugian materi akibat peristiwa ini ditaksir mencapai Rp 800 juta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kebakaran tersebut merupakan musibah yang amat berat. "Kita kali ini menyaksikan ada empat petak rumah kebakaran, tapi yang meninggal 10 orang. Sebuah musibah yang luar biasa. Jumlah korban jiwanya yang terbanyak sejauh ini," kata Anies saat mengunjungi lokasi kejadian, Kamis.

Anies menyebut, petugas pemadam kebakaran sebenarnya sudah berupaya memadamkan api saat kejadian sekitar pukul 04.20 WIB. Namun, korban jiwa timbul lantaran para penghuni rumah kontrakan itu terhalang api untuk menyelamatkan diri.  "Lokasinya ada di gang sempit. Dua keluarga terkurung di dalam rumah dan ditemukan meninggal," ujar Anies.

Anies menjelaskan, api berasal dari sebuah sepeda motor yang terparkir di gang rumah tersebut. "Kali ini bukan (karena) listrik dan kompor gas. Kejadian di luar rumah ada sebuah motor yang terbakar yang kemudian menutup gang sempit," kata Anies.

Kendati demikian, Anies menyebut, penyebab pasti kebakaran akan diselidiki pihak kepolisian. "Apa penyebabnya, pihak kepolisian yang akan mencari tahu," kata dia.

Anies mengatakan, Pemprov DKI akan memberikan bantuan bagi korban selamat,  mulai dari kebutuhan pangan hingga mengurus keperluan dokumen. Korban selamat akan diberikan tempat penampungan sementara untuk 21 hari ke depan dan dipenuhi kebutuhannya. Seluruh dokumen yang dibutuhkan juga akan diganti.

photo
Petugas melakukan olah TKP di lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III RT 003 RW 006, Matraman, Jakarta Timur Kamis (25/3).  (Republika/Thoudy Badai)

Terjebak 

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, rumah petak yang masing-masing ukurannya sekitar 3X8 meter itu posisinya berdempetan. Rumah petak paling ujung dibatasi tembok. Otomatis akses keluar masuk hanya satu.

Ketika kebakaran terjadi pukul 04.20 WIB, lanjut dia, penghuni kontrakan paling ujung tak bisa kabur. "Orang yang di petakan paling ujung, kebetulan jalannya buntu, jadi tidak bisa menyelamatkan diri. Tapi yang sebelah luar bisa menyelamatkan diri," kata Anwar di lokasi.

Berdasarkan pantauan Republika, gang menuju keempat rumah itu lebarnya hanya sekitar 1,5 meter. Di sisi kiri gang ada tembok rumah yang menjulang setinggi 10 meter. Rumah petak yang terbakar berada di sisi kanan gang.  

Akses masuk ke rumah petak itu juga hanya ada satu. Sebab, gang itu buntu lantaran salah satu ujung gang terhalang sebuah tembok tinggi. Otomatis, saat kebakaran, penghuni hanya bisa kabur ke satu arah. Namun jalan satu-satunya itu tertutup api yang sudah berkobar.  

Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, 10 korban jiwa berasal dari dua keluarga. Mereka tewas karena terlambat menyelamatkan diri. "Mereka tidak keburu menyelamatkan diri. Sebab, sudah terkepung api dan beberapa masih tertidur," kata Gatot. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat